TRANSMIGRASI 02

302 25 2
                                    

[SELAMATMEMBACA]



Aca sudah bangun sedari tadi, kini ia sedang memainkan handphonenya, untung si pemilik tubuh tidak mengunci layar handphonenya. Aca mengotak-atik handphone itu dengan teliti di semua aplikasi yang ada pada handphone itu. Yang ia dapat hanya sedikit, tapi tidak apa. Ini baru langkah awal baginya.

Aca membuka aplikasi terakhir, yaitu WhatsApp. Banyak nomor-nomor asing yang berusaha mendekati Aca dulu, tapi si Aca hanya membiarkannya. Dasar ngartis. Batin Aca.

"Shaka?." Gumam Aca.

Aca membaca semua pesan dari Shaka, bahkan dari awal sampai akhir. Aca sedikit penasaran dengan orang yang bernama Shaka itu. Apa si pelindung itu berada di garis baik atau jahat pada Aca dulu.

"Membosankan." Aca menyenderkan punggungnya pada senderan kursi di dalam kamarnya. Menaruh handphonenya di atas meja.

"Ah, gue penasaran sama Ayah si Aca dan orang yang bernama Shaka." Ucap Aca masih dengan posisi yang sama.

"Kita-kira gimana ya kalo ketemu?." Aca bangkit dari duduknya. Berjalan menuju lemari dan membawa sepasang handuk di tangannya. Ia kembali berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Bergegas membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai, Aca mengenakan kaos hitam yang lumayan kebesaran di tubuhnya, dengan celana pendek berwarna senada dengan bajunya. Membiarkan rambut panjangnya terurai rapih, dan memakai sedikit make up pada wajah cantiknya. Aca terlihat sangat cantik natural sekarang.

"Anjai, cantik banget gue." Ucap Aca bangga.

Aca mengambil handphonenya dan membuka aplikasi Instagram. "Harus diabadikan ini mah." Ucapnya langsung berpose cantik.

"Good, bagus banget anjir hasilnya. Cantik bet gue, tapi lebih seksi wajah gue yang dulu sih."

~~~

Aca duduk di meja makan. Ditemani Leehi, Alvino dan seorang laki-laki yang sepertinya bukan anggota keluarga. Paling teman Leehi atau Alvino. Pikir Aca.

Leehi menatap Aca dengan senyuman tentunya. "Cantik banget sih anak Bunda." Pujinya sambil mengelus lembut rambut Aca.

Posisi mereka.

Alvino   tamu
----------------------
|Meja makan|
----------------------
Leehi       Aca

"Harus, dunia sekarang beda Bun. Semuanya mandang fisik." Jawab Aca tanpa menatap mereka, hanya menatap nasi di piringnya.

Leehi terdiam mendengar jawaban dari Aca, begitupun yang lainnya. Aca hanya diam memakan makanannya dengan lahap.

"Sayang." Gumam Leehi pelan, namun masih terdengar oleh Aca.

"Bunda, kalo makan jangan sambil bicara." Ucap Aca.

"Iya-iya Aca, kamu mirip sekali dengan Ayahmu."

Skip.

Aca duduk di sofa panjang depan televisi. Asik menonton siaran Spongebob yang sedang menggoreng Petty. Sesekali ia tertawa karna kelakuan Spongebob.

"Arghhh iklan." Kesal Aca.

Aca melirik ke arah Leehi, tentu Leehi sadar itu. "Mau jalan-jalan keluar, boleh?." Pinta Aca. Leehi mengangguk kecil sebagai jawaban. Aca tersenyum lebar, berlari kecil menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

"Aca banyak berubah." Ucap orang tadi yang ikut sarapan bersama.

"Kau benar Bian, semenjak dia kehilangan ingatannya, dia menjadi lebih hangat dan banyak bicara." Jawab Leehi.

LEARA OR RAISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang