Bagian 1

578 58 15
                                    

TERIMA KASIH UNTUK YANG SUDAH MEMBACA, DAN YANG SUDAH MEMBERI VOTE PADA CERITA SAYA

HAPPY READING!

•••••

Sekolah Garuda adalah sekolah elit ternama dan juga terkenal di Jakarta. Kebanyakan di isi oleh kalangan keluarga berada, namun ada juga yang masuk melalui beasiswa. Sekolah ini semakin terkenal dengan adanya geng yang sudah turun-menurun dan terkenal di seluruh daerah Jakarta.

Geng Vandalas, yang paling ditakuti semua orang. Apalagi ketuanya yang terkenal kejam. Memang mereka terkenal ramah dan humoris jika berada di orang terdekat, tapi jangan salah. Jika ada yang mengusik atau mencari masalah, tidak akan bisa lepas begitu saja.

Di sini mengisahkan dua insan yang bertemu secara tidak sengaja dan berakhir menjalin hubungan. Bukan hanya tentang cinta, namun keluarga dan persahabatan akan ada disini.

Banyak rintangan yang dihadapi, dimulai dari kisah keduanya, keluarga, serta pertemanan.

Kalau ingin tau baca cerita ini.

•••••

Bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi, jadi masih banyak yang sedang berada di koridor, hanya untuk mengobrol dan lain sebagainya.

Segerombol cowok dengan jaket denim menarik perhatian pasang mata yang ada di sana, terutama para kaum hawa. Ada yang berteriak histeris seperti melihat hantu, ada juga yang mengabadikan momen ini melalui ponsel.

Jodoh gue semua, sih, Masyaallah!

Calon suami gue!

Mak! Anakmu sudah menemukan menantu yang engkau tunggu-tunggu

Hai, para suamiku!

Nikah, yuk! Gue siap nikah muda

Begitulah pekikan dari gadis-gadis saat kumpulan cowok itu melewati koridor kelas XII. Mereka adalah anggota Vandalas.

"Ck. Emang, ya. Kegantengan gue nggak bisa diragukan lagi." salah satu cowok itu berucap dengan pedenya.

"Ganteng juga gue kali," sambung cowok yang lain sambil menyisir rambutnya kebelakang, lalu menatap orang di sampingnya. "Ya nggak, bro?"

Sedangkan orang yang di sampingnya menatapnya dengan datar. Seolah jijik. "Nggak," ketus cowok itu yang bernama Ezra.

"Gitu ya lo sama gue!" Lafi memasang wajah ngenes dan di imutkan. Namun bukannya imut, justru terlihat menjengkelkan.

"Nggak usah masang muka sok imut dah. Geli gue!" sahut Arlo sembari meraup wajah Lafi dengan kasar.

"Tangan lo bau, sialan!" umpatnya kesal dengan tangan yang mengusap wajahnya.

"Tangan gue wangi. Nggak kaya lo yang bau tai." balas Arlo. Mereka terus saja berdebat hingga tiba di kelas XII IPA 1.

"Eh, katanya ada murid baru." Lafi berucap saat mereka sudah duduk.

"Cewek apa cowok?" tanya Arlo langsung.

"Cewek. Katanya kelas XI." jawab Lafi.

EZVARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang