20 ( End )

209 19 8
                                    




Rakwon perlahan membuka matanya. Orang pertama yang ia lihat adalah ibunya yang segera menghapus airmatanya ketika melihat Rakwon yang telah sadar dari pingsannya. Sang ibu menggenggam tangannya dengan erat.



" Sayang. Kau akhirnya bangun nak. Maafkan eomma, Rakwona." Suara Jisoo bergetar. Rakwon hanya menatap sendu ibunya ketika ia ingat apa yang terjadi padanya hingga menemukan dirinya berada di salah satu ruangan rumah sakit ini.



Rakwon kini beralih menatap Junseok yang berada tidak jauh dari ibunya itu, berdiri dengan bersidekap dada, memasang wajah datar seperti biasa.




" Eomma panggilkan dokter dulu ya."



" Tidak usah eomma." Cegah Rakwon lirih membuat Jisoo kembali duduk di kursinya. Tangannya kembali meraih jemari Rakwon yang dingin.



" Kamu mau apa sayang? Minum?"


Rakwon mengangguk pelan. Jisoo segera meraih botol air mineral yang berada di nakas itu. Dan membantu Rakwon minum melalui sedotan.



" Sekarang katakan kepada eomma, mananya yang sakit?" Jisoo menatap anak tunggalnya dengan penuh kasih sayang.



Rakwon menggeleng.



" Kenapa eomma menangis?" Tanya Rakwon menatap wajah sembab dan mata berkaca-kaca ibunya. Jisoo buru-buru menggeleng.



" Ani. Siapa bilang eomma menangis?."



" Bohong, mata eomma sembab."



Jisoo terdiam.



" Nak."


" Ne?"



Jisoo mengeratkan genggamannya di tangan Rakwon lalu melirik Junseok yang sedang menatap Rakwon tanpa ekspresi.




" Kalian benar-benar berkencan?"



Rakwon terkejut mendengar pertanyaan ibunya itu.




" Siapa yang memberitahu eomma?"



" Hyungmu. Eric."



Rakwon mengeluh di dalam hatinya.




" Benarkah?" Ulang Jisoo hati-hati. Rakwon terdiam sejenak lalu mengangguk samar.



" Eomma tidak marahkan?" Tanyanya pelan. Jisoo menggeleng.



" Itu pilihanmu Rak. Eomma akan mendukung apapun yang ingin kamu lakukan-- Tapi eomma jadi sangat penasaran kenapa kalian berdua yang sama-sama es batu bisa berfikiran untuk berpacaran." Jisoo mengungkapkan lelucon yang sebenarnya fakta itu dengan wajah geli. Rakwon merengut.



" Junseok menyatakan perasaannya kepadaku di atas panggung tau."



" Wae?!! Jinjjaro?!"


Rakwon mengangguk senang. Jisoo langsung menoleh ke arah Junseok yang masih diam seperti patung buddha.


" Dia bernyanyi untukku. Padahal seharusnya aku dan adik tingkat yang menyanyikan lagu itu. Sepertinya dia menyogok adik tingkat agar bisa tampil bersamaku. Setelah itu dia menyatakan perasaannya. Eomma tau, fansnya menggila."



" Oh Junseok? Bernyanyi?" Kini Jisoo sepenuhnya menatap Junseok yang kini membuang mukanya menatap keluar jendela.



Rakwon mengangguk lalu berbisik pelan ke arah Jisoo.




Monochrome |Junseok X Rakwon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang