Sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing, William dan Gifar saling menghangatkan, pelukan erat mereka berikan sebagai tanda perpisahan.
Gifar kembali ke kediamannya dengan perasaan bercampur aduk, jantungnya pun berdetak lebih cepat dari biasanya.
Melihat Ara masih bersantai di ruang tamu, Gifar langsung memeriksa jam yang tergantung di dinding dekat dapur. Sudah tengah malam.
Dia langsung melangkahkan kaki ke arah Ara, duduk tepat di sebelahnya.
"Ra, kenapa belum tidur?"
"Ara nungguin abang, takut abang gak pulang," ucapnya santai, kemudian memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.
"Ayah ga marah? Tidur gih."
"Ayah belum pulang, bang." Gifar langsung terheran. Ayahnya tak pernah pulang di atas jam 9, aneh. Dia melihat ke arah gips yang membaluti kaki kecil adik perempuannya.
"Masih sakit ya, sayang?"
"Lumayan bang, tapi kalau diem ga sakit kok, aman!"
"Syukurlah.." dari tadi Ara mengamati ekspresi Gifar, sangat berbeda dari biasanya. Dia terlihat.. bahagia(?)
"Abang, habis ketemu sama siapa?" Gifar langsung tersipu.
"William. Tau dia kan? Yang namanya sering disebut sama ayah."
Ara mengangguk kecil, matanya menatap tepat ke dalam mata Gifar. "Tapi Ara ga pernah lihat mukanya."
Gifar langsung mengeluarkan kertas gambar yang William berikan padanya. Senyumnya langsung merekah sesaat setelah melihat bentuk wajah William di atas kertas.
"Ini, Ra. Dia yang gambar ini untuk abang." Ara langsung mengambil alih kertas itu, dia terkagum-kagum.
"Woah.. temen abang ya?"
"Yup. Dia yang ga pernah gagal ngalahin abang di segala bidang. Dia pinter banget, Ra."
"Dia ganteng, kaya abang!" Gifar langsung tersenyum mendengar itu. Dia menghela nafas sebelum akhirnya mulai bercerita.
"Iya, dan juga cantik." Gifar tersenyum kecil. "Ra, abang yakin kamu bisa jaga rahasia."
"Kenapa abang?"
"Abang lagi suka dengan seseorang."
Seketika mata Ara membulat, nada bicaranya berubah semangat. "Beneran? Sama siapa?"
Gifar menunjuk gambar William. "Dia."
"Dia? Pantes aja abang kelihatan seneng banget tadi!" Gifar langsung merona mendengarnya. "Ara janji gak akan bilang siapa-siapa!"
"Makasih banyak Ra.. abang tau kamu anak baik."
-------
KAMU SEDANG MEMBACA
Come and Stay ; Kookv
RandomSemesta berencana mempertemukan dua insan yang sedang memikul bebannya masing-masing. Yang sedang berusaha untuk tidak egois dan pulang tanpa dijemput. "Menurut gue, lo ga pantes ada di dunia ini, dunia terlalu jahat untuk malaikat kaya lo."