Abyasa Praja Bakhtiar : 32 Tahun
Status : Suami dari tumpukan pekerjaan
Hobi : Kerja
Makanan kesukaan : apapun yang dimakan di meja kerja
Yang ditakuti : ngga kerja~~~
Jemima Pratista : 30 Tahun
Status : Istri dari si tukang kerja
Hobi : Ngga kerja
Makanan kesukaaan : apapun asal ga sama si tukang kerja
Yang ditakuti : kerja
*Pukul sebelas malam, lebih beberapa menit yang terus bergerak, membuatnya semakin mendekati tengah malam.
Masih duduk di depan komputer yang menyala, Jemima menyangga kening saat pandangan mulai mengabur dan huruf yang terlihat di monitor tampak seperti deretan semut.
Tabel-tabel yang ia buat terlihat seperti labirin dan diagram batang yang menunjukkan perbandingan data mulai berbayang-bayang.
Jemima sudah berada di titik akhir perjuangan. Lima hari ia selalu pulang larut malam, demi menganalisa laporan pengeluaran dari beberapa proyek yang sedang berjalan.
Ada aliran dana yang membengkak dari rencana awal, sebagai personal assistant yang ia singkat menjadi BABU, Jemima memiliki tugas untuk membantu meringankan pekerjaan atasan walau sebenarnya itu tugas sekretaris yang malah pulang tepat waktu.
Menjadi BABU ... Kerennya asisten pribadi! Jemima harus mendedikasikan waktu yang ia punya tak peduli itu dini hari ketika ia masih enak-enaknya bermimpi.
Tiap bos menelepon, ia harus angkat tepat waktu pun jika diminta untuk datang, ia harus datang.
Lalu sekarang, bos meminta ia menganalisa sekaligus membuat rincian laporannya, dan tak peduli meski itu tugas sekretaris, jika bos menyuruh ia yang mengerjakan, maka ia harus kerjakan.
Itu adalah titah yang tak boleh diabaikan.
Kampret betul!
Memangnya Jemima mahluk nokturnal ... Tidak. Lebih tepatnya Abyasa menganggap dia sebagai manusia yang akan tetap hidup meski tak tidur siang dan malam.
Oh ... Jemima benar-benar tak tahan. Kelopak mata bak digantungi batu yang membuat ia kesulitan untuk membukanya.
Jemima ingin tidur.
Hanya tidur.
"Sudah selesai, Mima?"
Kepala kontan jatuh dari telapak tangan yang menyangga. Jemima yang untuk beberapa detik mengalami tidur yang paling nikmat, langsung angkat kepala dan melihat sosok pria yang berdiri di sampingnya sambil menatap layar monitor, memeriksa pekerjaannya.
Dari gerak alis pria itu, Jemima tahu ada komplen yang akan keluar dari si mulut katana ini.
"Kamu ngerjain apa, sih? Dari tadi segini aja."
Benar, kan?
Menatap layar monitor di hadapannya lagi, Jemima mengernyit dalam sebagai respon dari tuduhan bos yang tak benar.
Jelas dia sudah merampungkan nyaris delapan puluh persen pekerjaannya. Hanya sisa sedikit lagi saja dan andai pria ini mau memberi waktu, ia akan lanjutkan besok pagi, atau jika tidak serahkan saja pada Difa, sekretaris pria ini.
Tapi sebagai mahluk menjengkelkan, Aby pasti tak menyukai ide itu.
Melihat bagaimana Difa yang tak pernah direpotkan oleh pria ini, Jemima menebak ada hubungan antara keduanya.
Tapi ... Hubungan apa yang mereka jalin jika waktu Aby lebih banyak dihabiskan dengan Jemima?
"Pulang saja kalau di sini kamu malah tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Assistant : WIFE!
RandomDi penghujung usia tiga puluh, Jemima akan melepas masa lajangnya. Ketika ia pikir tak memiliki alasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang menyita dua belas jam waktunya--kadang lebih--dalam sehari. Akhirnya perjodohan yang diatur oleh kelua...