TRANSMIGRASI 03

278 28 0
                                    

[SELAMATMEMBACA]



Orang yang mengikuti itu berjalan sedikit cepat untuk mengejar Aca. Saat sudah dekat, ia menarik tas Aca. Membuat Aca sedikit tertarik ke belakang.

"Bangsat!." Teriak Aca berbalik menatap orang itu.

Bugh.
Bugh.

Aca memukuli orang itu dengan brutal. "Bangsat Lo ya hah?!." Aca menduduki tubuh orang itu, mencengkram erat kerah bajunya. Namun orang itu hanya diam dan tersenyum. Bahkan tidak melawan pukulan Aca sama sekali. Membuat Aca sedikit bingung.

"Lo siapa hah? Mau ngebangsat tas gue ya?! Ngaku lo?!!." Lagi-lagi orang itu hanya diam tak menjawab.

"Bisu Lo hah?! Awsstt." Aca memalingkan wajahnya, menahan sakit di tangan kanannya. Orang itu perlahan mendudukkan dirinya. Memangku tubuh ringan Aca untuk tidak menindih tubuhnya lagi.

"Kenapa?." Tanya orang itu, menarik pelan lengan Aca yang terlihat darah yang mengalir di daerah bekas sayatan.

"Mau apa Lo hah? Mau tas gue?." Tanya Aca. Orang itu menggeleng pelan. Dengan tanpa meminta ijin langsung memangku tubuh mungil Aca ala bridal style. Membawanya menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari posisinya tadi.

Aca hanya pasrah. Membiarkan lukanya terlalu lama membuatnya semakin perih. Ditahan juga percuma, tubuhnya yang sekarang terbilang masih lemah. Tak kuat seperti tubuhnya yang dulu.

Orang itu melajukan mobilnya sangat kencang membelah jalanan. Sesekali melirik Aca yang kesakitan. Tujuannya sekarang adalah tuannya.

"Lo mau bawa gue ke mana?." Tanya Aca.

"Lihat aja nanti." Jawab orang itu.

"Lo gak berniat nyulik gue kan?." Tanya Aca lagi sambil menunduk menatap lukanya. Orang itu hanya terkekeh mendengarnya.

"Enggak."

~~~

Tiba di sebuah mansion besar. Orang itu keluar duluan. Lalu berjalan memutari mobilnya. Membuka pintu mobilnya lagi, menampakan Aca yang sedang menatapnya polos. Orang itu menggendong Aca lagi ala bridal style. Membawa Aca masuk ke dalam mansion. Mereka pun disambut hangat oleh beberapa bodyguard dan maid yang berada di sana.

Aca dibawa ke ruangan khusus tuannya. Tangannya yang luka, ia tutupi oleh tanggan satunya lagi. Aca menatap wajah tamvan orang itu dari bawah.

Gue kangen Rendra. Batin Aca.

Orang itu menatap Aca, Aca terlihat imut dengan tatapan polosnya. Dia sesegera membuka pintu di depannya. Menampakan seorang lelaki paruh baya yang sedang terduduk di sofa menatap jendela.

"Maaf tuan, saya membawanya." Ucap orang itu.

Orang yang dipanggil tuan pun menoleh ke arahnya. "Sudah saya bilang, jangan panggil saya tuan. Shaka."

Orang yang membawa Aca ke mansion itu adalah Shaka.

WHAT!! Jadi nih orang si Shaka, akhirnya ketemu!. Tapi, dia mirip Rendra.  Batin Aca.

"Maaf saya belum terbiasa, Hendrik." Jawab Shaka berdiri di depan Hendrik.

"Turunlah putri Ayah." Ucap Hendrik.

Aca terdiam. Ayah? Kejutan apalagi ini. Aca sangat bahagia. Ternyata cukup ia diam, mereka akan datang.

Aca perlahan turun dari gendongan Shaka. Tangannya yang luka ia sembunyikan di belakang punggungnya. Darahnya masih saja mengalir di tangan mulusnya. Aca hanya menunduk saja, ia bingung harus apa sekarang.

LEARA OR RAISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang