BAGIAN 6

133 46 2
                                    

Terima kasih yang masih baca cerita ini! Moga kalian sehat selalu yaa!!

Happy Reading!!


*****

Gadis itu menatap tak percaya yang di hadapannya saat ini. Di sana, Ezra. Kakak kelasnya itu sedang duduk dengan santai di ruang tamu dengan memakan cemilan yang ada di meja.

"Kok? Lo ngapain ke rumah gue pagi-pagi?!

Memang benar. Ezra datang ke rumahnya pukul 5.40. Bahkan dia saja baru bangun lima menit yang lalu.

"Kan gue udah bilang, gue mau ajak lo." jelas cowok itu, menutup toples makanan dan meminum air yang di sediakan Yolanda.

"Jadi... itu beneran?" beonya.

Ezra berdecak. "Cepet mandi. Sengaja gue jalan pagi biar nanti ke sekolah nggak telat." kata Ezra lagi, namun Ava masih diam di tempat.

"Woi."

Ava tersentak. "Iya, iya! Tunggu gue!" Ava masuk ke kamarnya lagi untuk bersiap.

Butuh waktu 15 menit, Ava turun dengan rapih. Dia menghampiri Ezra yang sedang bermain ponsel.

"Ayo."

Ezra mendongak dan mengangguk. Mereka berdua pergi setelah berpamitan.

*****


"Lo jalan lama banget."

Ava menatap cowok itu tajam. Entah ke mana Ezra akan membawanya, yang pasti ia lelah di suruh berjalan menaiki tanjakan ini.

"Udah sampe." kata Ezra membuat Ava yang sedang menunduk langsung mendongak.

"Ini...? Keren!" itulah kata yang keluar dari Ava. Bukit yang memperlihatkan kota Jakarta yang masih agak gelap, dengan kendaraan di bawah sana yang berlalu lalang.

Sementara Ava masih melihat-lihat, Ezra duduk di atas rerumputan. "Sini," menepuk tanah di sebelahnya, "duduk."

"Lo tau tempat ini di mana?" tanya Ava begitu sudah duduk di samping Ezra.

Cowok itu menatap ke depan. "Dulu pas gue masih kecil nemuin tempat ini sama seseorang," Ezra tersenyum tipis, "lebih tepatnya dia sih yang ngajak ke sini." lanjutnya.

Ava hanya diam mendengarkan. "Terus, dianya ke mana?" dia kepo.

Ezra diam, tak menjawab. Melainkan tiduran dengan paha Ava sebagai bantal.

"Eh?" gumam gadis itu terkejut.

"Dulu gue ke sini pas kecil. Kita ketemuan dan akhirnya jadi temen. Dia yang ngajak gue ke sini waktu itu."

Gadis itu masih diam, tak mengucapkan sepatah kata pun. "Tapi sekarang udah beda, gue nggak ketemu dia lagi."

Tangan kiri Ezra mengambil tangan Ava dan meletakkan di kepalanya. Gadis itu tentu terkejut. "Usapin."

"Dih, ogah!"

Ezra berdecak. Tangannya tetap menaruh tangan cewek itu di atas kepalanya. "Usapin," kali ini dengan lembut. Sempat mengerjab kaget, dengan ragu Ava mengelus rambut cowok itu membuat si empunya tersenyum.

Posisi mereka terus seperti itu, hingga Ava teringat sesuatu.

"Sekarang jam berapa?" tanyanya.

"Nggak tau."

Ava berdecak, dia mengambil ponselnya di tas ranselnya. Seketika matanya membulat saat melihat jam sudah menunjukkan waktu 6.55.

"Udah jam tujuh! Bangun, kita telat!" Ava berdiri membuat Ezra yang sedang tiduran ikut terduduk.

EZVARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang