Bagian 32 - Pertemuan di Kafe

35 23 2
                                    

Aluna tersenyum misteri. Perempuan yang masih mengenakan  gaun putih itu tersenyum seakan ada rahasia besar yang akan direncanakan. Saat ini Aluna sedang berada di sebuah taman gedung yang letaknya tidak jauh dari tempat acara pertunangan. Hanya dia seorang. Di taman itu tidak ada siapa-siapa lagi. Sang dewi menyala begitu terang menerangi bumi. Setelah puas mengirimkan sebuah pesan, Aluna duduk di kursi berwarna putih yang ada di sana. Dia ingin tahu bagaimana perasaan Renjana saat ini. Hancur? Apakah benar Renjana sekarang ini sedang hancur karena mendengar kabar pertunangan ini?

Jika memang iya, Aluna sangat bahagia.

Pesan yang terakhir dikirim pun tak ada balasan sama sekali. Aluna menduga pasti Renjana sedang menangis sendirian karena tempat pulangnya kini telah menjadi tunangan orang lain. Aluna sendiri tidak menyangka bahwa Kenzo—lelaki yang memintanya untuk mewujudkan impiannya—ternyata saling mengenal, bahkan kelihatannya sudah menjalin hubungan. Terlihat sekali saat Renjana datang dan berusaha menghentikan pertunangan ini.

Udara yang dingin tak membuat Aluna pergi. Justru gadis itu tersenyum penuh kemenangan sembari menyenderkan punggung ke kursi. Setelah sekian lama akhirnya ia akan membalaskan dendam pada Renjana. Sakit dibalas maaf itu curang. Seribu kata maaf yang keluar dari Renjana tak akan mengubah tekad Aluna membalaskan dendam.

“Maksud lo apa, Lun?”

Tiba-tiba saja suara Kenzo terdengar dari belakang. Aluna tidak langsung menoleh. Ia hanya tetap diam sembari tersenyum. Kenzo yang awalnya sedang istirahat di gedung sembari meratapi nasib hubungannya dengan Renjana—dikejutkan sebuah pesan dari Raga—kalau Aluna sudah menyakiti Renjana dengan mengirimkan pesan video.

“Lun, jawab. Maksud lo apa kirim video itu?” desak Kenzo, dengan raut tak suka.

Aluna berdiri, menatap Kenzo. Tidak ada rasa takut dalam dirinya. “Video apa, sih? Kamu datang terus nuduh aku yang gak jelas. Kamu jelasin, dong—“

“Gak usah pura-pura gak tahu, Raga udah cerita sama gue. Aluna, gue mohon. Jangan sakiti Renjana. Gue memang gak tahu apa permasalahan kalian di masa lalu, tapi tolong, kalau memang Renjana ada salah, lo boleh sakiti gue. Jangan sakiti Renjana. Dia sudah banyak lukanya. Gue gak mau lihat Renjana nangis entah apa pun itu permasalahannya. Gue mohon.” Kenzo memandang Aluna penuh harapan, hatinya merasa sesak saat mengingat bagaimana Ayahnya Renjana memperlakukan gadis itu.

Kini, ekspresi di wajah Aluna seketika berubah. Tatapan hangat tadi kini berubah menjadi tatapan tajam, seolah ingin memangsa lawannya. Senyum yang tadi menghiasi di bibir cantik Aluna telah pergi, berganti senyum sinis. Kenzo menangkap perubahan itu, ia pun bingung dengan semua ini. Permasalahan apa yang terjadi diantara mereka berdua?

“Kenapa kamu harus repot gini? Memangnya Renjana siapa kamu? Oh aku tahu, jangan-jangan kamu Renjana udah kasih kamu lebih, ya, makanya kamu sampai belain Renjana segininya. Memang, ya, Renjana gak pernah berubah dari dulu,” ujar Aluna tak suka.

“Jaga omongan lo, Lun. Renjana gak serendah apa yang lo bilang. Kalau dibandingin sama lo mungkin kalah jauh, lebih kelas Renjana daripada lo sendiri.  Gue belain Renjana karena menurut gue dia pantas dibela,” balas Kenzo semakin menatap tajam Aluna.

Aluna terkekeh, menepuk bahu lelaki sebelah kanan. “Terserah kamu, deh. Ini baru permulaan, aku bakalan hancurin hidup Renjana lebih. Rasa sakit dibalas maaf itu curang, Ken.” Setelah mengatakan itu Aluna pergi meninggalkan Kenzo yang berusaha merendam emosi. Saat di tengah jalan, Aluna melirik ke belakang dan tersenyum miring.

Kenzo mengembuskan napas panjang kemudian duduk di kursi tersebut. Berulang kali mengacak rambutnya frustrasi. Permasalahan semakin banyak membuat lelaki itu frustrasi dan bingung. Permasalahan dengan sang ayah saja belum selesai kini ia harus berusaha memperbaiki hubungan Aluna dengan Renjana. Kenzo tak tahu pasti permasalahan apa yang membuat hubungan keduanya merenggang.

Laut Kelabu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang