Rose tersenyum menatap Rena yang tengah tidur di sampingnya. Semalam putrinya menawarkan diri untuk menemaninya tidur karena sepertinya sang ayah akan pulang larut. Sejujurnya Rose juga khawatir dengan Jefran. Pasalnya sampai sekarang pun suaminya itu tidak membalas pesan-pesan darinya.
Rose menghela nafasnya kasar. Sejak malam wanita itu tidak bisa tertidur nyenyak. Perasaannya tidak enak. Akhirnya wanita itu berjalan keluar kamar hendak membuat sarapan untuk anak-anaknya.
"Loh abang? tumben udah bangun? ini kan weekend?". Tanya Rose pada Jere yang tengah sibuk mencari makanan di kulkas.
"Hehehe laper bun. Melon di kulkas habis yah?". Tanya Jere.
"Kemarin dimakan sama Rena bang, abang laper? bunda bikinin sarapan dulu deh kamu duduk dulu. Nunggu bentar gapapa kan?".
"Gapapa bun, eh iya si ayah belom pulang yah?. Tumben biasanya kalo pulang telat kan dia ngabarin di grup". Tanya Jere sambil menatap handphonenya.
Rose menggeleng. Wanita itu enggan menjawab pertanyaan anaknya dan memilih melanjutkan kegiatan masaknya.
"Widih pagi-pagi udah sarapan berat aja"
Keduanya menoleh saat mendapati si sulung yang tengah mengucek matanya.
"Kok lo tumben bangun pagi? biasanya jam segini masih ngebo". Ucap Jean duduk di samping Jere.
"Bacot anjing"
"Jeremy mulutnya"
Jere pun bungkam. Sementara Jean hanya bisa menahan tawanya.
"Ayah belum pulang yah? wah gawat sih kalo sampe Rena bangun ayah belum balik, bisa-bisa anaknya pundung sampe dua tahun". Ucap Jean.
Tak lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Mereka bertiga sama-sama melirik ke arah pintu tersebut.
"Ayah?"
Dengan pakaian yang sudah lusuh, Jefran tersenyum canggung menghampiri ketiganya. Jean dan Jere menatap sang ayah bingung. Kedua anak laki-laki itu terkejut saat melihat anak kecil yang berusia sekitar 4 tahun berjalan di belakang ayahnya.
Rose juga menatap suami dan anak kecil tersebut bingung.
"Jef? kok baru pulang?". Tanya Rose pada suaminya.
"Iya, tadi ada urusan"
"Ini siapa? aduh gantengnya". Tanya Rose. Wanita itu berjongkok menyejajarkan tinggi anak kecil tersebut.
"Yah? ini anak siapa deh?". Tanya Jere yang dari tadi bingung melihat gelagat ayahnya yang mencurigakan.
"Anaknya tante Ciara"
"Adik kalian".Sambung Jefran.
Rose yang tadinya berjongkok pun langsung berdiri dan menatap Jefran bingung.
"M-maksudnya gimana jef?". Tanya Rose. Entah mengapa perasaan tidak enak semalam kembali muncul.
Jefran pun mendekat dan mengambil tangan Rose yang sedikit bergetar.
"Rose maaf". Ucap Jefran. Pria itu menciumi tangan istrinya.
"Aku nyesel Rose aku beneran nyesel". Ucap Jefran dengan suara bergetar.
"Aku sama Ciara pernah main dibelakang kamu, maaf..."
Seketika badan Rose lemas. Tanpa di perjelas, Rose sudah tau maksud Jefran. Rose pun menarik tangannya dari suaminya. Wanita itu menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Maksud ayah gimana sih? kalo ngomong yang jelas dong!". Sentak Jere. Anak laki-laki itu menatap ayahnya kesal sementara Jean memilih bungkam dan menghampiri sang Bunda yang tengah menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home
FanficJAEROSE FAM Jefran sadar kesalahan fatal yang ia lakukan membuat keluarga kecilnya hancur. Ia berusaha mengembalikan suasana rumah yang hangat seperti sebelumnya walau anak-anaknya memaksa dirinya untuk menjauh.