Drrrt... drrrtt...
"Po... ada telepon," Teriak Mile dari meja makan, ketika dia melihat ponsel milik Apo yang tergeletak di sampingnya, bergetar dan berkedip-kedip.
Apo yang pagi itu sedang sibuk membuat nasi goreng di dapur, membalikkan badannya. Sebenarnya Apo ingin langsung mengangkat panggilan telepon tersebut, tapi sekarang tangannya masih sangat penuh dengan peralatan masak dan tangannya pun kotor karena terkena minyak.
"Emmm... tolong angkat saja teleponnya P'Mile. Mungkin itu Bas. Dia memang sudah menelponku sejak tadi, tapi belum sempat ku angkat." Jawab Apo dari arah dapur.
Mile yang sebenarnya juga sedang sibuk mempelajari presentasi yang akan dilakukannya nanti, terpaksa mengambil ponsel milik Apo, dan malah menemukan nama Job disana.
"Job yang menelpon," Ujarnya.
"Euh, angkat saja. Itu mungkin Bas yang menelpon menggunakan ponsel Job."
Tanpa bertanya lagi, Mile pun lalu mengangkat panggilan telepon dari kawan baiknya itu.
"Halo..."
"Halo, Apo..."
"Ini aku, Mile..." Ucap Mile sedikit acuh, sambil menyesap kopi hitam buatan Apo yang asapnya masih mengepul.
"Au, kenapa kau yang mengangkat? Apo mana?"
"Sedang masak di dapur. Ada apa sih, kau menelpon Apo pagi-pagi begini?" Mile berkata dengan nada sedikit tak suka, terlihat dari kedua alisnya yang kini saling menaut.
"Galak sekali sih, pak boss. Aku tidak akan merebut istrimu, tenang saja." Kata Job menggoda.
"Berisik! Ada apa? Cepat katakan!"
"Baiklah baiklah. Emm... begini, sebenarnya, hari ini aku ingin minta tolong pada Apo untuk menjaga Bas di apartment."
"Au? Memang Bas kenapa?"
"Dari semalam dia tidak enak badan. Badannya demam tinggi, dan mual-mual. Aku juga tidak tau kenapa. Aku sangat khawatir padanya, tapi aku yakin kau tidak akan mengijinkanku untuk libur hari ini, karena hari ini kita ada meeting penting kan, dengan Client dari Malaysia? Karena itu, aku minta tolong Apo untuk menjaga Bas hari ini, itu juga kalau Apo tidak keberatan." Jelas Job.
Mile mengangguk-angguk, paham. "Kenapa tidak kau bawa Bas ke dokter saja? Atau mau ku panggilkan dokter keluargaku untuk memeriksa Bas?"
"Tidak perlu, Mile. Kau tau kan, Bas sangat membenci segala hal yang berbau dengan rumah sakit. Dia tidak akan setuju untuk menemui dokter. Lagipula, semalam aku sudah mengompresnya, dan pagi ini demamnya sudah mulai turun. Tapi badannya masih sangat lemas dan tidak mau makan."
"Ya harus dipaksa dong. Jika dia tidak makan, dan tidak minum obat, mana bisa sembuh, Job? Kau ini bagaimana sih?"
"Aku sudah berusaha keras, tapi Bas masih menolak. Katanya, dia ingin makan masakan Apo, dan disuapi oleh Apo langsung."
"Tunggu tunggu tunggu... gejala Bas itu... kenapa seperti orang mengidam, ya? Jangan-jangan Bas hamil??" Kata Mile, asal.
"APA??!!" Apo yang mendengar kata-kata Mile itu, langsung melemparkan wajan yang sedang dipegangnya, dan kemudian berlari ke arah Mile. Apo kemudian merebut ponselnya dari tangan Mile, dan membentak Job. "JOB, DASAR KAU BAJINGAN!!! KAU APAKAN SAHABATKU ITU SAMPAI DIA BISA HAMIL??!! HAH??!!" Teriaknya heboh.
Job di ujung telepon, hanya bisa menghela nafas pelan, sedangkan Mile masih tersiksa karena berusaha keras menahan tawanya melihat kepolosan Apo.
"Ya dia perkosa. Memang apalagi?" Bisik Mile pada Apo.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY DON'T YOU STAY (MileApo Fanfiction | IND/ENG version)
Fiksi PenggemarCerita bermula dari seorang pria bernama Apo Nattawin, yang kembali di pertemukan dengan cinta pertamanya, setelah perpisahan mereka yang menyakitkan 8 tahun silam. Apakah Apo akan kembali pada cinta pertamanya? Atau justru, dia lagi-lagi harus men...