KAKAK ADIK

85 3 3
                                    

HALOOO....

Hari ini update di sini dulu ya bestih...

🦋 ❤️ 🦋 ❤️ Happy Reading 🦋 ❤️ 🦋 ❤️

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

Hari Minggu, seharusnya menjadi saat-saat yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga atau mungkin sekedar bersantai di rumah. Tapi tidak dengan Agatha yang kali ini sedang bermandikan keringat. Karate-gi yang digunakannya pun sudah terkena noda di sana-sini. Meski begitu, gadis berbulu mata lentik itu masih bergerak lincah mengikuti instruksi dari guru mereka.

"Kalian boleh istirahat."

Setelah mengatakan itu, Yudha beranjak meninggalkan aula beserta anak didiknya yang kini terlihat sibuk mencari botol air mineral masing-masing. Sementara itu, Agatha menghampiri Kevin yang sedang duduk sambil meluruskan kedua kakinya.

"Ngantin, yuk!" ajak Agatha sambil menatap remaja yang masih duduk di bawahnya.

"Bukannya tutup?"

"Buka, kok! Bu Ice tadi ngomong kalo kantinnya buka. Gue kan udah janji mau nraktir lo makan..."

Memang benar, Agatha sempat berjanji pada Kevin ketika mereka pertama kali resmi berteman. Gadis itu mengatakan jika ia akan mentraktirnya makan bersama jika sesi latihan karate mereka berjalan lancar dan hari ini sepertinya adalah saat yang tepat.

"Aku gak laper."

Agatha mendengus, lalu gadis itu bergumam pelan dan meninggalkan Kevin yang kini tengah memandangi punggung teman seangkatannya. Helaan napas keluar dari bibir remaja yang biasanya sangat identik dengan kacamata itu. Sepertinya sekarang ia harus berhenti, sebelum semuanya semakin runyam dan tentunya ia tidak ingin masa lalu terulang lagi. Setidaknya, untuk Agatha. Gadis yang sudah menolong dan mengobatinya.

Cukup lama remaja itu terdiam, hingga ia merasakan sensasi dingin menyentuh pelipisnya. Dari ekor matanya Kevin bisa melihat Agatha yang kini tersenyum lebar, sambil masih tetap menempelkan botol itu di atas pelipisnya.

"Nih, minum!"

Agatha memberikan botol air mineral itu pada Kevin, sementara remaja pendiam itu menerimanya tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.

"Aku gak minta beliin," Kevin bergumam sambil menatap botol di tangannya, seolah benda itu adalah sesuatu langka yang muncul dari dunia lain.

"Tapi gue yang pengen beliin."

Kini Agatha duduk di atas matras, tepat di samping Kevin yang masih diam. Agatha tahu, Kevin memang anak yang sangat pendiam. Bahkan selama mereka berlatih pun, remaja itu lebih banyak mendengarkan dan bertanya jika dirasa benar-benar kurang mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru mereka. Tapi kali ini, entah mengapa Agatha merasakan sesuatu yang sedikit berbeda.

"Lo tau gak? Anak-anak pada ngira kita temenan karena gue yang maksa lo," ujar Agatha sambil terkekeh geli.

"Padahal enggak gitu! Gue udah ada niat temenan, eh malah mereka seenaknya bilang gitu." imbuhnya sambil menepuk-nepuk sisi matras dan menatap lurus ke depan.

GIRL BOSS, SHY-ON BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang