Hai hai...
Happy reading kalian semua... 🦋 ❤️ 🦋 ❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*****
Sudah beberapa menit Agatha menatap pantulan dirinya di atas permukaan cermin. Ia sedikit gugup karena sebentar lagi demo karate akan dimulai, tapi bukan itu masalah terbesarnya sekarang.
Sejujurnya, sejak percakapan yang terjadi antara dirinya dengan Kevin usai, Agatha sama sekali tidak bisa fokus dan sekarang adalah puncak dari perasaan itu. Ia kehilangan salah satu anggota tim, dan urutan formasi bagian belakang pun diubah secara keseluruhan. Meski begitu, Agatha tahu jika ia bisa melakukannya, hanya saja sekarang gadis itu tengah merasakan sesuatu yang aneh. Perasaan tidak nyaman yang membuatnya hampir terjaga sepanjang malam.
"Demonya udah mau mulai, mau sampe kapan lo di sini, Tha? Mau jadi penunggu kamar mandi?"
"Duh... apaan, deh?! Iya, iya... ini keluar..." gerutu Agatha sambil menatap Siska yang bersandar di ambang pintu.
Siska menatap rekannya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tidak biasanya Agatha seperti ini, bahkan Siska akui, baru pertama kali ia melihat gadis berambut pendek itu terlihat bingung dan gelisah. Entah gugup karena akan tampil, atau perkara yang lain, ia sama sekali tidak ingin bertanya sekarang karena takut akan menambah beban pikiran seseorang yang kini berjalan mendahuluinya.
Ternyata semua sudah berkumpul ketika kedua gadis itu keluar dari kamar mandi. Kemudian Agatha memutar tubuh menghadap ke arah Yudha ketika pria itu menghampirinya sambil tersenyum lembut.
"Kalian berdua siap?" tanya Yudha sambil menatap Agatha yang terlihat berusaha menampilkan senyuman terbaiknya.
Pria itu tahu jika anak didiknya yang satu ini tengah memikirkan sesuatu. Bahkan, Yudha menebak kemungkinan Agatha seperti ini karena Kevin yang tiba-tiba mengundurkan diri dari tim karate. Tapi meski begitu, bukan ranah Yudha untuk bertanya lebih jauh tentang bagaimana hubungan pertemanan mereka berdua. Dan lagi, ia tidak ingin membuat suasana hati gadis di depannya semakin memburuk. Sama seperti yang dipikirkan oleh salah satu siswinya, Siska, yang kini berjalan mundur dan memilih untuk bergabung bersama teman-temannya yang lain.
"Ya, Pak!" jawab Agatha lantang yang kini tersenyum lebar.
Demi menutupi perasaannya yang sedikit kacau, Agatha memasang senyum yang begitu cerah dan terlihat lebih bersemangat dari biasanya. Tentu saja gadis itu tak akan membiarkan orang lain tahu tentang perasaan kacau dalam dirinya. Lagi pula, rupanya Kevin benar-benar menuruti perkataannya karena sejak tadi pagi Agatha tidak menemukan sekelebat bayangan remaja itu di sekolah.
"Yuk, semua siap-siap, yuk!"
Yudha bertepuk tangan sebagai tanda agar seluruh anak didiknya merasa semangat dan instruksi untuk segera bersiap. Pria itu juga mengingatkan jika mereka harus melakukan pemanasan terlebih dahulu agar tidak terjadi cedera.
Setelah giliran mereka dipanggil, seluruh anggota mulai menempati posisi masing-masing. Agatha dan Siska berdiri berhadapan. Keduanya terlihat sangat serius, mungkin karena sekarang mereka harus menunjukkan yang terbaik, jadi tidak ada waktu untuk sekadar tersenyum. Ditambah lagi, pasti akan ada perasaan gugup yang sangat wajar dialami ketika tampil di depan banyak orang. Tapi itu bukan masalah besar selama mereka bisa fokus pada apa yang akan dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL BOSS, SHY-ON BOY
Teen FictionBagaimana jadinya, jika cewek keras kepala dan tomboy seperti Agatha Kinaya berurusan dengan Kevin Gelara. Si cowok pendiam, manis dan dicap kurang pergaulan oleh teman sebayanya. Kejadian itu bermula ketika Kevin tertimpa musibah, yang mengharuska...