1. Sang Pemburu

2.2K 125 10
                                    

A/N : Alternate Reality, Dramione, Setting waktu abad pertengahan. Ini bukan Universe Harry Potter yang kita tahu.

Enjoy

...

Hermione menurunkan tudung jubahnya. Dia menatap ke arah langit Wiltshire yang muram. Mendung telah berbulan-bulan menggantung di dataran kering itu. Mata coklat madu miliknya meratakan pemandangan pada tepian bukit di ujung padang rumput mati dan pepohonan kerontang yang telah dimakan musim.

Saat mata coklat madu itu kembali pada dirinya sendiri, dia menatap telapak tangannya yang beku dan memutih. Buku jemarinya terasa tidak dialiri darah. Dia perlu menggerakkannya beberapa kali atau mencoba memainkan beberapa jemarinya sampai dia yakin bahwa dia masih berada di sana.

Hermione menyapukan jemarinya pada tubuhnya yang menggingil. Dia tidak yakin apakah jubahnya bisa menahan angin sialan ini lebih lama lagi. Jubahnya sudah terlalu berat sedari entah kapan diguyur gerimis dan hujan lembah konstan. Dia sanksi bahwa butiran salju mulai turun dan mungkin akan semakin lebat malam ini. 

Jemari Hermione manangkap basah dari sisa-sisa air dari kain jubahnya. Dia ragu apakah harus memerasnya. Dia terlalu sibuk oleh kebisingan dalam kepalanya sendiri, juga oleh kebisingan dari luar. Fokusnya telah menurun drastis akibat nutrisi yang tidak juga masuk ke dalam tubuh. Dia membawa ransum dalam ransel yang dia gendong, tapi dia perlu menjaga makanan dan minuman selalu cukup. Dia menjatah dirinya sendiri. 

Tapi cuaca brengsek ini membuat tubuhnya berontak. Dia perlu membakar kalori lebih banyak agar tidak menderita hipotermia. Hermione tidak mau berakhir dengan tubuh lunglai dan penuh halusinasi seperti banyak pengungsi yang lain di sekitarnya.

Hermione berhenti menatap kerumunan saat seseorang menyentuh bahunya. Refleksnya cukup baik dan dia cukup merasakan cemas di nadinya. Dia berbalik menemukan seorang pengungsi menawarinya biskuit yang terlihat tidak layak. Tangannya hampir menggapai biskuit tersebut sampai dia mengingat lebih banyak dari mereka yang membutuhkan di tempat itu.

"Tidak. Terima kasih. Kau bisa memberikannya pada anak-anak yang lebih membutuhkan," Hermione menolaknya dengan sopan. 

Moral rupanya masih menjalar di antara mereka. Hermione terkadang melihat beberapa pengungsi menawari roti keras atau sekedar air minum kepada yang lainnya. Dia juga sudah beberapa kali ditanyai basa-basi tentang tempat asalnya atau mengapa dia ingin pindah ke Wiltshire. Kebanyakan dari pengungsi memiliki alasan sama, tempat asal mereka tidak lagi aman dan Wiltshire menjanjikan keamanan di seluruh wilayah Inggris.

Wiltshire adalah sebuah wilayah pemukiman di bawah kerajaan Inggris. Sebuah kastil megah berdiri di pusatnya dan daerah itu dikelilingi tembok besar menjulang. Gerbang mereka berada di depan dan para pengungsi selalu memenuhi bagian depan gerbang untuk mencari suaka. Barisan pencari suaka mengular begitu panjang dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk dapat masuk ke dalam. Seluruh pengungsi ingin mendapatkan perlindungan dan tempat hidup baru untuk bisa menjadi bagian dari rakyat Wiltshire.

Wiltshire dikuasai oleh seorang Lord yang tunduk langsung di bawah Ratu Kerajaan Inggris. Yang menjadikan wilayah itu begitu aman adalah karena Wiltshire memiliki begitu banyak kesatria yang telah ambil bagian dalam perjuangan baik di luar kerajaan Inggris maupun di dalam.

Perang telah berkobar puluhan tahun menjadikan dataran Eropa tumpah dengan darah dan terbakar dalam api. Banyak dari mereka yang hancur, seperti banyak dari mereka yang menyebar seperti bara api. Kerajaan-kerajaan kuno beraliansi dan bersekutu sebagai jerih payah dalam mempertahankan diri dari musuh. Inggris agaknya diuntungkan dari masalah geografi karena wilayahnya dikelilingi lautan sehingga kapal-kapal perang dari daratan memiliki waktu untuk dijatuhkan. Inggris hanya perlu berhati-hati pada saudara sepupu mereka, Skotlandia.

(DRAMIONE) LADY OF THE CASTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang