TERIMA KASIH YANG SUDAH BACA CERITA INI YA!
Mohon dukung dengan memberi vote dan komen
Selamat membaca!
*****
Siang di hari sabtu itu cuaca sedikit panas, membuat seorang wanita cantik yang sedang membersihkan jendela ruang tamu mengusap keringatnya. Dia menghela napas, salah dirinya yang lupa menyalakan AC.
Di rumah yang tak terlalu besar namun berkelas, Klara sedang membersihkan rumah. Meskipun ada pembantu, dia tetap mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
Setelah selesai membersihkan ruang tamu, Klara menuju kamar anaknya, Ezra. Jarang dia mengunjungi kamar anaknya, setelah membuka pintu, dia menatap kamar bertema abu dan putih itu.
"Kamarnya rapih banget, yaa." kagum Klara.
Wanita itu pun merapikan meja belajar yang sedikit berantakan itu. Kemudian, matanya terhenti kala menatap suatu objek yang menarik perhatiannya.
Sebuah bingkai foto.
Klara mengamati foto itu, meski jarang mengamati kamar anaknya, Klara masih hapal barang-barang milik Ezra. Dia mengamati foto itu, mengapa dia merasa familiar?
"Anak ini... siapa?" gumamnya. Di foto itu, nampak Ezra, dan dua anak lelaki yang dia tebak seumuran dengan anaknya.
"Ezra pernah foto ya sama anak ini?"
Ceklek!
Pintu terbuka. Refleks, Klara menoleh. Cowok tinggi nan tampan itu masuk kamar, Ezra. Dia mengeryit begitu melihat bundanya memegang sesuatu.
"Ezra—"
"Bunda ngapain?"
Klara terdiam. Ezra berjalan cepat, dan menyambar bingkai foto itu membuat wanita itu terkejut.
"Bunda ngapain di kamar Ezra?"
Klara merasa aneh, dan merasa diintimidasi. "Bunda mau beresin kamar kamu, itu... temen kamu, Nak?"
Anak itu tak menjawab, dan Klara merasa semakin bingung. "Maaf, Bunda main pegang barang milik kamu. Kalo kamu nggak mau jawab nggak papa, kalo gitu Bunda keluar, ya."
"Dia temen Ezra."
Dua langkah wanita itu terhenti. Klara berbalik, tersenyum menatap putranya. "Bunda nggak pernah liat. Dia di mana?"
Lagi, Ezra tak menjawab. Klara tersenyum manis, wanita itu mengelus bahu anak itu. "Kamu makan, gih. Kamu abis dari luar dan belum makan, kan?"
Ezra mengangguk. "Iya, Bun. Maaf udah buat Bunda bingung."
"Nggak papa," Klara lagi-lagi tersenyum.
"Zra," panggil bundanya.
"Iya, Bun?"
"Bunda kan pernah ketemu cowok, seumuran sama kamu. Terus, orangnya mirip sama yang di foto tadi."
"Dia temen kamu mungkin, yaa."
Mata Ezra langsung melebar begitu mendengar ucapan bundanya. Jantungnya yang semula tenang langsung berdetak tak karuan. Dia langsung memegang tangan Klara. "Bunda liat di mana? Kapan? Dia ada nanya-nanya sama Bunda?
"Nggak, nggak," Klara bingung diberi pertanyan beruntun itu, "kita ketemuan secara nggak sengaja di minimarket. Tapi dia bantuin bawa belajaan Bunda."
"Bunda nggak salah liat, kan?"
"Enggak, Zra. Kenapa sih emangnya? Dia bener temen kamu?"
Pertanyaan itu tak Ezra jawab. Dia menerka, apa benar yang dibilang bundanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
EZVAREL
Fiksi RemajaEzra Graham Hamilton. Sifatnya yang terkadang menyebalkan, cuek, dingin, ketua geng VANDALAS yang terkenal kejam yang memiliki anggota lebih dari 200. Bagaimana jika Ezra bertemu dengan gadis yang memiliki sifat sedikit barbar, namun baik hatinya. A...