Ting tong... ting tong...
Mile tersenyum lebar, ketika dia mendengar bel pintu rumahnya berbunyi. Mile yang saat itu sedang menyeduh kopi pagi nya, segera bergegas ke pintu depan, untuk menyambut seseorang yang telah dia tunggu-tunggu itu. Ketika sampai di depan pintu, Mile sejenak mengambil nafas, berusaha meredam suara jantungnya yang sedang berdegup kencang. Harap-harap, seseorang di balik pintu ini tak mendengar degup jantungnya yang tengah menggila itu.
Kriieekk...
"Selamat pagi tuan," Apo berdiri di balik pintu. Tersenyum menggoda, sambil membungkukkan badannya sopan. "Perkenalkan, saya Apo Nattawin, pengasuh baru yang akan mulai bekerja hari ini untuk menjaga setan kecil anda. Eh, maksud saya... pangeran kecil anda." Ucap Apo.
Mile tertawa sebentar mendengar jokes Apo, sambil kemudian meninju pelan dada pria itu. Dia kemudian memandang Apo dari atas sampai bawah, memperhatikan dengan detail penampilan pria itu. Apo saat itu menggunakan kaos berwarna hitam sederhana yang dia gulung kedua lengannya, dan juga celana jeans yang sedikit lusuh. Menyadari Mile sedang memperhatikannya, Apo kemudian berkata lagi,
"M-Maaf, P', apa... dandananku terlalu casual? Apa lain kali aku harus datang dengan kemeja dan dasi, atau jas, atau-,"
"Hahahahah..."Mile tertawa. "Tidak, tidak perlu sampai seperti itu. Kau itu pengasuh, bukan bodyguard. Jadi dirimu sendiri seperti ini, sudah cukup kok." Ujar Mile.
Ya, sejujurnya, justru melihat Apo yang berdandan seperti ini, Mile lebih menyukainya. Apo terlihat nampak lebih mempesona di matanya. Dia seperti melihat Apo 8 tahun lalu, yang selalu berdandan eksentrik, sesuka hatinya. Bahkan ada suatu waktu, ketika dia mengajak Apo untuk berkencan makan malam, Apo hanya menggunakan baju tanktop berwarna hitam, hotpants berwarna biru muda cerah, dan sepatu yang berbeda warna kanan dan kirinya. Warna pink untuk sepatu kanannya, dan warna kuning untuk sepatu kirinya. Walaupun banyak orang yang memandangnya aneh saat itu, tetapi Apo tetap percaya diri dan seakan tak peduli dengan semua itu. Dan Mile sendiri, tidak pernah komplain tentang bagaimana Apo berpakaian. Baginya, mau Apo berpakaian seperti apapun, dia tetap terlihat tampan dan menggemaskan.
"Yang penting kau datang tidak telanjang. Hahahah..." Mile menambahkan.
"Bodoh! Kau pikir aku gila? Huh, kau ini, masih saja suka menggodaku." Dengus Apo kesal.
Mile tertawa lagi. "Masuklah, Po. Akan P' tunjukkan rumah P' padamu." Apo mengangguk, lalu mengekori Mile dan masuk ke dalam rumahnya.
Mile mempunyai rumah yang cukup besar, mengingat dia hanya tinggal berdua dengan Barcode disini. Ketika tadi sampai disini, Apo sempat ragu, apakah benar ini adalah rumah milik Mile, karena rumah ini terlihat sangat megah. Ketika dia memasuki rumah Mile, Apo mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut rumah sambil bergumam heboh. Ternyata, dalamnya lebih luas dari apa yang Apo perkirakan. Rumah ini terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah, terdapat ruang tamu, ruang keluarga, dan juga bar kecil yang di penuhi dengan botol-botol minuman berakohol dengan berbagai macam ukuran, warna dan bentuk, yang sengaja di tata secara estetik untuk mempercantik sudut tersebut. Sedangkan di lantai atas, terdapat beberapa ruangan kamar yang juga cukup luas. Seluruh rumah di dominasi dengan warna emas, hijau dan cokelat. Seluruh barang-barang yang ada di rumah itu pun terlihat sangat mewah dan berkilau. Mulai dari hiasan-hiasan kristalnya, lampu gantung yang besar, sampai lukisan-lukisan di dinding-dindingnya,yang Apo yakin harganya tidak akan murah.
"Sial, pria ini benar-benar jadi semakin sukses sekarang!" Apo bergumam dalam hati, sembari memperhatikan Mile yang masih menjelaskan seisi rumahnya.
"Nanti, kamarmu di atas ya, di sebelah kamar Barcode. Jadi, jika ada apa-apa, kau bisa langsung datang padanya." Jelas Mile.
Apo menganggukkan kepalanya perlahan, sedikit ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY DON'T YOU STAY (MileApo Fanfiction | IND/ENG version)
FanficCerita bermula dari seorang pria bernama Apo Nattawin, yang kembali di pertemukan dengan cinta pertamanya, setelah perpisahan mereka yang menyakitkan 8 tahun silam. Apakah Apo akan kembali pada cinta pertamanya? Atau justru, dia lagi-lagi harus men...