Kedatangan pria itu adalah musibah bagi kebanyakan karyawan di Century Giant. Namun tidak bagi Faleia atau yang biasa ia panggil dengan sebutan Leak--sesuka hatinya memanggil--keponakan yang kakaknya lahirkan hingga pertaruhkan nyawa.
Bahkan meski ia terus memasang ekspresi galak, Leia tetap saja lengket padanya seolah ada lem di tubuhnya yang membuat si bocah usia sepuluh tahun berapa bulan lagi ini menempel terus pada dirinya.
Leia menyayangi ia bahkan bisa dikatakan melebihi ayah gadis kecil ini sendiri yang membuat dirinya dicemburui. Tapi tak heran, sih. Anak kecil memang selalu paling tulus dan benar dalam menilai. Memangnya para karyawannya yang hati sudah dipenuhi dengki jadi jika ia lewat sudah dianggap seperti setan.
Duduk di balik kemudi setelah membawa keponakannya ini pergi membeli perlengkapan sekolah dan baju-baju barbie untuk koleksi boneka cantik milik Leia itu, Abyasa yang akan berangkat sore ini ke Solo, tempat di mana akan ada sebuah pesta pernikahan yang wajib sekali ia datangi, menyimak celoteh sang keponakan yang cerewetnya melebihi almarhumah sang kakak ataupun Lerita.
Sebenarnya dia sudah berulang kali mengikat mulut Leia dengan jemarinya tapi bocah itu hanya singkirkan tanganmya lalu seolah tak terjadi apa-apa, Leia kembali bercerita. Protes Abyasa yang bahkan tak bisa keluarkan kata-kata manis untuk keponakannya ini pun dianggap angin lalu oleh Leia. Benar-benar si tukang cerita hingga bencana alam pun tak akan membuat Leia tutup mulut sampai cerita yang ingin disampaikan itu selesai.
Padahal Abyasa sendiri sering tak mengingat di menit berikutnya apapun yang Leia ucapkan karena si bocah yang tak bisa melafalkan huruf R dengan baik ini berbicara seperti sedang berkumur.
Itu pendapatnya dan begitu adanya tapi herannya jika ada orang lain yang mendengarkan Leia bercerita maka hanya Abyasa saja yang tak paham. Sepertinya prediket lelaki cerdas tak cukup ampuh untuk membuat otak Abyasa bekerja saat menghadapi Leia.
"Abiiiiii! Leia minta sayan nih! Menuyut Abi, Leia hayus maafin Chloe ngga?"
Masih fokus pada kemudinya, Abyasa yang terpaksa menjemput Leia dari rumah ayah gadis ini lalu meringis ketika diamnya tak membuat ia berhasil menemukan secuil saja masalah yang baru saja Leia ceritakan.
"Abi ngga dengeyin Leia lagi, ya?"
Melirik ke arah Leia yang tanpa ia lihatpun Abyasa tahu jika saat ini bibir gadis kecil itu pasti manyun. Abyasa yang hanya membiarkan dua orang memanggil ia dengan sebutan Aby atau Abi itu lalu mendesah cukup panjang. Kali ini ia harus menerka-nerka apa yang Leia bicarakan tadi dan harus memberi saran yang pas.
Ini tentang Chloe, ya?
Dia tahu itu adalah nama dari teman akrab Leia yang sering keponakannya ceritakan. Tapi dia bahkna lupa wajah si bocah bernama Chloe yang rasanya sering Leia perlihatkan fotonya.
"Kalian teman sudah lama, kan? Kenapa harus bermusuhan?"
Leia yang bersedekap sebal, lalu luruskan tubuh ke depan setelah sejak tadi tubuh kecilnya menghadap pada Abyasa yang ia sebut Abi bukan karena itu bagian dari nama pamannya melainkan arti dari kata Abi itu sendiri.
Bapak.
Kalau kata neneknya, Lerita, Leia mulai memanggil Abyasa dengan sebutan itu setelah mendengar Jemima--tante Asisten begitu ia menyebutnya--terus memanggil Abyasa dengan sebutan pak Aby.
Leia sudah lupa akan kenangan itu namun Lerita pernah menceritakan hal ini padanya. Saat di mana ia bertanya mengapa Jemima memanggil Aby bukan Yasa.
Dia bertanya langsung pada si Tante Asisten yang setiap bertemu dengannya selalu membawakan ia gula kapas. Lalu dengan senyuman manis yang selalu ia suka, Jemima berkata jika Aby adalah bapak. Tapi jika Jemima menulis Aby dengan huruf Y di belakangnya, maka Leia dengan huruf I di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Assistant : WIFE!
RandomDi penghujung usia tiga puluh, Jemima akan melepas masa lajangnya. Ketika ia pikir tak memiliki alasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang menyita dua belas jam waktunya--kadang lebih--dalam sehari. Akhirnya perjodohan yang diatur oleh kelua...