14

4K 421 16
                                    

Sejak sering mendapati eksistensi Alden di antara Satya dan Jebian, Daren makin yakin jika sahabatnya itu akan makin dilema.

Hadirnya Alden di kedai Jebian sudah meyakinkan Daren bahwa sahabatnya itu diculik oleh Jebian. Terlebih melihat seragam sekolah yang hanya dilapisi sweatshirt yang Alden kenakan.

Kini mereka berada di salah satu ruang VIP, kata Jebian, "Biar kayak double date."

Ucapan itu hanya ditanggapi main-main oleh Amadeo, "Ngomong sebedug."

Daren sebenarnya menikmati suasananya, apalagi mendapat makanan manis seperti dessert yang tengah ia makan ini, blueberry cheesecake. Dengan tenang ia menyimak perbincangan antara Jebian dan Amadeo. Sesekali netranya melirik Alden yang asik mengambil gambar dirinya sembari bergumam, "Asli gue cakep banget."

Di tengah perbincangan mereka, suara ketukan pintu menggema di ruangan itu. Lalu, seorang staff kedai membuka pintu, "Maaf, Mas Jebian. Ini temennya yang lain juga dateng."

Jebian mengangguk pelan, "Suruh masuk aja ya, Mas. Makasih."

Tak lama pintu kembali terbuka, hadirlah Satya dan Kenan dengan raut wajah agak berantakan.

Jebian hampir menyemburkan americanonya yang tengah ia seruput, "Kenapa lo berdua? Dikejar setan?"

Tanpa rasa malu yang berarti, Kenan merampas cup di tangan sang sahabar, "Lebih dari setan ini mah."

Satya yang telah duduk di samping Jebian kini melirik ganas adik kelasnya, "Lo kalo punya musuh bilang-bilang kek. Kalang kabut gue kabur dari mereka, untung Kenan tau jalan pintas," sungut Satya.

Amadeo yang merasa diajak bicara mengerutkan keningnya, "Musuh apaan? Gue gak merasa mengusik dan diusik orang."

Daren ikut memasang telinganya.

"Lah, lo pikir tadi siapa yang hampir nyerang gue sama Kenan?" tanya Satya.

"Siapa emangnya?"'

Amadeo langsung menoleh mendengar sang kekasih ikut angkat suara, ia menggenggam jemari Daren yang mendingin bekas memegang cup minumannya, "Yang, gue gak cari masalah asli dah. Gue kan sama lo mulu akhir-akhir ini," ucap Amadeo.

Daren menatap mata Amadeo lamat-lamat, "Gue gak nanya lo, Amadeo."

Kenan memilih melengos, melanjutkan acara mencuri minuman sang pemilik kedai. Sedangkan, si empu membiarkan Kenan merampas miliknya. Terlampau terbiasa.

"Bagas."

"THE FUCK?!"

PLAK.

"Aduh, sakit banget."

"Your languange, Amadeo."

Amadeo merengut ketika mendapat pukulan di mulutnya. Salahnya juga sih, terbiasa berbahasa kasar, jadi kelepasan.

"Maaf. Lagian, kenapa bisa lo diserang Bagas?"

Satya mengendikkan bahunya, "Mana gue tau. Yang gue denger dari antek-anteknya mereka bilang kalo Bagas punya masalah sama lo. Abis itu mereka pergi."

Amadeo sekali lagi melirik Daren yang tampak mengeraskan rahangnya, "Yang, asli. Jangan bertindak tanpa sepengetahuan gue ya," ucap Amadeo memperingati. Dirinya terlampau paham dengan tabiat Daren yang satu ini.

Daren hanya membalas peringatan Amadeo dengan lirikan tak suka, "Menurut lo gue bego?"

"Gak gitu, Yang."

"Kalo kata gue, mereka bakalan neror kalian setelah tau kalian temennya Amadeo. Ngeliat antek-anteknya bilang dia punya masalah Amadeo, bukan gak mungkin orang itu bakalan mata-matain orang di sekitar Amadeo kan?'

lovers || wonki / nikwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang