21

3.1K 391 22
                                    

Raport telah dibagikan, baik Daren maupun Amadeo mengalami kenaikan yang cukup signifikan di akademiknya. Semester depan Daren akan turun jabatan dan memfokuskan diri untuk ujian sekolah serta ujian masuk ke universitas.

Kali ini, Daren tengah membaringkan diri di ranjang milik Hardan. Sejak siang tadi, ia berkonsultasi tentang kelanjutan pendidikannya dengan Hardan. Memang masih satu tahun lagi, tapi Daren cukup pemilih dalam hal belajar. Ia butuh pencerahan dari Hardan untuk hal yang satu ini.

Daren mengecek ponselnya untuk kesekian kali di seharian ini, tidak ada satupun notifikasi dari Amadeo. Tidak biasanya Amadeo seperti ini. Daren memang bukan tipikal yang yang enuntut untuk selalu dikabari per jam, tapi kali ini entah mengapa perasaan ikut gelisah. Apalagi ini sudah hampir tengah malam.

Remaja bungsu itu melirik sang kakak yang tengah bermain game di komputernya.

"Abang."

Hardan sama sekali tak menoleh, hanya merespon dengan dehaman. Daren melipat bibirnya, sedikit ragu untuk menanyakan hal ini.

"Abang kalo Kak Kenan gak ada kabar seharian gimana?"

"Gak gimana-gimana. Kan kehidupan Kenan gak berputar sama Abang aja."

Daren mengangguk pelan, "Iya sih."

"Kenapa? Deo gak ada kabar?"

"Iya. Terakhir chat semalem dia bilang mau ngegame."

"Biarin aja, kali aja emang seharian ngegame. Kayak abang nih."

Daren menaikkan selimut yang melingkupi dirinya sampai ke leher, "Tapi, biasanya dia tetep ngabarin walau lama."

Hardan nampak mengangguk, "Yaudah, gak usah ditungguin. Kamu tidur dulu aja, kali aja besok udah bales."

"Mau tidur disini bareng Abang."

Hardan langsung berbalik, menatap sang adik tak percaya, "Loh? Gak salah? Biasanya gak mau."

Si bungsu merengek manja, "Ih, ya udah kalo gak mau."

Sontak Hardan melepas tawanya, "Idih, kok ngambekan. Bentar deh, Abang selesaiin ini dulu ya."

Tak berapa lama setelah Hardan merapikan peralatannya, ponselnya berdering. Hardan langsung meraih ponselnya. Tertera nama sang kekasih disana, little ken is calling...

"Halo? Kenapa, Ken?"

"Kak, lagi sibuk gak? Udah mau tidur ya?"

Hardan menggeleng pelan, melirik sang adik yang memandangnya dengan tatapan bertanya, "Siapa?" bisiknya. Hardan menjawabnya tanpa suara.

"Nggak, Ken. Ada apa?"

Tak ada jawaban selama beberapa detik, si sulung Erlan kembali bersuara, "Ken? Are you okay?"

Terdengar helaan napas panjang setelahnya, "I'm good, Kak. Tapi gak buat Jebian, Satya, sama Deo."

"Eh, Deo disana juga?"

Mendengar nama sang kekasih disebut, Daren langsung bangkit menghampiri sang kakak, berbisik, "Boleh diloudspeaker gak?"

Hardan mengangguk, menuruti permintaan sang adik.

"Iya, Kak. Dari siang kita main di apartmentnya Jebian. Tapi, ini semuanya pada teler," ujar Kenan.

Kedua kakak beradik itu beradu pandang, "Maksudnya gimana, Ken?"

"Er, tapi Kakak jangan marah ya? Ini yang beneran masih sadar cuma aku doang, yang lainnya pada mabok."

"Kak, lo di club?" Daren langsung menyela Hardan yang baru saja ingin bersuara.

lovers || wonki / nikwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang