Chapter 11

358 61 2
                                    

🔮✨🔮✨Mesmerizing 🔮✨🔮✨

Third POV

Setelah pertemuan dengan dekis kemarin hari membuat mereka berdua, [Name] dan dekis jadi lebih sering melakukan pertemuan secara diam-diam.

Pertemuan yang mereka lakukan tentu saja untuk membahas mengenai kejahatan yang di lakukan kedua keluarga mereka beserta beberapa keluarga bangsawan yang lainnya.

10 bulan kemudian.

Kini [Name] dan dekis sedang duduk berhadap-hadapan di sebuah toko dessert  yang berada lumayan jauh dari pusat  eperanto.

"Bukti-bukti yang kita kumpulkan sudah terbilang banyak, jadi setelah ini apa yang akan kamu lakukan?" Tanya [Name] sambil memotong kue yang kini telah tersaji di depannya.

"Mungkin aku akan keluar dari rumahku" Jawab dekis sambil menyesap teh yang telah di pesannya.

"Ehh? Kamu serius dekis" [Name] tidak yakin dengan jawaban yang di berikan oleh dekis.

"Iyaa aku merasa sudah tidak nyaman lagi untuk tinggal di rumah itu".

"Terus buktinya akan kamu apakan?". Tanya [Name] penasaran.

"Mungkin akan aku taruh di antara lemari yang ada di ruang penyimpanan dokumen rahasia" Jawab dekis sambil meletakkan kembali cangkir tehnya ke atas meja.

"Agar medeia dapat menemukannya di suatu hari nanti?" Tebak [Name] asal.

"Iyaa".

"Berbicara soal medeia apa dia tau soal dirimu yang ingin pergi dari rumah?" .

"Aku belum memberitahunya".

"Kenapa?" [Name] tak percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh dekis.

"Entahlah aku  merasa dia akan memberikan reaksi penolakan yang sama persis dengan yang ada di pikiranku"

"Heii jangan berprasangka buruk seperti itu dong dekis".

"Mau bagaimana lagi habisnya ada di beberapa sisi di saat aku melihat medeia aku seperti melihat ayahku sendiri di dalam dirinya" Jelas dekis cemas tentang medeia yang entah mengapa menurutnya adiknya itu jadi sedikit mirip dengan ayahnya.

"Heii jangan cemas begitu oke, kalau menurut kamu tidak mengajak medeia adalah keputusan yang terbaik maka aku akan mendukung keputusanmu apa pun itu" [Name] menenangkan dekis yang tampak tak yakin dengan keputusan yang di buat oleh dirinya.






"Ngomong-ngomong kamu sudah ada tujuan akan pergi ke mana kah setelah kabur dari rumahmu?".

"Ada aku akan pergi ke megrez".

"Owhh tempat itu bukannya dekat pantai yaa?".

"Iyaa sepertinya akan menenangkan bisa tinggal dekat pesisir pantai".

"Yaa tempat yang bagus untuk kabur" [Name] setuju dengan pernyataan dekis.

"[Name] apa kamu bakal ikut aku kabur?" Tanya dekis yang kini kedua matanya tengah menatap serius ke arah [Name].

"Hmm entahlah aku lihat situasinya dulu, kalau memungkinkan untuk kabur yaa aku bakal kabur" [Name] menimang-nimang keputusan apa yang akan di buatnya.

"Aku harap kamu mau ikut kabur bersamaku ke megrez" Tegas dekis sambil menatap tepat ke arah [Name].

Sementara itu [Name] hanya bisa berteriak kegirangan di dalam hati karena di ajak kabur berdua sama mas crush.

'Woahhhh di ajak kabur sama mas crush'

"Oiyaa dekis kapan kamu akan perginya?"

"Minggu depan"

"Sebentar lagi yaa, yaa pokoknya jaga dirimu baik-baik yaa di sana, jangan telat makan, jangan begadang, jangan lupa olahraga" [Name] memperingatkan sambil menunjuk dekis dengan garpu yang terdapat potongan kue yang tertancap di atasnya.
Dekis yang melihat hal itu hanya terkekeh geli dan tersenyum.

"Iyaa akan aku ingat pesanmu itu [Name]" Ucap dekis lantas melahap kue yang tertancap di garpu yang di sodorkan oleh [Name].

"Kue ini enak nggak terlau manis".

"Aku suka" Dekis sambil tersenyum manis ke arah [Name].

[Name] yang mendengar perkataan dekis barusan mendadak nge-lag sebentar, lalu kemudian tertawa garing untuk menutupi dirinya yang tengah salting brutal di karenakan perkataan yang barusan di lontarkan oleh dekis.

"Ehhh- ahahahahaha kan benar kuenya enak".

"Aku juga suka" [Name] sambil tersenyum penuh makna.

'Tapi kalau boleh jujur aku lebih suka dengan orang yang saat ini sedang duduk tepat di depanku' [Name] tersenyum tipis dengan kedua matanya yang tak pernah lepas dari sosok yang bernama dekis beliard.

Yaa seorang laki-laki yang telah berhasil merebut seluruh atensi milik putri satu-satunya marquess horren, yaitu [Name] Horren.



To be continued

𝙼𝙴𝚂𝙼𝙴𝚁𝙸𝚉𝙸𝙽𝙶 [ 𝙳𝚎𝚔𝚒𝚜 𝚇 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang