CH 8 : True Feeling (IND)

508 48 2
                                    

"Barcode, Apo!!!"

Barcode tersenyum girang, ketika netranya menangkap sosok sang ayah, sedang berdiri menyambutnya dengan senyum lebar, di pintu keluar Bandara Changi, Singapore siang itu. Tanpa dikomando, pria kecil itu pun langsung melepaskan tangannya dari gandengan Apo, lalu berlari kencang menghampiri ayahnya yang telah menunggunya dengan kedua tangan yang terbuka lebar, siap untuk memeluknya.

"Barcode, jangan lari. Nanti kau jatuh." Apo, yang tengah berjalan mengekorinya mencoba memperingatkan, sambil ikut berlari-lari kecil mengimbangi kecepatan tuan muda nya.

"Daddyyyy..." Barcode meloncat ke pelukan sang ayah dan langsung memeluk lehernya erat-erat. "Aku rindu Daddy." Katanya lagi, sembari menyandarkan kepalanya dengan nyaman di pundak sang ayah.

"Daddy juga rindu padamu, jagoan. Bagaimana kabarmu? Kau tidak nakal selama Daddy pergi kan?" Tanya Mile.

"Hm," Barcode menggelengkan kepalanya kencang. "Kan kata Daddy, aku harus jadi anak baik dan harus menurut kata-kata P'Po."

Mile tersenyum puas, "Good boy." Kata Mile, sambil mencium pipi gembil Barcode. Mile lalu mengalihkan pandangannya pada Apo, yang saat itu tengah mengenakan kemeja bermotif bunga-bunga dan juga celana pendek berwarna putih, lengkap dengan kacamata hitamnya. Untuk sesaat, Mile tertegun. Betapa dia juga sangat merindukan laki-laki ini. Rasanya, ingin sekali dia menubruk badan pria itu dan memeluknya erat-erat. Namun dia tau, hal itu belum bisa dia lakukan sekarang. "Nanti akan ada waktunya." Begitu pikirnya. "Terimakasih sudah mengantar Barcode kesini ya, Po." Mile berkata, memecah rasa canggung di antara mereka.

Apo menyelingkan senyum kecil, sembari membuka kacamata hitamnya dan lalu menggantungkannya di kemejanya. "Tidak masalah Phi. Lagipula, aku juga senaaang sekali, akhirnya aku bisa menggunakan passport ku lagi. Hahaha... Well, It's been a while..." Kata Apo.

"Aku juga senaaaaaang sekali Dad. Karena aku akhirnya bisa jalan-jalan lagi." Celetuk Barcode, sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

Mile menganggukkan kepalanya, "Syukurlah, kalau kalian berdua senang. Kalau kalian senang, Daddy juga jadi ikut senang." Kata Mile, tulus. "Apa Barcode merepotkanmu selama Phi pergi, Po?" Tanya Mile lagi.

Apo hanya mengangkat bahunya, acuh. "Well, dia tetap menjadi Barcode yang seperti biasanya, Phi. Memang agak sedikit merepotkan, tetapi dia jadi lebih penurut ketika kau tidak ada." Kata Apo.

"Benarkah? Hebat sekali anak Daddy."

"Cuma kemarin, Barcode makannya agak rewel tuh, Dad. Dia tidak menghabiskan makan malamnya kemarin." Adu Apo pada Mile, dengan diselingi tawanya. Barcode yang berada dalam gendongan Mile itu, langsung melotot pada Apo sambil menggerutu tak suka, ketika Apo mengadukan perbuatannya pada sang ayah.

Mile langsung memicingkan matanya memandang sang anak. "Benar, Barcode? Kenapa tidak mau makan? Biasanya kan kau makannya lahap kalau P'Po yang memasak?" Tanya Mile. Namun Barcode hanya diam saja, sambil menundukkan kepalanya dengan pipinya yang menggembung lucu.

"Minta mie instan, Phi. Tapi tidak ku beri, karena sehari sebelumnya, dia sudah makan 2 bungkus mie instan." Jelas Apo.

Mile menghela nafasnya, "Barcode... Daddy kan sudah bilang, jangan terlalu banyak makan mie instan. Nanti perutmu jadi sakit."

"Tapi kan aku sedang ingin makan mie instan Dad." Barcode masih mencoba menggugat.

"Iya, tapi kalau terlalu sering kan tidak bagus juga, sayang."

"Iya iya. Aku salah. Maafkan aku ya Dad. Maafkan aku ya, P'Po. Aku janji tidak akan seperti itu lagi." Kata Barcode penuh sesal, sambil mengulurkan kelingking kecilnya.

WHY DON'T YOU STAY (MileApo Fanfiction | IND/ENG version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang