Hai, hai... aku kembali lagi setelah sekian lama gak buka wattpad.
Ada yang nungguin kelanjutan cerita ini?
Agak slow update ya guys, badan & otaknya lagi agak rewel kalo dibagi-bagi energinya buat mikir. Tapi aku usahain buat selalu update tiap minggu sebelum aku cuti lahiran kok!
Happy reading... 🦋 ❤️ 🦋 ❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*****
Sesuai dengan ajakan Gala kemarin malam, kini keluarga kecil itu memang akan berkunjung ke taman safari yang cukup terkenal di salah satu kota. Tak tanggung-tanggung, mereka berangkat pukul lima pagi demi menghindari jalanan yang kemungkinan akan macet, mengingat hari ini adalah akhir pekan.
Sesekali Agatha menggeliat. Mencari-cari posisi duduk yang ia rasa nyaman, sebelum kembali menatap barisan pepohonan di pinggir jalan. Ia tak banyak bicara kali ini, karena memang tak ada yang perlu dibahas. Lagi pula seluruh anggota keluarganya juga tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Ada Gala yang fokus menyetir, lalu kedua orang tuanya yang sibuk memilih ke mana tujuan mereka selanjutnya. Padahal tempat pertama pun belum mereka pijak. Di bagian belakang, ada si kembar yang sibuk bermain game di ponsel masing-masing, sesekali juga kegaduhan timbul karena keduanya.
"Tha, jangan diem aja! Nanti mabok loh!" celetuk Satya sembari mencolek tengkuk gadis yang duduk di depannya dengan pelan.
"Ish, apasih?! Orang lagi ngeliatin jalanan juga... Atha gak akan mabok perjalanan ya, gak kayak masa kecilnya bang Satya yang baru masuk mobil baru keluar gerbang rumah aja udah lemes!" ketusnya sambil menoleh ke belakang. Untuk apa lagi jika bukan menatap sang kakak dengan sinis.
"Akhirnya bersuara juga..." desah Bhima lega, "Abang kira kamu tidur tadi!" kekehnya seraya melirik sekilas ke depan.
"Lemes amat kayak lagi galau..." gumam Satya yang langsung mendapat hadiah berupa pelototan garang dari sang adik. Tapi bukan Satya namanya jika tidak mengabaikan ekspresi mengerikan itu dan memilih untuk menatap ponsel kesayangannya.
"Bunda... Bang Satya gangguin Atha mulu!" pekik Agatha sembari mengguncang lengan Niskala dengan pelan. Membuat wanita itu menarik napas pelan.
"Dih, ngadu!" ujar Satya tak mau kalah.
"Satya... jangan gangguin adeknya terus! Orang udah main game masih aja bikin adeknya kesel kamu ya!" tegur Niskala sembari menoleh ke belakang. Berusaha memperingatkan sang putra agar berhenti mengganggu Agatha yang terlihat menikmati perjalanan dalam diam.
Diam-diam Agatha tersenyum puas karena mendengar ibundanya menegur pemuda menyebalkan yang duduk di belakangnya. Salah satu kelebihan menjadi satu-satunya anak perempuan di dalam keluarganya adalah ini, banyak yang membela ketika ia sedang merasa diganggu. Tapi tak sedikit juga hal menyebalkan yang harus gadis itu terima karena menjadi anggota keluarga paling muda dengan empat orang pria yang mengelilinginya bak perisai yang amat kokoh.
Salah satunya adalah kebebasan dalam berteman yang hampir tak ia dapatkan. Itu semua bukan tanpa alasan. Seperti yang sudah diketahui sejak dulu, ayah dan ketiga kakaknya akan selalu menyeleksi orang-orang yang dekat dengan Agatha. Bahkan teman sekolah pun, mereka harus dinilai dari berbagai sisi. Itulah yang menyebabkan Agatha lebih memilih untuk membatasi diri dan hanya berteman dekat dengan Alin yang memang sejak dulu sudah dikenal baik oleh anggota keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL BOSS, SHY-ON BOY
Teen FictionBagaimana jadinya, jika cewek keras kepala dan tomboy seperti Agatha Kinaya berurusan dengan Kevin Gelara. Si cowok pendiam, manis dan dicap kurang pergaulan oleh teman sebayanya. Kejadian itu bermula ketika Kevin tertimpa musibah, yang mengharuska...