29

2.7K 375 30
                                    

kemana komennya:(

•••

Keduanya baru sampai di kediaman Amadeo pukul delapan malam. Saat ini Daren tengah membersihkan badannya. Sedangkan Amadeo duduk di meja belajarnya, memainkan ponselnya sembari menunggu Daren selesai.

Tak lama kemudian, Daren keluar dari kamar mandi dalam keadaan lebih segar, tetapi murung di wajahnya tetap hadir. Karena Daren tak bersuara, Amadeo pilih untuk melesat ke kamar mandi.

Tak ingin berlama-lama, Amadeo hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk mandi. Ia keluar hanya dengan mengenakan celana trainingnya, torsonya hanya disampirkan handuk yang bahkan tak menutupi sebagiannya.

Putra desember itu meraih kaos hitam dari lemarinya. Lalu melangkah mendekati Daren sembari mengenakan kaosnya.

"Mau cerita?"

Amadeo duduk di samping Daren yang bersandar di kepala ranjang. Tak langsung menjawab, Daren memilih mendekatkan diri pada Amadeo. Sedangkan si sagittarius itu mengusap lembut surai legam sang kekasih. Berikan kenyamanan agar si manis mau terbuka.

Mata Daren terpejam, nikmati sentuhan lembut sang kekasih pada puncak kepalanya. Sampai beberapa detik kemudian kembali terbuka karena merasakan usapan jemari Amadeo yang berhenti.

"Sayang, mau cerita sekarang atau besok aja? Kalo besok mending sekarang kita tidur. Sini gue peluk," ujar Amadeo mencoba bergerak mengubah posisinya menjadi rebahan. Namun, tertahan oleh Daren yang justru malah mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Amadeo.

"Mau cerita sekarang, tapi janji gak ketawa, atau bahkan senyum sedikitpun."

Amadeo mengerutkan keningnya, "Berarti gue harus nangis?"

"Ish, nggak gitu juga!!"

"Terus gimana?"

Daren lantas merengek, "Amadeo~"

"Iya, Sayang?"

"Gue cemburu."

"Apa? Gimana?"

Daren menautkan kedua alisnya, matanya memicing kesal, "Are you deaf or something???"

"No, I'm not. But, Can you say it again?"

"Gue cemburu, Amadeo! Tapi dibandingkan cemburu gue lebih ke arah insecure," sahut Daren. Pemuda manis itu menundukkan kepalanya. Sebenarnya mengatakan hal itu malunya bukan main, tapi ini adalah hubungan dua arah. Apapun yang mereka rasakan ada baiknya diutarakan.

Amadeo menggerakkan jemarinya, menaikkan dagu Daren agar menatapnya, "About what?"

Daren sedikit mencebikkan bibirnya, ia tak sadar akan kebiasaannya yang satu itu.

"Tadi pas sparring ada anak NB yang cantik banget, terus dia bilang kalo dia tertarik sama yang nomor punggung sembilan."

Amadeo lantas menatap sang kekasih, "Lah, gue?"

"Iyalah! Siapa lagi??"

"Cowok lo ini ganteng, Daren. Wajar sih banyak yang tertarik. Tapi kan gue tertariknya cuma sama lo."

Daren mendengus begitu Amadeo melontarkan responnya, "Gak salah tapi rasanya pengen gue pukul."

Amadeo lantas tergelak, "Terus lo insecurenya kenapa?"

Daren kembali menunduk, sebelum akhirnya menatap Amadeo berkaca-kaca, bibirnya kembali mencebik.

"Deo, gimana kalo nanti lo suka sama dia?"

lovers || wonki / nikwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang