part 5

42 33 9
                                    

di tengah tengah perjalanan mereka sempat berdebat dan sempat melakukan pukulan.

"ayah liat ini ayah liat semua ini kelakuan ayah terhadap anaknya,apakah pantas seorang ayah memukul darah dagingnya sendiri sampai pingsan begini,dan gitu merasa tidak bersalah juga,cihh dasar ayah engga mempunyai rasa kasian sedikit pun kepada anaknya sendiri." ucap sang Abang dengan nada tinggi.

"STOP ! tidak usah kamu nyalahin ayah salahkan itu adik kesayanganmu yang menghalangi ayah untuk menghabisi mu ,dasar adikmu saja yang ingin menjadi pahlawan kesiangan untukmu."ucap ayahnya yang sedang membela diri sendiri dan menyalahi Alana.

"bisa-bisanya seorang ayah salahkan anak kandungan sendiri di mana hati dan pikiran seorang ayah yang sudah memukul anaknya dan hanya membela diri sendiri."ucap sang Abang.

"SUDAH STOP ! tidak ada baiknya kalian bertengkar di situasi darurat kaya gini,bukanya buru-buru untuk menuju rumah sakit malah bertengkar,apakah kalian tidak kasian sama Alana dia kaya begini karena kelakuan kalian terutama
kamu mas,bisa-bisanya kamu memukul anak kamu sendiri dengan kayu besar di mana hatimu mas."ucap sang bunda sambil menangis.

"kalian ini kenapa si selalu membela anak sialan itu apakah kalian berfikir anak itu tidak berguna,bisa-bisanya kalian membela dia."ucap sang ayah dengan nada tinggi.

"tidak pantas seorang ayah yang ngomong anak dari darah daging dia sendiri menyebut anak sialan dan tidak berguna,apakah ayah sadar ayah sendiri juga tidak berguna sama sekali karena ayah tidak bisa mendidik anak-anaknya dengan baik dan dengan mendidik anak secara keras dan bikin mental anaknya rusak bisa,sekarang yang tidak berguna itu ayah karena ayah gagal mendidik anak-anaknya."ucap sang Abang yang menaikan nada bicaranya.

plakk...

"APA ! kamu bilang ayah gagal menjadi ayah buat anak-anaknya dan gagal mendidik anaknya, HEY berfikir kamu itu seharusnya bersyukur hidup di keluarga yang serba ada dan tidak kekurangan sama sekali,masih bisa kamu bilang ayah gagal mendidik anaknya."ucap ayahnya yang kini emosinya terlah memuncak.

"asal ayah tau aja hidup di keluarga serba kecukupan itu membuat aku bersyukur tapi aku sangat kecewa dengan ayah yang sangat tempramental dalam mendidik anaknya,itu yang ayah bangga kan mendidik anak dengan segala kecukupan tapi tidak ada harmonisnya di dalam keluarga sama saja ayah tetap gagal dalam mendidik kami."ucap sang Abang yang kini emosi tapi tetap keadaan tenang meskipun ayahnya tampak sudah marah sekali.

plakk...
bugg...

satu tamparan dan satu pukulan yang mendarat di pipi RAFANDRA,kini sang ayah benar-benar emosi

"SUDAH STOP MAS ! apa apaan kamu ini bisa bisanya kamu memukul dan menampar anakmu di situasi darurat begini."ucap sang bunda yang ingin memberhentikan pukulan sang suaminya kepada anaknya.

"SUDAH DIAM SAJA KAMU ! tidak usah membela anak pembangkang ini".

setelah perdebatan yang cukup panjang dan suasana makin keruh kini mereka akhirnya sampai di rumah sakit.

"sudah mah sudah,sebaiknya kita turun dan masuk ke dalam dan membawa Alana masuk,dan tidak usah mendengarkan omong kosong dari seorang ayah yang tidak berguna itu."mendengar ucapan dari sang anak mereka pun bergegas untuk keluar dari mobil dan pergi kedalam untuk mengecek keadaan Alana.

"SIALAN ITU ANAK,lihat saja akan aku habiskan itu anak karena sudah berani membangkang seperti itu."ucap sang ayah setelah mereka turun dari mobil.

Setelah itu ayahnya pun ikut turun dari mobil dan segera ikut masuk ke dalam rumah sakit,dan ingin tahu kondisi anaknya bagaimana.

ALANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang