Mile dan Apo berjalan berdampingan malam itu. Saling bergandengan tangan, dengan senyum yang masih tidak bisa terlepas dari bibir masing-masing. Rasanya masih cukup canggung, tetapi tidak secanggung biasanya. Apo bahkan mulai berani memeluk lengan Mile erat, ketika dia merasa sedikit kedinginan karena semilir angin yang cukup kencang malam itu. Sedangkan Mile, senang-senang saja ketika Apo melakukan itu. Keduanya pun terlibat dalam perbincangan yang asik, sambil mengedarkan pandangan, menikmati momen di malam itu.
"Rasanya... sedikit aneh, Phi." Kata Apo kemudian.
"Hm?"
"Kau tau, berduaan denganmu seperti ini, tanpa ada Barcode, rasanya aneh." Kata Apo lagi.
Mile tergelak pelan, "Au naa... Ada bagusnya juga sesekali kita berduaan begini, kan? Jadi tidak ada yang mengganggu kita. Hahaha..." Apo hanya tersenyum malu, dengan wajahnya yang merona.
"Hmh... tapi aku merindukan Barcode, Phi."
"Ck," Mile berdecak pelan. "Sekarang kau lebih menyayangi Barcode daripada Phi ya?"
Apo melirik tajam, "Tunggu dulu, kau cemburu pada anakmu sendiri?"
"Euh."
Apo tertawa, "Ohooo, Phi Mile... kau ini benar-benar tidak berubah ya? Dulu, kau bahkan cemburu pada buku-bukuku karena aku menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca daripada menemanimu bermain."
"Ya, kau tau alasannya, bukan?"
"Apa?"
"Karena aku terlalu mencintaimu." Jawab Mile, enteng.
Apo langsung membuat gerakan seolah-olah dia ingin muntah, diiringi dengan tawanya yang renyah. "Tch! Aku tidak percaya!" Apo berdecih. "Jika kau memang sangat mencintaiku, then why don't you stay at that time, even when I begging you to?" Langkah Mile seketika terhenti. Dia terdiam, sambil memandang lekat pada mata diamond Apo dengan mata yang bergetar. Apo yang melihat reaksi Mile saat itu, hanya bisa menahan tawanya. "Jangan berwajah seperti itu, Phi Mile. Aku hanya bercanda. Jangan marah naaa.."
Mile menghela nafasnya. Dia lalu menangkup kedua wajah Apo, dan mencium kening pria berkulit tan tersebut.
"From now on, I'll stay with you. Even when you don't ask for it, even when you trying hard to push me away, or even when the world come crashing down... I'll always stay with you. I'm promise. I would never ever let go of your hands again, Po. Never again."
Kalimat yang Mile ucapkan itu, seketika membuat Apo membeku di tempatnya. Desiran aneh kembali melanda hatinya. Degup jantungnya menggila, dan perutnya tiba-tiba memulas. Entah mengapa, kalimat Mile tersebut membawa sebuah kelegaan besar di hati Apo. Kekhawatiran yang melandanya selama beberapa hari terakhir, kini menghilang, menguar seiring dengan tangan Mile yang mengerat di kedua sisi pipinya. Matanya yang bening menatapnya begitu teduh, begitu lekat. Seakan-akan ingin meyakinkan Apo, bahwa dia sedang bersungguh-sungguh.
Mata Apo kembali memanas. Butiran air hangat itu kembali memaksa dan mendesak keluar. Mile yang melihat Apo menangis kala itu, lalu langsung mengusapkan kedua ibu jarinya ke pipi Apo yang mulai basah.
"Tidak apa-apa, naa. Jangan menangis, anak baiknya Phi. Anak baik mau apa? Permen? Es krim? Daddy akan belikan semuanya. Tapi jangan menangis, okay?" Kata Mile yang mencoba menghibur Apo.
Apo kemudian sedikit tergelak, karena Mile menghiburnya seperti dia sedang menghibur anak kecil. "Memangnya aku Barcode apa?!" Jawabnya, yang seketika menerbitkan senyum lebar di bibir Mile. Mile lalu kembali meraih tangan kiri Apo, menggenggamnya erat, serta mengecupnya lembut.
"Ayo kita cari Barcode." Ajak Mile. "Sebelum Job benar-benar menjual setan kecil itu ke tukang manisan."
Apo tertawa lagi, lalu mengangguk setuju. Mereka berdua pun kembali melangkahkan kaki mereka, sembari menengok ke kanan dan kiri, mencari keberadaan sang putra yang tadi mereka titipkan pada Job.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY DON'T YOU STAY (MileApo Fanfiction | IND/ENG version)
FanfictionCerita bermula dari seorang pria bernama Apo Nattawin, yang kembali di pertemukan dengan cinta pertamanya, setelah perpisahan mereka yang menyakitkan 8 tahun silam. Apakah Apo akan kembali pada cinta pertamanya? Atau justru, dia lagi-lagi harus men...