TERIMA KASIH UNTUK YANG SUDAH MEMBACA. MOHON DUKUNG DENGAN MEMBERI VOTE DAN KOMEN. JIKA TAK SUKA, BOLEH MENINGGALAN LAPAK INI!!
HAPPY READING!
•••••
"Ava, lama banget lo milih baju!" teriak Elin.
Saat ini Elin dan Xavia sedang berkunjung ke rumah Avarel. Tidak, keduanya mengajak Ava keluar sekedar ke mall atau bermain. Niatnya ingin rebahan di kasur, dia urungkan. Karena hari sabtu sekolah libur.
Ia merutuki kebodohannya saat Elin menanyakan alamatnya. Avarel sudah bertukar nomor dengan kedua temannya.
"Gue tuh males keluar tau, nggak?" kata Ava malas.
"Udah... sini gue pilihin baju buat lo." Ava hanya pasrah lalu duduk di pinggir ranjang, dan menatap Xavia yang sedang memainkan ponselnya.
"Lo ngapain dah ngikut Elin? Biar gue ikut juga?" tanya Ava.
"Dia maksa. Gue bisa apa," jawab Xavia santai. Ava berdecak, tak lama Elin kembali membawakan baju untuk Ava.
"Nih, lo pake." Ava menerima baju tersebut.
"Gue make ini?" tanya Ava.
"Udah, cepet!"
Ava masuk ke walk in closet. Tak sampai lima menit, Ava sudah siap dengan kaos polos,cardigan rajut, dan skinny jeans. Sangat cocok dengan gadis itu.
"Cantik banget, sih, lo! Nggak salah pilih gue."
puji Elin."Udah, kan? Ayo jalan." sahut Xavia, keduanya mengangguk lalu turun ke bawah.
"Wahh, udah rapi. Mau kemana, emang?" tanya Yolanda menghampiri.
"Cuma jalan-jalan ke mall aja kok, tante." jawab Elin.
"Oh... yaudah hati-hati. Jangan sampai malam, ya." peringat Yolanda.
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumsalam."
•••••
Sesampainya di mall, mereka bertiga menuju ke salah satu stand makanan yang ada disana. Mereka memesan memesan cemilan, yakni corn dog. Setelah makan, mereka memilih ke timezone. Ketiganya bermain apa yang mereka bisa, lalu terakhir mereka menuju ke masih capit boneka.
Bukan mereka, melainkan Avarel. Ia tertarik saat melihat boneka yang bagus.
"Lo pada bisa main, nggak?" tanya Ava.
"Gue nggak bisa main." sahut Xavia menjawab.
"Lo mau boneka? Kenapa nggak beli aja?" tanya Elin memberi usul.
"Ck. Gue maunya ini." balas Ava.
"Yahh... gue nggak bisa." kata Elin lesu.
"Oi. Lo mau ini?" ketiganya sontak menoleh. Terlihat, ada Ezra dan kedua temannya.
"Eh, ada Xavia " celetuk Arlo menatap gadis itu dengan genit. Xavia hanya memasang wajah datar.
"Sabar, ya? Nasib." Lafi mengelus pundak Arlo seolah menyemangati.
"Lo mau ini?" tanya Ezra sekali lagi. Avarel tersentak, ia menoleh menatap cowok itu.
"Nggak, tuh!" jawabnya ketus. Padahal dirinya sangat ingin.
"Kita jalan aja yuk, Via." ajak Arlo menarik lengan Xavia.
"Apa-apaan lo pegang-pegang?" Xavia mencoba melepaskan tarikan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
EZVAREL
أدب المراهقينEzra Graham Hamilton. Sifatnya yang terkadang menyebalkan, cuek, dingin, ketua geng VANDALAS yang terkenal kejam yang memiliki anggota lebih dari 200. Bagaimana jika Ezra bertemu dengan gadis yang memiliki sifat sedikit barbar, namun baik hatinya. A...