Chapter 16

133 24 0
                                    

    ✨ 🔮✨🔮✨ 𝙼𝙴𝚂𝙼𝙴𝚁𝙸𝚉𝙸𝙽𝙶 ✨🔮✨🔮✨

✨✨✨✨✨
✨✨✨✨
✨✨✨
✨✨

Third POV

Tak terasa hari persidangan yang panjang ini sudah sampai ke akhirnya, dimana para terdakwa saat ini sudah berada di tempat eksekusi untuk dijatuhi hukuman pancung, atas kejahatan yang telah dilakukan oleh mereka.

Banyak sumpah serapah yang mengiringi kedatangan para terdakwa [Name] yang mendengar hal itu hanya bisa memasang ekspresi datar.

Sore hari ini [Name] akan menyaksikan kedua orang tuanya dieksekusi atas kejahatan yang telah mereka lakukan selama ini.

Dirinya kini berdiri paling depan untuk melihat dari dekat eksekusi kedua orang tuanya.

Sebelum dijatuhi hukuman pancung sang ayah sempat memohon kepada iaros namun apa yang beliau harapkan dari calon raja yang bisa dibilang gila itu.

Dengan cepat kepala ayahnya terpisah dari badannya.

"Selamat tinggal ayah" Ucap [Name].


[Name] yang sudah melihat proses hukuman pancung kedua orang tuanya memutuskan untuk berpindah ke barisan paling belakang, namun matanya menangkap eksistensi seseorang yang dia sukai yaitu dekis sang sulung yang berasal dari keluarga beliard.

[Name] segera menghampiri dekis, disaat sudah dekat dirinya menarik pelan jubah yang dipakai dekis

"Oii dekis" Ucap [Name] pelan
Yang untungnya langsung disadari oleh dekis.

"Ehh [Name]" Jawab dekis tak mengira ke

"Katanya kamu tidak akan datang kesini"

"Uhmm... Itu aku berubah pikiran [Name]"

"Ihhh padahal dari beberapa hari sebelum aku memutuskan untuk datang ke persidangan aku sudah membujuk untuk datang, tapi malah kamu tolak"

"Maafkan aku yaa [Name]"

"Yaa tidak apa-apa, kamu tidak ingin pindah ke depan agar terlihat lebih jelas?"

"Hmm tidak usah, dari tempatku saat ini terlihat sangat jelas kok"

[Name] hanya mengangguk dan memilih untuk berdiri di samping dekis. Seketika [Name] menyadari

'Dekis tinggi juga yaa, sayang banget nggak sih laki-laki tampan, baik hati, pintar, dan tinggi seperti dekis nggak jadi jodoh saya tuhan'

Jika kalian bertanya suara hati siapa barusan? Yaa benar itu adalah suara hati [Name] yang saat ini sedang menatap dekis dengan mata penuh pengharapan agar nantinya di masa depan nanti status dekis dapat berubah menjadi teman hidupnya

[Name] hanya bisa memerhatikan ekspresi dekis saat melihat tuan beliard dijatuhi hukuman penggal.

Di wajah dekis entahlah terlukiskan ekspresi yang tidak percaya bahwa tiba juga hari dimana sang ayah akan dijatuhi hukuman atas kejahatan yang telah dilakukannya, seperti itu yang terlihat di mata [Name].

Tidak lama setelah proses eksekusi duke beliard selesai kini atensi semua orang tertuju kepada medeia yang kini berdiri di tengah-tengah disertai dirinya yang melepas perhiasan-perhiasan yang menempel di bajunya.

Medeia menyampaikan bahwa dirinya akan bertanggung jawab untuk menemukan korban-korban yang hilang serta mengganti rugi atas semua yang telah dilakukan ayahnya kepada para korban biara yang dibangun oleh para bangsawan-bangsawan yang ada di eperanto.

Mendengar apa yang dikatakan medeia membuat dekis merasa kagum dengan adiknya lalu tak lama dekis maju kedepan berlutut kepada medeia.

Dekis berkata bahwa medeia tidak perlu mencari keberadaan para korban karena dekis sudah menemukan mereka dan kini para korban sudah tinggal di rumah dekis yang berada di pinggir pantai.

[Name] kini sudah berada di barisan paling depan karena dirinya ingin melihat secara langsung peristiwa langka ini dimana akhirnya beliard bersaudara bisa bertemu kembali.

"Akhirnya dekis dan medeia bisa bertemu kembali" [Name] sambil tersenyum lembut.

"Iyaa akhirnya kedua saudara itu bisa bertemu kembali" Ucap seseorang disebelah [Name].

Mendengar ada suara seseorang yang membalas perkataannya barusan membuat [Name] menoleh untuk melihat siapa orang tersebut.

"Ehhh phell" [Name] kaget dengan kehadiran phell ditambah dengan pakaian phell yang digunakannya saat ini yang bisa dibilang terlihat formal dan rapih.

"Kau.... Kenapa penampilanmu berubah begitu"

"Owhh ini aku mempunyai urusan setelah prosesi hukuman ini selesai".

"Bagaimana penampilanku saat ini?" Tanya phell dengan senyum bangga yang terpatri jelas di bibirnya.

[Name] yang paham maksud pertanyaan phell hanya dapat menatapnya datar

"Tampan, tapi masih lebih tampan dekis" Jawab [Name] sambil tersenyum meledek ke arah phell.

"Tcihh dasar budak cinta" Cibir phell terhadap jawaban yang diberikan oleh [Name].

"Kau tidak ingin kedepan?" Tanya phell sambil melihat ke arah depan dimana terdapat dekis dan medeia disana.

"Untuk apa? "

"Untuk memeriahkan suasana saja agar orang-orang yang ada disini terkejut dengan kembalinya putri tunggal marquess horren"

"Tidak terima kasih aku tidak ingin menarik perhatian"

"Owhh ayolahh jangan malu-malu begitu, aku tahu aslinya kau juga ingin terlihat keren seperti dekis saat ini kan dan sudah waktunya dirimu dikenal kembali oleh masyarakat [Name]" Phell tanpa dosa dan tanpa beban mendorong [Name] untuk maju ke depan.

[Name] yang didorong cukup keras oleh phell kini dirinya berada di depan dan posisinya tidak jauh dari dekis dan medeia.

Seketika suasana terdiam karena kehadiran [Name], sementara itu [Name] hanya bisa memejamkan matanya kesal lantas menengok ke belakang sebentar dan menatap tajam ke arah phell.

"Phell sialan" Bisik [Name]

Phell yang mendengar umpatan [Name] hanya mengalihkan pandangannya berusaha bersifat tak acuh.

[Name] yang sudah berada di depan mau tidak mau harus bersifat keren layaknya yang barusan dilakukan oleh sang calon kekasihnya

Dirinya kini berjalan ke arah medeia.

"Apa yang dikatakan dekis itu benar, semua korban biara sudah berada di tempat yang aman disana mereka mendapat makanan yang layak dan pendidikan yang baik" Jelas [Name] berjalan dengan penuh percaya diri ke arah dekis dan medeia.

"Dirimu juga kapan-kapan boleh untuk berkunjung kesana, iya kan dekis?" Tanya [Name] di akhir kalimatnya sambil memindahkan atensinya kini ke dekis dengan senyum yang terpatri jelas di kedua sudut bibirnya.

Semua orang yang berada pada saat itu hanya bisa terkesima melihat senyuman manis yang diberikan oleh [Name] dan tak lama muncul kericuhan yang diakibatkan kemunculan [Name] yang secara tiba-tiba.

Sementara itu phell hanya bisa mencibir pelan senyuman yang diberikan oleh [Name]
"Tcihh sok manis sekali"

Dekis yang melihat senyuman manis yang diberikan oleh [Name] hanya dapat mengerjapkan matanya sejenak lantas tersenyum ke arah medeia.

"Iyaa kamu boleh berkunjung kesana medeia, untuk melihat secara langsung keadaan para korban"

Setelah persidangan hari ini Medeia Beliard ditetapkan sebagai kepala keluarga baru dari keluarga Duke Beliard.

To be continued

Jangan lupa vote dan komen

𝙼𝙴𝚂𝙼𝙴𝚁𝙸𝚉𝙸𝙽𝙶 [ 𝙳𝚎𝚔𝚒𝚜 𝚇 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang