; Ulang Tahun

34 8 0
                                    

Sepulang sekolah, William dan Gifar langsung kembali ke rumah masing-masing. Gifar disambut okeh adik kecilnya yang sedang berulang tahun.

"Abang!" Ara melompat, dan langsung disambut oleh Gifar.

"Halo sayang, nanti temen abang datang loh. Dia mau lihat adik abang yang cantik ini," ucapnya sambil tersenyum kecil, mencolek hidung kecil adiknya.

Ara tersenyum lebar. "Teman abang yang mana, yang abang suk itu?" tanya Ara polos. Gifar terkekeh pelan kemudian mengangguk.

"Iya, Ra. Dia pengen ketemu kamu dan Arin."

"Memangnya Arin mau?"

"Semoga."


Sementara itu, William sedang memilih pakaian terbaiknya. Setelah lama berdiri di depan lemari dan cermin, berkali-kali mengganti pakaian, alhasil yang dipilihnya adalah kaos putih lengan panjang yang dipadukan dengan celana kulot berwarna coklat muda.

Saat sedang merapikan rambut, ponselnya tiba-tiba berbunyi tanda ada pesan masuk.

[On Chat]
Lingga x William

Kak Lingga:
"Will, acara jam berapa?"

You:
"Mungkin sore, ini mau keluar nyari kado dulu kak"

Kak Lingga:
"Gue anter ya?"

You:
"Makasih kak, gue bisa sendiri kok"

Kak Lingga:
"Mumpung gue gabut"
"Gapapa ya Will?"
"Otw"

-------

Tiba di toko pernak-pernik, William melihat banyak benda lucu yang kemungkinan besar disukai oleh anak kecil, terutama perempuan.

Ada boneka, pajangan kamar, hiasan rambut, bahkan alat tulis dengan gambar yang sangat menggemaskan. Bahkan William pun senang melihatnya, apalagi Ara?

Lingga berhenti berjalan saat melihat boneka beruang kecil yang memakai pita merah muda.

"Will, lo suka boneka gak?"

William yang sedang melihat-lihat pun langsung menengok, kemudian mengangguk kecil. "Suka, kamar gue penuh sama boneka."

"Kayanya lucu kalau lo bawa pulang yang ini," ucapnya sambil mengangkat boneka yang tadinya dia lihat.

"Wahh! Adeknya Gifar bakal suka ga ya?"

"Maksudnya ini buat lo, Will."

"Gue?" William menggelengkan kepala. "Ga cocok ah, ini cocoknya buat perempuan."

Pada akhirnya, boneka itu benaran William belikan untuk Ara dan Arin. Dibungkus dalam dua plastik kado transparan yang berbeda.

Setibanya di depan rumah Gifar, jantung William langsung berdegup kencang saat melihat ayah dari si pemilik rumah baru saja turun dari mobil.

Tak ingin di cap 'tidak sopan', William langsung turun dari motor dan sedikit berlari untuk menghampiri ayah dari temannya.

"Selamat si- sore, om! Masih ingat dengan aku?" ekspresi yang dikeluarg pria tua itu tak sesuai ekspektasinya, dia malah tersenyum ramah.

Come and Stay ; KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang