23. Batas Waktu

295 38 32
                                    

Hujan turun sepanjang malam, membaur dalam udara senyap saat uap air mengangkat bau petrikor untuk menyusup ke celah penciuman. Dari jendela yang terbuka di kamarnya, Hermione sejenak memandangi bayang-bayang guntur yang membelah kegelapan langit dari balik awan kelabu. Sesekali kilat menerangi ruang sunyi sampai cahayanya membutakan pandangan. Badai telah menderu entah sejak berapa jam yang lalu. Gemuruh badai yang menemani saat Hermione memilih untuk menyepi di kamarnya yang tenang. 

Dia masih membaca buku tebal di pangkuannya yang dia ambil dari perpustakaan. Literatur tentang benda bertuah yang dipercaya memiliki sihir murni. Jemarinya membolak-balik beberapa halaman sampai dia kehilangan hitungan telah berapa kali membuka setiap halamannya. 

Malam mengganggu pikirannya dan dia tidak bisa jatuh dalam kantuk. Kenangan saat Draco pergi darinya di koridor menjerit di kepalanya. Dia kembali melewati lorong gelap setelah perpisahan mereka berlalu tanpa kata untuk kemudian tenggelam di kamarnya yang aman.

Hermione mungkin menangis, membiarkan beberapa butir air mata berguling, tapi dia menyekanya dengan kasar. Dia tidak mau memikirkan apakah dia terlalu naif untuk berusaha berupaya dengan sesuatu yang sedang dia cari.

Buku di pangkuannya terasa berat  menekan ototnya dan mengirim impuls pada syaraf. Keengganan itu bertolak pada hatinya yang patah. Dia akan melakukannya karena jauh dalam hatinya dia tidak ingin kehilangan Draco Malfoy meskipun Hermione telah mengacaukan hidupnya sendiri. Meskipun sejauh ini dia belum memiliki izin untuk mengakses barang-barang untuk membuat ramuan dan selalu ditarik paksa pada kesibukan sebagai calon Lady of the Castle. Segala persiapan membuat fiousnya renggang, bahkan dia harus melarikan diri dan sembunyi di bangsal rumah sakit untuk berdiskusi dengan August, si kepala penyembuh yang seakan berharap padanya untuk kesembuhan Draco.

Hermione mendengar deru guntur saling sapa di langit yang benderang, kilat menyentak dari kegelapan dan cahayanya yang cepat membaur di ruangan ini. Bayangannya kabur dan terdistorsi. Angin menggulung udara yang memenuhi kamarnya saat dia berjuang melawan gigil di tubuhnya. Entah karena kebekuan hujan di luar yang masuk atau patah hatinya sendiri yang membuatnya gemetar. Hermione telah kehilangan nalar logis untuk menarik kesimpulan tentang mana yang nyata dan mana yang fana.

Dalam cemas dengan segala pikiran-pikiran yang menyobek kepalanya dan kata-kata berenang di mata dari literatur yang dia baca. Matanya telah sembab dan perih sisa tangisnya yang mengering. Dia menggigit bibirnya sampai mereka bengkak kemudian tanpa sadar menyentuh cincinnya. Sihir itu menyengat dari permata mungil yang tidak disadari orang-orang.

Hermione menoleh pada jarinya. Pada cincin yang melingkar dan pantulan permata putih menembak matanya. Dia ingin melakukan penelitian dengan itu tapi terlalu riskan rasanya. Dia tidak bisa menggunakan mata cincinnya, tidak ketika dia tidak mengetahui apakah penelitiannya akan bekerja.

Badai telah memudar menjadi gerimis konstan di luar. Hermione mengalihkan matanya pada jendela dan menatap angin mengacaukan tetesan tenang yang jatuh. Dia mulai mendengar suara-suara lain selain deru hujan. Namun sebanyak yang telinganya tangkap hanyalah senyap yang berdenging. Keheningan saling sahut di sela badai yang terhenti.

Dia hampir terlena dengan ketenangan itu sampai suara-suara mengganggunya. Beberapa langkah kaki menggema di koridor luar kamarnya. Hermione bergeser di tempatnya di atas ranjang dan menoleh ke arah pintu. Suara-suara itu membaur dan lebih keras dari hujan. Beberapa orang melewati koridor sepi yang seharusnya tidak dilalui banyak orang. Koridor bangsawan selalu steril.

Kecuali untuk beberapa hal.

Hermione berusaha menahan napasnya dan keheningan menyergap, dia bahkan bisa mendengar nyaring degup jantungnya sendiri. Kemudian derap beberapa langkah kaki terdengar kembali dan memudar setelahnya. Dia bertanya-tanya apa yang dilakukan orang-orang di dini hari ini.

(DRAMIONE) LADY OF THE CASTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang