🥰Tiga Puluh Satu

102 12 15
                                    

Kematian Bapak dan Madura. Dua hal yang seharusnya tak boleh dilupakan dan terus diwaspadai. Tapi, mengapa bisa lupa? Bukankah si Mbah selalu berpesan tentang ini?

"Ayo segera pergi dari sini, Mas! Tak perlu menunggu lebaran. Segera pergi, Mas. Ini semua gara-gara cinta sialan. Kenapa aku harus jatuh hati sama kamu sampai tak berpikir jauh?" Ajeng menunduk seraya mengeleng pelan. Pandangannya jatuh ke lantai. Kedua tangan menumpu pada sofa di sebelah tubuh. Dahinya berkerut dalam.

...

"... alhamdulillah, ya, Allah ... Kamu masih hidup, Nak."

🌷🌷🌷

Kira-kira, siapa yang bilang gini???

Ajeng ketemu sama siapa?

Jawabannya hanya ada dalam versi cetak.

Jawabannya hanya ada dalam versi cetak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Terbit) Sekuntum Hati dari NgaraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang