22. Terasing

249 35 27
                                    

Bulan-bulan berlalu. Beberapa purnama telah melintas di kegelapan langit di atas kastil. Hermione memulai perjalanannya ke dalam Wiltshire dari Desember yang basah dengan hujan lembah sampai dia tiba di titik ini, di awal Juni yang lembab karena uap air tertahan di udara lebih lama dari yang orang-orang bayangkan. Matahari adalah anomali di tahun ini. Hermione mengingat bagaimana dia melewati gerbang masuk yang kokoh di bawah hujan yang membuat beban siapapun menjadi lebih berat. Dia masih mengingat kata-kata pertama Draco Malfoy padanya. Kata-kata itu sebagai ancaman pada penjaga untuk memeriksanya lebih lama. Pastikan dia tidak memiliki permata. Tapi Hermione tahu bahwa tidak akan ada yang bisa menemukan permata pada tubuhnya.

Dulu, setelah dia terbangun di meja operasi dan diberikan doktrin serta misi, dia hanya menganggap bahwa ini akan menjadi misi yang cepat setelah dia berhasil menembus kastil. Kesulitan yang pernah dia pikirkan hanyalah tentang bagaimana dia bisa masuk ke kastil. Tapi, hidupnya diretas. Dia memasuki kastil dengan cukup mudah dan kesulitan untuk menyelesaikan misi dengan permata putih. Hermione yang dulu akan merasa bahagia karena jalan yang dia lalui saat ini memungkinkannya untuk menyelesaikan misi dengan sempurna tanpa cela. Tapi, jika dia menatap ke belakang dan meneliti tentang banyak hal yang bergulung, yang dia tinggalkan, jejaknya pada kenangan-kenangan yang dia simpan, dia tahu bahwa dia akan kesulitan untuk menyelesaikan misinya.

Kenangan dua minggu lalu di Ballroom masih terasa segar di ingatan. Saat Leonidas menyematkan cincin sebagai tanda pengikat, Hermione  tahu bahwa dia akan memulai babak berbeda di hidupnya. Segera setelahnya kehidupannya ditarik pada agenda-agenda yang berbeda dan jadwal-jadwal berjatuhan di depan mata. Hermione semakin bisa berpikir jernih dan mau tak mau setuju pada apa yang Draco katakan di pertemuan terakhir mereka berdua. Dia tidak akan bisa pergi. Dia tidak memiliki kesempatan apapun di dalam Wiltshire segera setelah dia memilih mengembalikan cincin. Bahkan ketika dia memilih keluar dari Wiltshire, pengaruh Leonidas terlalu kuat. Dia akan terlarang untuk siapapun. Meskipun dia tidak memikirkan apapun tentang perasaannya kecuali Draco.

Draco tidak akan pernah meninggalkan Wiltshire. Harusnya Hermione tahu. Dia ingat ketika pelarian mereka pada sebuah motel reot di pinggiran desa. Draco pernah mengatakannya, dia tidak bisa lari, jadi dia akan memperjuangkan Hermione dengan memberi gelar. Tapi masa depan teraduk dan menjerit bagai gemuruh badai. Hermione kini tahu bahwa Draco pun tidak memiliki pilihan. Draco tentu tidak akan menjadikan Wiltshire, Leonidas, juga Hermione sebagai salah satu yang akan dia pilih. Alih-alih memilih, dia hanya diam membiarkan segalanya terjadi. Draco membiarkan Leonidas mengambil miliknya.

Rasa sakit itu jelas ada. Bukan berarti dengan menerima secara logika, lantas rasa sakit itu hilang. Kenangan yang Hermione miliki tentang Draco tidak akan pudar, mereka hancur menjadi sesuatu yang baru, campuran antara amarah, rasa sakit, hasrat, kerinduan, cinta, juga patah hati. Hermione tidak tahu apakah di masa depan, dia bisa meninggalkan kenangan menjadi gambar-gambar yang berjatuhan di kepalanya. Namun untuk saat ini, nyala api itu masih membara tak peduli upaya yang dia lakukan untuk memadamkan hatinya sendiri. Atau bagaimana Draco menekan dirinya dengan sembunyi dan berharap mereka bisa kembali kepada dulu, sebelum saling mencintai menjadi sebuah mantra sakral. Akan butuh usaha lebih keras untuk menggeser romansa. Butuh kebencian yang lebih kuat untuk membakar habis semua rasa.

Harusnya Hermione tahu sejak awal bahwa apa yang mereka jalin tidak akan pernah bermuara pada kata baik-baik saja. Tanpa lamaran Leonidas sekalipun, seandainya dia berakhir dengan Draco, dia tetap menyimpan bara dalam sekam. Kehancurannya terasa nyata ketika Draco tahu siapa Hermione sebenarnya. Kadang Hermione berpikir apakah lamaran Leonidas merupakan sesuatu yang digariskan takdir agar dia selamat dari patah hati yang lebih besar. Rasanya setelah ini, dengan mengesampingkan perasaan, matanya dapat menatap lebih jernih pada misinya. Pada permata putih.

(DRAMIONE) LADY OF THE CASTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang