7. Nymph

485 64 15
                                    

Jantung Hermione masih berdegup dengan sangat cepat begitu dia diseret paksa meninggalkan arena lapangan rerumputan mati. Dia diseret ke tepi oleh beberapa orang yang dia tidak kenali. Mata coklatnya terus menatap kejauhan saat Draco Malfoy diseret beberapa kesatria dan menatapnya dari kejauhan.

Tapi Draco Malfoy tidak melakukan perlawanan seperti sebelumnya. Pria itu hanya terdiam. Hanya berusaha memproses kejadian yang berlalu. Matanya masih terkunci pada mata Hermione, kemudian luka sayatan lebar di mana darah segar menggenang di lengannya.

Dia tidak pernah benar-benar ingin merobek kulit itu dengan pedangnya. Tidak pernah. Niatnya adalah membuka siapa sebenarnya gadis itu. Tapi apa yang dilihatnya kini sungguh tidak bisa dicerna nalarnya sendiri.

Draco menghilang di koridor ketika mereka membawanya berbelok pada jalan lain. Hermione tidak mengetahuinya. Sementara kakinya berjalan dengan gontai saat bahunya ditahan untuk tetap berdiri tegak oleh seseorang. Saat dia berbalik dan menoleh ke depan, beberapa penyembuh telah tiba di dekatnya.

Sesaat kemudian Hermione telah tiba di bangsal penyembuh. Dia duduk di atas salah satu kasur di bangsal itu. Setelah penyembuh menarik lengan bajunya, dia kini bisa melihat lebih jelas luka yang melintang di lengannya. Hermione mungkin beruntung bahwa luka itu tidak mengenai bagian fatal. Hanya lengannya. Hanya kulit yang robek, mungkin beberapa otot yang teriris. Mungkin dia akan butuh beberapa waktu hingga sembuh. Mungkin dia akan mengalami disfungsi refleks karena dia berpikir beberapa syarafnya bisa saja putus.

Dia bersandar pada bantal yang ditempelkan di dinding, kemudian memperhatikan beberapa penyembuh hilir mudik membawa beberapa botol ramuan dan obat, sementara yang lainnya membawa alat-alat seperti jarum dan benang. Aroma alkohol menyeruak dengan kentara begitu sumbat sebuah botol dibuka. Seorang penyembuh menuangkannya ke atas kapas putih untuk kemudian menempelkannya di sekitar luka Hermione yang membuat gadis itu begitu tersentak.

Hermione menyesap udara dingin dari sela giginya saat impuls rasa sakit itu menyebar di otaknya. Rasa mengerikan begitu alkohol membunuh tidak hanya bakteri, namun juga sel hidup. Luka sayatan itu terasa melepuh mendapatkan uap alkohol ketika penyembuh berusaha membersihkan sekitar luka.

"Tahan sebentar!" perintah si penyembuh masih terus membersihkan luka itu.

Hermione menarik matanya dari apapun selain luka yang dia pelototi sejak tadi. Karena rasanya semakin lama semakin sakit. Semakin lama semakin nyata. Dia tidak memahami mengapa, harusnya luka ini tidak terlalu sakit. Dia adalah penyihir, dan para penyihir memiliki pertahanan diri jauh lebih baik dari manusia.

Dia mengalihkan matanya pada tangannya yang bebas dan merenggut seprai dengan mengacaknya. Dia bertahan pada pegangan kasur dengan jemarinya untuk melawan rasa sakit.

Dia terluka. Dia berdarah. Rasanya begitu nyata karena otaknya masih belum bisa mempercayai apa yang dialami.

Mata coklat itu beralih pada benang jahit yang diambil si penyembuh serta jarum yang kemudian menancap di kulitnya. Hermione mengaduh sebagai gerak refleks meskipun dia akhirnya menyadari bahwa dia hanya linu. Jarum jahit yang menerobos kulitnya untuk memilin benang tidak benar-benar melukainya. Tidak ada darah selain darah bekas sayatan pedang.

Hermione memperhatikan jemari si penyembuh menjahit kulitnya yang setengah jalan berhasil menutup luka. Rasanya begitu aneh. Dia tidak merasakan apapun dari jarum yang menusuk kulitnya. Dia hanya tidak mengerti mengapa luka sayatan pedang itu begitu terkutuk. Dia terus merutuk dalam hati.

Ketika mereka telah selesai dengan jahitan, si penyembuh membalut lengan Hermione dengan perban dan ramuan. Memberitahukan beberapa pesan dasar yang perlu dilakukannya untuk merawat luka itu.

(DRAMIONE) LADY OF THE CASTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang