Chapter 4

811 144 24
                                    

✨🔮✨ Mesmerizing ✨ 🔮✨

(Name) POV
Aku selalu dibuat terpikat oleh dirinya.
Yaa siapa lagi kalau bukan dekis beliard.
Dia seseorang yang sangat baik, ramah, lemah lembut dan pintar.
Dia juga memiliki hubungan yang baik dengan adiknya medeia.

Membuat semua orang penasaran dan iri melihat interaksi mereka berdua.
Semua orang penasaran bagaimana pola asuh keluarga beliard sehingga hubungan dekis dan medeia terlihat begitu harmonis.
Aku bahkan iri dengan hubungan dekis dan medeia yang bisa dibilang akur dan damai.
Yaa intinya di mata ku sosok dekis itu amat sangat teramat sempurna.

Hingga suatu hari aku menemukan fakta yang mengejutkan tentang dekis.
Malam itu diadakan pesta di tempat bangsawan yang lainnya, tentu saja aku datang ke pesta itu dan ada dekis dan medeia disana.
Disaat aku ingin menyapa dekis dia malah  sudah pergi duluan dengan medeia.
Aku yang penasaran kemana mereka akan pergi mengikuti mereka dari belakang dengan pelan pelan.

Tujuan mereka berakhir disebuah taman yang disertai danau yang luas.
Dekis dan medeia pun duduk dirumput dengan beralaskan jubah yang dipakai dekis.
Aku pun bersembunyi dibalik pohon terdekat, namun sayangnya aku tidak dapat mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.
Hingga tiba tiba kedua bola mata ku melebar
dikarenakan dekis yang membuka jasnya dan terlihat dibagian punggung kemejanya yang penuh dengan luka dan darah.
Aku hanya bisa terdiam seribu bahasa.
Menatap nanar luka yang berada di punggung dekis.

Aku yang merasa kalau ini merupakan konflik antar keluarga yang dimiliki oleh dekis memilih untuk kembali ke aula pesta.
Namus sialnya saat aku ingin berbalik sepatu yang aku kenakan malah menginjak ranting pohon.
Sialan umpat ku.

Third POV
Medeia dan dekis yang mendengar sebuah suara yang berada dibelakang mereka lantas langsung menengok ke belakang.

"Siapa disitu? " Tanya medeia dengan suara yang lantang.

"Mampus" Gumam (name)

"Cepat keluar dari tempat persembunyian mu kalau tidak

" Kalau tidak emangnya kenapa" Bisik (name) nantangin

akan aku lempar dengan sepatu kalau yang mengikuti kita laki-laki dan kalau perempuan aku sumpahin semoga nggak berjodoh dengan kakak aku " sambung medeia tanpa beban.

Mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Medeia sontak membuat (name) keluar dari tempat persembunyiannya.

Sambil memasang tampang sinis medeia pun berucap
"Wah akhirnya muncul juga penguntit nya"

"Ehh (name) kenapa kamu disini? " Tanya dekis tidak menyangka yang mengikuti dirinya dan adiknya itu seorang (name).

"Ughh itu aku sebenarnya ingin menyapa kamu dekis tapi kamu udah duluan pergi kesini sama medeia jadinya aku ikutin dan yaa aku jujur ngeliat apa yang seharusnya nggak aku liat tapi sumpah aku nggak denger apapun yang kalian omongin tadi" Ucap (name) panjang lebar menjelaskan alasan apa yang membuat dirinya berada disini.

"Aku minta maaf sebesar-sebarnya tolong jangan penggal kepala ku"

Mendengar penjelasan panjang lebar serta permohonan maaf yang diberikan oleh (name) membuat dua saudara beliard itu terdiam sejenak lalu,

"Pfft hahahhahahah" Pecah suara tawa dari dekis dan Medeia
(Name) yang melihat kedua saudara itu tertawa hanya bisa melongo heran
Apa yang lucu pikirnya.

"Tenang lah kita tidak akan menghukum penggal kakak"Medeia sambil memegangi perutnya akibat tertawa terlalu keras.

"Benar lagipula mana mungkin aku tega melihat teman baik ku mati terpenggal"balas dekis menyetujui ucapan medeia

𝙼𝙴𝚂𝙼𝙴𝚁𝙸𝚉𝙸𝙽𝙶 [ 𝙳𝚎𝚔𝚒𝚜 𝚇 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang