(6) jangan galau, katanya kan rezeki

1.3K 232 32
                                    

Rose kembali beristirahat setelah mengerjakan pekerjaan rumah dan menemani jeje tidur siang. Entah mengapa Rose merasakan kalau tubuhnya makin hari makin lemas dan mudah pusing. Kondisinya seperti semakin menurun setiap harinya, bahkan dua hari ini dia jadi sering mual.

Jean masuk ke dalam kamar Rose dan menatap bundanya bingung. Tumben sekali siang hari bolong bundanya sudah rebahan di kasur, biasanya kalau sudah tidak ada pekerjaan sang bunda akan pergi ke butiknya.

"Bunda kok tumben tidur siang". Ucap Jean duduk di ranjang milik sang bunda.

Rose tersenyum menatap putra sulungnya.

"Bunda cuma mau istirahat bentar doang kok bang"

"Bunda sakit?". Tanya Jeno memincingkan matanya.

"Engga abang, bunda cuma capek mau istirahat aja"

"Yaudah abang keluar dulu yah bun, kalo butuh apa-apa panggil abang aja". Ucap Jean yang dibalas anggukan oleh Rose.

Baru saja dia ingin merebahkan tubuhnya diatas kasur, rasa mual kembali menyerang dirinya. Buru-buru Rose memuntahkan cairan bening dari dalam mulutnya. Selesai memuntahkan isi perutnya wanita itu menatap dirinya di cermin. Tampak pucat di sertai dengan kantung mata yang lumayan tebal.

"Mual?". Tanyanya.

Tiba-tiba pikirannya terlintas pada saat dirinya pertama hamil si kembar. Gejalanya yang ia rasakan pada tubuhnya pun sama.

Rose menggelengkan kepalanya cepat.

"Gak, gak mungkin hamil. Ini cuma kecapean aja karena beberapa hari ini sempet gak bisa tidur".

Wanita itu mengusap wajahnya kasar. Rose berharap pikiran tentang dirinya hamil itu tidak benar.

*****

Jefran baru saja pulang dari kantornya. Pria itu memasuki rumahnya yang tampak sepi akhir-akhir ini. Biasanya istri dan juga anak-anaknya menunggunya pulang di ruang keluarga.

Jefran menghela nafasnya. Dia harus terbiasa dengan suasan sepi seperti ini sampai semuanya kembali membaik. Pria itu membuka kamarnya dan menyerit saat tidak mendapati keberadaan sang istri.

"Rose kemana?". Gumamnya.

Pria itu menaruh tasnya diatas nakas dan menggerakan kakinya menuju kamar mandi. Niat membersihkan dirinya ia urungkan saat melihat tubuh istrinya yang tengah tergeletak di kamar mandi. Bola mata Jefran hampir keluar dan buru-buru mendekap istrinya.

"ROSE!"

Tangan Jefran gemetara menepuk pipi sang istri yang sangat dicintainya.

"Rose, sayang bangun hei!". Lagi-lagi Jefran menepuk pipi Rose dengan harap istirnya itu membuka matanya.

Jefran dengan cepat mengendong Rose keluar kamar mandi dan bergegas menuju rumah sakit.

"JEAN! JEAN!". Teriak Jefran.

Jean yang mendengar suara teriakan sang ayah pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Jefran dengan raut wajah panik.

"BUNDA??!!"

Kaki Jean lemas saat melihat sang bunda yang tidak sadarkan diri berada di dekapan ayahnya.

Jeje yang mendengar suara keributan pun ikut keluar.

"Abang dengerin ayah. Ayah mau bawa bunda ke rumah sakit, abang tolong jaga rumah". Ucap Jefran yang langsung mendapatkan gelengan tegas dari anaknya.

"Enggak, aku ikut. Aku yang nyetir. Ayah kalo panik suka ga bisa ngendaliin diri, kalo kenapa-napa dijalan gimana?"

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang