Chapter 5

762 145 17
                                    

🔮✨🔮✨Mesmerizing 🔮✨🔮✨




(Name) POV

Beberapa tahun pun berlalu.
Kini aku sudah beranjak dewasa mungkin
Dan kini aku sedang berada di sebuah pesta yang diadakan oleh keluarga beliard.

Untuk merayakan kemenangan dekis Yang berhasil Meraih juara 1 di Di kejuaraan pedang
Aku pun memutuskan untuk menyapa dekis.

"Dekis"

Dekis yang merasa dipanggil pun menengok ke arah ku dan tersenyum.

"Ah (Name) kenapa?"

Sial kenapa senyumnya sangat menawan batin ku tidak kuat melihat senyuman dekis

"Selamat yaa atas juara 1 di kejuaraan pedang dekis" ucap ku sambil tersenyum

"Makasih (Name)" balasnya

Disaat aku ingin mengobrol lebih lama dengan dekis sialnya banyak orang yang datang mengerubungi dekis untuk bertanya perihal dirinya yang juara di kejuaraan pedang.

Sekarang aku hanya bisa mengamati dekis dari jauh.
Disaat aku ingin beranjak dari tempat ku berdiri secara sekelebat aku seperti menyadari sesuatu yang aneh dari sorot matanya dekis

Dapat  kulihat Dari sorot matanya sepertinya dekis tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.

Aku pun berinisiatif untuk maju mendekati dekis.
Disaat dekis sudah ada di depan ku dengan segera aku memeluk tangan dekis.

"Dekis katanya kau mau menemani ku jalan jalan ke taman keluarga beliard" ajak ku  disertai senyuman yang memikat.

Seketika orang orang yang ada disekitar hening tidak ada yang berbicara lalu kemudian.

WOAHHHH!!!

Langsung mereka heboh dengan apa yang barusan aku lakukan.
Muncul berbagai spekulasi tentang aku dan dekis yang menjalin suatu hubungan.
Aku yang menyadari mereka mulai heboh sendiri memustuskan untuk menarik dekis keluar dari kerumunan.

"Ehh kau mau mengajak ku kemana (Name)"

"Terserah ke mana aja yang penting sepi nggak banyak orang"

Selama perjalanan menuju taman mansion beliard hanya diisi dengan suara langkah kaki kami oiyaa dan jangan lupa tangan ku yang masih menggandeng tangan dekis.

"Akhirnya sampai" ucap ku lega

Iyaa kita sekarang sudah berada di taman keluarga beliard.

Aku yang menyadari rangkulan tangan ku belum lepas dari dekis segera melepaskan rangkulan tersebut.

"Ah maaf ya dekis karena telah menarik mu kesini"

"Iyaa tidak apa apa"

Hening
Aku pun memutuskan untuk segera duduk di atas rumput namun sebelum aku duduk dekis sudah terlebih dahulu mencegah ku duduk.

"Jangan langsung duduk dulu (Name)" cegah dekis

"Ehhh kenapa" balas ku bingung

Dekis pun segera melepaskan jubahnya dan menggelar jubah itu diatas rumput.

"Nahh sekarang kau boleh duduk"

"Tapi nanti jubah mu kotor dong"

"Nggak papa lebih baik jubah yang kotor ketimbang harus melihat gaun mu jadi kotor".

"Ah baiklah"

Baik sekali batin ku yang lagi dan lagi terpesona.

Third POV
(Name) pun segera duduk diatas jubah yang telah digelar oleh dekis.

Kini mereka berdua duduk bersebelahan
Tidak ada yang membuka pembicaraan
Satu kata yang mewakili saat ini.

Canggung

Mungkin karena saat ini mereka berdua sudah dewasa jadi bingung harus ngomongin apa.

"Dekis"
"(Name)"
Ucap mereka berbarengan

Membuat mereka saling melempar tatapan bingung.

"Silahkan dekis yang ngomong duluan"

"Ahh nggak (Name) duluan aja"

"Owh oke"

"Dekis bukannya kamu bilang nggak mau ikut kejuaraan pedang, lantas kenapa sekarang malah ikut udah mana jadi juara lagi"

"Aku ikut kejuaraan pedang untuk keluarga ku"

Mendengar jawaban dekis membuat  (Name) seketika terdiam.

"Sekarang giliran aku yang tanya yaa"

"Ah iya silahkan"

"Kenapa kamu menarik ku keluar dari hall pesta"

Seketika (Name) bingung harus jawab apa pengennya bohong tapi takut dosa tapi yaa kali dah jujur karena alasannya yang menurut dirinya sendiri aja nggak masuk akal dan sulit untuk diterima.

"Entahlah dari penglihatan ku aku merasa kamu tidak nyaman dikelilingi oleh orang banyak, tapi ini hanya praduga aku saja jadi jangan dianggap serius yaa dekis" jawab (Name) sambil terkekeh kecil.

Jawaban yang diberikan oleh (Name)  seketika membuat dekis termangu.

Dekis pun mengangkat tangan kanannya dan mengusap puncak kepala (Name).

"Ternyata kau sangat peka yaa"

(Name) yang kepalanya diusap oleh dekis hanya terdiam berusaha memproses apa yang saat ini sedang terjadi dan kemudian

BOOM

mendadak wajahnya memerah
(Name) pun segera menundukkan kepalanya agar wajah merahnya tidak kelihatan.

"Ehh (Name) kamu nggak apa apa kan? " tanya dekis

"Aku sehat dekis tenang aja" jawab (Name) sambil menunduk

Iyaa kamu memang 100 persen sehat tapi hati mu tentu saja tidak kan.

Gimana nggak deg-degan coba yang barusan tadi menepuk-nepuk kepalanya barusan adalah seorang laki-laki baik, lembut, pintar, sayang adik definisi laki-laki sempurna bukan?

Padahal hanya interaksi kecil tapi memberikan afeksi yang sangat besar.

Memang lemah (Name).

Padahal baru dielus aja kepalanya bagaimana kalau dekis melakukan hal yang lebih berbahaya daripada mengelus kepalanya.

Bisa-bisa (Name) langsung pingsan ditempat.

Setelah dirasa rona merah yang ada di wajahnya menghilang (Name) pun segera mengangkat wajahnya dan mengangkat suara.

"Jadi dugaan ku soal kamu tidak suka dikelilingi oleh orang banyak itu benar"

Dekis pun mengangguk

"Iyaa itu benar aku bahkan merasa lebih baik orang orang itu segera pulang"

Angin pun berhembus menerbangkan beberapa helai rambut (Name).

"Nahh kalau begitu disaat kamu merasa tidak nyaman saat dikelilingi oleh orang banyak jangan khawatir aku akan datang dan menarik mu keluar dari pesta itu" (Name) sambil tersenyum manis dan jangan lupa dengan beberapa helai rambutnya yang terbang karena angin memberikan sebuah gambaran yang sangat indah untuk dilihat.

Melihat senyuman yang diberikan (Name) membuat dekis terdiam sejenak lantas menyadari bahwa gadis yang ada di hadapannya saat ini ternyata memiliki paras yang cantik.

Cantik batin dekis terpesona

To be continue

Happy New Year🥳🥳🎉🎉🎉🎊🎊🎊

Semoga di tahun 2022 kita bisa jadi lebih baik lagi dan yang kelas 12 bisa keterima di universitas yang kalian inginkan.

Semoga kita bisa lebih bahagia lagi di tahun depan.

Terima kasih sudah membaca cerita saya sampai sejauh ini.

𝙼𝙴𝚂𝙼𝙴𝚁𝙸𝚉𝙸𝙽𝙶 [ 𝙳𝚎𝚔𝚒𝚜 𝚇 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang