5

187 20 1
                                    

Pada kediaman keluarga Choi saat ini tengah tegang pasalnya sang Ayah, Choi Siwon. Menginterogasi Beomgyu dengan berbagai kertas ditanganya, entah itu berisi beritanya dengan Kazuha hingga nilai simulasi ujian.

"Sudah beberapa kali Papa ingatkan, Choi Beomgyu!" Suara Siwon yang berada di ruang keluarga terdengar sampai taman belakang.

"Kau hanya perlu jadi anak yang mendapat prestasi, tak perlu membuat rumor yang tidak berguna!" Beomgyu sedari tadi duduk berlutut di hadapan sang Ayah hanya bisa berdoa agar tidak menjadi samsak tinju.

"Ayah mengeluarkan banyak biaya untuk merubah mu menjadi sempurna dimata para investor!" Ya, dirinya hanya bagaikan saham dimata Ayahnya sendiri.

"Apa kau bisa bertanggung jawab bila saham Papa jatuh, hah!" Beomgyu menggeleng setelah mendengar perkataan itu, ia tidak mau jika jadi samsak tinju karena ini.

"Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Cepat pergi ke kamar mu dan belajar!" Dengan perlahan Beomgyu berdiri dan memberi hormat, meskipun sering mendapat luka fisik dan mental ia masih memiliki sopan santun.

Saat berjalan menuju kamarnya ia melihat sang Kakak membentangkan tangannya menatap sendu dirinya.

Jisu menarik sang Adik ke dalam pelukkan nya, setiap saat inilah yang hanya bisa ia berikan jika Beomgyu sedang dalam suasana kecewa kepada Ayah mereka.

"Maaf ya!" Beomgyu menggeleng, ia tidak suka jika Kakaknya mengeluarkan kalimat itu.

"Itu bukan kesalahan Kakak, enggak perlu minta maaf. Pelukan Kakak udah cukup buat aku tenang." Jisu melepas pelukkannya dan menatap Adiknya.

"Seharusnya Kakak yang jadi pelindung kamu, bukan kamu yang jadi pelidung Kakak." Beomgyu tersenyum manis, ia mengecup kening sang Kakak dengan penuh sayang.

"Kak Jisu cukup jadi penyemangat Beomgyu untuk selalu kuat, itu aja enggak lebih!" Mendengar penuturan tersebut Jisu mengangguk.

"Hmm aku mau belajar dulu ya Kak, bye! Good night!" Beomgyu berlari ke kamarnya.

Dengan perasaan yang masih sama, Beomgyu meremas dadanya dengan kuat. Padahal ia sudah mempersiapkan berbagai kalimat untuk membalas sang Ayah, akan tetapi bentakkan tadi membuatnya meringsut.

Ternyata meskipun ia berusaha melepaskan jeratan di lehernya, kekuatannya tak sanggup menahan beban tersebut. Ya, Beomgyu masih sangat jauh dari kata kuat.

***

SMA Myunghee kini disibukkan dengan ujian yang menentukan mereka pada pemeringkatan satu sekolah.

Akan tetapi pikiran Kazuha saat ini sangat kacau, hal itu terjadi sejak ia melihat bibir Beomgyu yang sobek dipinggir. Berjalannya waktu menambah kekacauan pikiran Kazuha.

"Baik anak-anak, waktu sudah habis. Angkat tangan kalian, lalu segera salurkan jawaban kalian ke depan!" Ucap guru pengawas.

Sialnya Kazuha belum selesai, ia harus mengisi 2 jawaban lagi.

"Kamu yang dipinggir, angkat tangan mu!" Kazuha dengan pasrah mengangkat tangannya dengan cepat.

"Kacau sudah!" Batin Kazuha sambil menyerahkan lembar jawaban ke bangku depan.

Bell berbunyi menandakan jam istirahat, ia bersama Yunjin berjalan menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah meronta-ronta.

Saat berjalan Kazuha mendapat berbagai cacian dan sindiran karena beritanya dengan Beomgyu masih menjadi topik teratas.

"Gk usah lo dengerin omongan mereka, karena mereka iri sama lo!" Yunjin menepuk pundak Kazuha sembari tersenyum.

"Bagaimana ujian lo? Pasti bagus kan?" Yunjin bertanya setelah mereka duduk di bangku kantin, yah meskipun banyak pasang mata memandang mereka dengan tajam.

"Berantakan, karena aku lagi banyak pikiran." Yunjin mengerutkan dahinya.

"Lo gk bercandakan? Pikiran apa coba!" Kazuha menghembuskan nafasnya, sudah saatnya ia memberitahu Yunjin mengenai perasaannya.

"Aku... suka Beomgyu, mungkin?"

Perkataan Kazuha tadi membuat senyum Yunjin tiba-tiba menghilang.

"Lo gila?!" Yunjin berteriak heboh sehingga mereka manjadi pusat perhatian dibandingkan yang tadi.

"Shttt! Pelan-pelan!" Kazuha menutup mulut Yunjin dengan tangannya. Reaksinya sangat diluar ekspetasi.

"Dari kapan?" Yunjin mulai menyelidiki Kazuha.

"Dari awal dia nolongin aku." Yunjin kembali dibuat shock.

"Zuha... lo tau-"

"Iya, aku tau kalau ini seharusnya engga terjadi. Tapi perasaan ini juga bukan hal yang bisa aku atur sendiri!" Kazuha berucap dengan sedih, hal itu membuat Yunjin berdiri dan segera memeluk temannya itu.

"Its okay, kalau lo memang suka sama dia. Tapi satu hal yang perlu lo inget, dia bukan laki-laki yang biasa lo kenal. He keeps many mysteries!" Mendengar perkataan Yunjin membuat Kazuha mengingat apa yang yang ia pikirkan tadi saat ujian, sehingga membuat konsentrasinya berantakan.

"Dan misteri itu bisa bikin lo hancur kapan pun, layaknya bom waktu." Kazuha semakin termenung, ia tidak berselera makan.

***

Bell pulang berbunyi, seluruh murid bernafas lega karena ujian hari pertama telah usai. Tapi hanya satu anak yang tidak menunjukkan wajah leganya, Kazuha.

"Zuha, lo mau balik bareng gk?" Yunjin menawarinya, akan tetapi hanya gelengan yang ia dapat.

"Makasih Jin, tapi aku hari ini mau belanja buat stock makanan di kost." Yunjin mengangguk, ia paham bila temannya itu sedang ingin sendirian.

"Kalo gitu gue cabut duluan ya! Udah ditungguin Papa, bye!" Kazuha membalas lambaian Yunjin yang semakin menjauh.

Ia kembali merasa iri kepada sahabatnya karena bisa bersama orang tuanya, sedangkan ia tidak pernah mengetahui mengenai kedua orang tuanya. Entah itu masih hidup atau tiada, tidak ada yang tau.

"Hei!" Kazuha merasa dipanggil pun membalikan badannya. Beomgyu.

"I-iya?" Sial, suara Kazuha bergetar.

Sibuk dengan degup jantungnya membuat Kazuha tidak sadar jika ia ditarik oleh Beomgyu entah menuju kemana, yang pasti tetap dilingkungan sekolah.

Setelah kejadian itu Kazuha dan Beomgyu tiba di atap sekolah, ternyata Beomgyu membawanya kesini. Tapi untuk apa?

"Disini gue gk mau banyak bicara, lo sengajakan waktu ujian tadi?" Kazuha masih diam dan melihat tangannya masih digenggam oleh Beomgyu.

"Jawab!" Beomgyu membentak tepat diwajahnya dan tak lupakan genggaman ditangannya semakin keras sehingga membuat wajahnya meringis.

"Apa maksud kamu? Sengaja apa!" Kazuha hendak menarik tanganya akan tetapi Beomgyu menarik Kazuha dan menjepitnya diantara dirinya dan tembok.

"Lo sengaja ngosongin jawabankan? Jawab!" Kazuha semakin diam, wajah mereka hanya berjarak 3 senti. Bahkan tatapan Beomgyu seakan menusuk ke matanya.

"Aku engga sengaja, dan itu juga bukan urusan kamu kan?"

"Gue tau kalo lo beberapa hari ini selalu ngamatin gue. Asal lo tau gue liat semua gerak-gerik lo." Suara berat Beomgyu membuat bulu kuduk Kazuha berdiri. Oke sepertinya pembicaraan mereka harus sampai sini saja.

Kazuha mencoba melepaskan diri dari Beomgyu, akan tetapi kungkungan Beomgyu semakin kuat.

Tatapan laki-laki itu menurun menuju bibir berwarna merah muda dengan lapisan lip balm cherry milik Kazuha, wajah mereka bahkan sudah tidak ada jarak.

Cup

Mata Kazuha membuka dengan lebar, ini sudah melewati batas. Bukan ini yang ia inginkan.

Keluar dari keterkejutannya, Kazuha mencoba memberontak karena saat ini bukan hanya kecupan tetapi lumatan-lumatan kecil yang ia rasakan.

Saat nafas Kazuha tercekat membuat Beomgyu mau atau tidak mau harus melepaskan tautan mereka. Nafas mereka sama-sama memburu.

"Lo sekarang mainan gue!"

TBC

I BEG YOU | CHOI BEOMGYU & KAZUHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang