Chapter 12

194 35 0
                                    

Sudah tiga bulan sejak dekis keluar dari rumah beliard dan selama tiga bulan itu pun membuat [Name] mau tidak mau memikirkan bagaimana caranya untuk dapat keluar dari rumahnya dan menyusul dekis.

Hingga pada suatu malam [Name] memutuskan untuk pergi ke ruang kerja milik ayahnya.
Selama perjalanan menuju ruangan ayahnya mulut [Name] tak henti-hentinya merapalkan doa agar alasan untuk dirinya keluar dari rumahnya diterima oleh ayahnya.

Kini [Name] sudah sampai di depan pintu ruangan marquess horren, dengan segera [Name] mengetuk pintu tersebut dan setelah mendapat persetujuan untuk masuk [Name] dengan cepat masuk ke dalam ruangan tersebut.

"[Name] ada keperluan apa yang membuatmu sampai harus datang kesini?".

"Itu ada yang ingin aku bicarakan dengan ayah" [Name] agak gugup karena harus menghadapi final boss yang ada di rumahnya.

"Iyaa dan apa itu?".

Menarik napasnya dan kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan.

"Izinkan aku untuk keluar dari rumah ini"
Mendengar apa yang barusan dikatakan oleh putrinya tentu saja membuat marquess horren kaget.

"Maksud kamu apa [Name]?" Tanya horren tak percaya dengan apa yang barusan anaknya katakan.

"Maksudku yaa aku ingin keluar dari rumah ini dan aku harap ayah mengizinkan hal tersebut".

"Tidak ayah tidak mengizinkan mu keluar dari rumah ini".

"Lohh kok ayah nggak setuju, padahal  saat ulang tahunku yang ke 20 tahun ayah akan mengabulkan apa saja yang ingin aku lakukan"

Flashback

Lima tahun lalu tepatnya disaat [Name] merayakan ulang tahunnya ke 20 tahun.

"Selamat ulang tahun [Name]  putri kesayanganku" Horren senang karena putri satu-satunya kini sudah berusia 20 tahun.

"Terima kasih ayah".

"Di ulang tahun kali ini kau ingin kado apa?".

"Ehh kado? Aku rasa aku tidak ingin apa-apa" Kaget [Name] yang ditawari kado oleh ayahnya karena dia merasa sudah cukup mendapatkan kado dari ibunya.

"Kalau begitu bagaimana kalau permintaan".

"Permintaan?".

"Iyaa kamu bebas meminta apapun kepada ayah".

"Apapun? Ayah yakin?" Tanya [Name] menyakinkan.

"Iyaa apapun bahkan kalau kamu meminta izin untuk keluar dari rumah ini akan ayah berikan, karena kamu sudah dewasa jadi ayah yakin kamu bisa bertanggung jawab akan dirimu sendiri".

"Apa aku boleh menggunakan permintaan yang ayah berikan di suatu hari nanti? Soalnya aku belum terpikirkan untuk meminta apa ke ayah".

"Baiklah, kalau kamu sudah terpikirkan suatu hal yang kamu inginkan jangan sungkan-sungkan untuk memberi tahu ke ayah yaa".

"Baik ayah".

Flashback off

"Sudah ingat ayah?".

"Iyaa sudah".

"Jadi bagaimana apa boleh?".

"Iya akan ayah izinkan tapi kalau boleh tahu apa alasan mu ingin ke luar dari rumah ini?".

"Alasanku cukup sederhana saja aku ingin mencoba menjelajahi tempat baru yang belum pernah aku datangi".

"Aku juga ingin mengetahui keadaan masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari pusat eperanto, karena sebagai bangsawan yang baik sudah sepatutnya aku memastikan bahwa rakyat dibawah kekuasaan kerajaan eperanto mendapatkan kehidupan yang baik dan layak"

Horren yang mendengar alasan yang diberikan oleh anaknya hanya bisa menanggapinya dengan senyuman.
Dirinya tidak menyangka putrinya memiliki rasa peduli yang cukup tinggi kepada rakyat biasa.

" Baiklah kamu ayah izinkan untuk keluar dari rumah ini".

"Terima kasih ayah, kalau begitu aku izin kembali ke kamarku lagi ya ayah, maaf karena telah mengganggu pekerjaan ayah, aku permisi" [Name] menunduk ke ayahnya lantas berbalik untuk berjalan menuju pintu keluar.



1 minggu kemudian.

[Name] kini sudah berada di depan gerbang mansion milik keluarganya sambil membawa koper miliknya  untuk terakhir kalinya ia berbalik dan melihat rumah yang telah ia tinggali selama lebih dari 20 tahun itu.

"Selamat tinggal" Ucapnya sambil berjalan masuk ke dalam kereta kuda yang telah ia sewa.




To be continued.




Hai apa kabar
Dekis muncul di chapter selanjutnya.
Terima kasih.

𝙼𝙴𝚂𝙼𝙴𝚁𝙸𝚉𝙸𝙽𝙶 [ 𝙳𝚎𝚔𝚒𝚜 𝚇 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang