KAKAK PERTAMA

79 4 0
                                    

Halo... aku balik lagi di lapak sebelah sini... 

Happy reading 

🦋 ❤️ 🦋 ❤️

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***** 

"Loh, kak Gala jadi pulang sekarang?" 

Agatha menghampiri Niskala yang sedang sibuk menata meja makan. Gadis itu baru saja pulang karena kebetulan ada pelajaran tambahan di sekolahnya dan langsung menuju dapur ketika mendapat pesan dari Satya bahwa kakak mereka akan pulang hari ini.

Niskala menoleh ke belakang seraya mengangguk, "Iya. Eh, buruan ganti baju, terus ikut Bhima ambil pesenan bunda, ya!" 

"Emang Bunda pesen apa?" tanya Agatha yang kini berjalan ke arah rak sepatu.

"Bunda pesen risol mayo, di kompleks sebelah. Udah dibayar, tinggal ambil aja."

Setelah mendapat jawaban, Agatha hanya mengangkat kedua ibu jarinya sebelum melesat ke arah kamar untuk membersihkan diri. Hari ini terasa cukup melelahkan. Bukan secara fisik, tapi pikiran. 

Di pagi hari yang cerah, ia sudah disuguhkan dengan rentetan soal matematika. Lalu ketika panas menyengat dan kondisi perut yang kelaparan, kelas mereka mendapat tugas menumpuk dari guru kimia. Hingga tiba saat pelajaran tambahan pukul dua hingga setengah empat sore. Benar-benar hampir membuat Agatha pingsan.

"Bang Bhim, bawa motor Atha aja. Sekalian beli bensin." 

Bhima hanya mengangguk setelah menerima kunci dari sang adik. Kemudian mereka segera berpamitan pada Niskala yang kini sibuk menata piring dan segera berangkat ke tempat tujuan. 

"Oh iya, kata bunda, ibu-ibu yang jual risol itu anaknya satu sekolahan sama kamu. Kamu tau?" 

"Yee... mana Atha tau! Kan sekolah Atha gede, gak mungkin juga apal sama semua muridnya. Emang bunda kenal sama ibunya ya?" tanya Agatha sambil mengintip di balik bahu Bhima. 

"Kayaknya sih gitu. Soalnya si ibu itu juga udah terkenal jualan kue, udah banyak yang pesen dari dulu. Masa kamu gak tau?" 

Agatha mengernyit, ia memang termasuk remaja yang jarang keluar rumah apalagi sampai bermain di kompleks sebelah. Mungkin karena faktor sering kelelahan karena sekolah dan tidak memiliki banyak teman di sekitar rumah ia jadi sedikit tak mengenali lingkungannya. Jadi untuk urursan seperti ini ia benar-benar tidak tahu.

"Rumahnya sebelah mana emang?" 

"Nanti juga tau..." 

Percakapan terhenti sampai situ, hingga motor matic milik Agatha masuk ke dalam sebuah gang yang memang letaknya tak terlalu jauh dari rumah mereka. Berbelok ke arah kanan, mereka menemukan rumah berukuran cukup besar dengan pagar berwarna abu-abu muda lengkap dengan spanduk bertuliskan nama toko dan nomor telepon untuk memesan kue. 

Agatha segera turun kemudian masuk dengan langkah ragu. Bukan apa-apa, hanya saja suasana di depan cukup sepi, ia jadi takut jika orang yang dicari ternyata sedang tidak ada. Tapi, setelah menemukan bel, gadis itu menekannya sekali dan menunggu seseorang di dalam sana untuk merespon. 

GIRL BOSS, SHY-ON BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang