Epilog

561 41 32
                                    

Mereka tidak lagi menemukan anomali dalam udara yang menyelimuti. Di bawah langit yang mendung, saat angin kencang menerbangkan dedaunan dan gemerisik hutan menjamah keheningan di belakang pondok. Angin yang merenggut daun-daun mati, kering, hingga pohon-pohon kerontang. Padang rumput yang mengitari pondok itu belum sepenuhnya kering. Mungkin dataran ini lebih subur dari yang lainnya, entah bagaimana, tapi kehangatan dari sihir yang tumbuh di tempat itu membius udara. 

Saat dia menengadahkan wajah ke arah langit, dia bisa menemukan awan mendung berarak, dituntun oleh angin yang berlalu. Angin khas musim gugur. Selalu sama. Angin beku dengan keheningan dari daun-daun yang direnggut waktu. Saat dia kembali menurunkan mata abu-abunya, dia akan menemukan sungai yang alirannya lebih deras. Aliran air yang memecah batu-batu hingga titik-titik embun selalu melayang di sekitar mereka. Mungkin itu yang membuat tempat ini lebih subur. 

Mata abu-abu yang mengamati kejernihan air sungai, juga kilau tipis dari air yang memercik karena cahaya matahari menyirami sebagian wilayah ini dengan malu-malu. Dia mengeratkan jubah beludru hijau tua miliknya dan berbalik. Memandangi langkah kaki mungil berjalan seraya menarik-narik sulur ivy yang tumbuh memenuhi dinding dan atap pondok. Sulur ivy yang juga tumbuh hingga melilit pagar kayu mahoni berwarna coklat tua. 

Kaki mungil yang telah merasa yakin bahwa dia bisa berjalan, dengan pongah dan congkak berusaha menaikkan kecepatannya dan membuat tubuh mungilnya terhuyung. Tapi pegangannya sigap dan erat pada batang-batang pagar yang mengitari kebun pondok, tempat beragam tanaman herbal dan bunga-bungaan tumbuh. Salah satu semak yang masih bertahan dari musim adalah mawar merah marun. Berdiri menantang musim. Mereka membawanya dari kastil. Batang-batang yang telah dialiri sisa-sisa sihir dari jasad nymph yang mati. Kemudian mata abu-abu beralih pada sebuah lahan kosong yang tidak terlalu besar, lahan favorit istrinya. Bagian kosong yang telah ditanami tunas-tunas yang akan tumbuh pada musim dingin. 

Mata abu-abu selalu kembali pada si gadis kecil yang telah dibanjiri rasa ingin tahu. Dia mungkin tidak mengingat tempat ini satu tahun yang lalu, kemudian dia menemukan tempat baru selain kastil yang biasa dia jadikan tempat bermainnya. Jadi, gadis itu berlari-lari di atas kaki telanjangnya dengan hati girang merasakan tetes embun atau udara basah di sekitar pondok. Udara yang begitu berbeda dengan sesuatu yang selama ini dia rasakan. Dia baru mempelajari ada dunia luar selain dunianya. Saat gadis kecil itu, berjalan terlalu jauh kepada semak-semak dengan duri, si pria segera sigap menariknya.

"Kau harus berhati-hati, Crecentine!" seru ayahnya seraya menarik lembut lengan mungil gadis kecil itu untuk menahannya agar tidak terluka oleh duri-duri tajam. Si gadis berbalik memandangi ayahnya dengan mata bertanya-tanya kemudian binar iris mata yang sama berkedip. Dia akhirnya berlari ke pelukan ayahnya yang membuat rambut ikal coklatnya memantul-mantul. Kemudian dengan rasa penasaran yang sama, dia beralih ke pada sungai yang deras di hadapan mereka. Mereka hanya memandangi bagaimana air mengalir atau ikan-ikan berenang. Kemudian menikmati angin. Tangan Draco melingkar di tubuh gadis mungilnya. 

Mereka baru saja menjelajahi hutan di belakang mereka saat Draco menggendong putrinya untuk mengamati pohon-pohon juga hewan. Melihat jembalang bersembunyi seperti permainan kemudian kelinci yang melompat-lompat. Ketika mereka mengamati banyak hal, Draco akan menjelaskan apa yang mereka amati, mendeskripsikannya sebagai sesuatu untuk didengar putrinya meskipun Crecentine kecil belum terlalu lancar untuk berbicara. Tapi putri kecilnya senang mendengarkan dan menjelajah, dan Draco entah bagaimana menemukan keinginan untuk hanya bercerita. Dia hanya menjadi sesuatu yang hangat lepas dari kebekuan yang selalu menjadi ciri khasnya. Dia menghabiskan lebih banyak waktu berbicara dengan putrinya dibandingkan dengan orang dewasa mana pun. 

Ketika matahari telah jatuh dari balik bukit-bukit dan cahaya luruh, terserap oleh kegelapan hutan. Draco akan membawa Crecentine masuk ke pondok. Sebuah pondok yang telah mereka kunjungi beberapa tahun ini sebagai pelarian dari tradisi rutin atau kepenatan yang menguap di Wiltshire. Mereka akan berkunjung ke pondok ini untuk musim gugur atau musim panas, hanya untuk menziarahi kenangannya. Kenangan yang dia miliki. 

(DRAMIONE) LADY OF THE CASTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang