BAGIAN 14

102 3 0
                                    

Terima kasih yang sudah baca cerita EZVAREL!

MAAF BANGET! Belakangan ini saya sibuk banget.... nggak ada waktu buat saya lanjutin Ezvarel....

Selamat membaca semua!

•••••

Setengah jam lagi bel akan berbunyi, SMA Garuda masih ramai dengan murid yang berdatangan, ada juga yang sudah di sekolah. Di lapangan, koridor, depan kelas, aula, semuanya diisi oleh murid SMA Garuda.

Gerbang masih terbuka lebar, dan semua orang menoleh ketika mendengar suara deruman motor yang menggema. Motor sport membuat mata fokus ke arah sana, segerombolan cowok yang membuat cewek menjerit.

Ya Allah! Ya Gusti! Padahal liat tiap hari, tapi gue masih meleleh anying!

Plisss, lahh! Gue udah berusaha move on, tapi nggak bisa!!

KAK EZRA! LIAT GUE PLISSS!

Berisik tai! Malu gue!

Serah gue dong! Kenapa lo yang repot?!

Repot karena lo bikin ulah, bajingan!!

Ezra! Gue lamar lo! Lo harus terima!

Suasana langsung riuh saat cowok-cowok dengan jaket denim turun dari motor dan berjalan beriringan. Dipimpin oleh Ezra di depan, sang kawan setia menemani di sebelahnya.

"HAI PARA CEWEK!!"

Arlo berseru menyapa, yang dibalas antusias oleh semua perempuan.

"HAI GANTENG!!"

Seperti paduan suara.

"Nikmat mana yang engkau dustakan, Ya Allah!"

Lafi mendesis malu melihat Arlo melambaikan tangannya kepada semua orang. Tidak, kepada gadis-gadis. Dia beralih menatap Ezra yang sedari tadi diam saja, padahal banyak suara yang menyebutkan nama cowok itu.

"Diem bae lu, Zra. Belum sarapan?"

Pertanyaan Lafi tak dijawab, membuatnya berdecak. "Lo juga, Dam. Kenapa diem aja?" beralih pada Adam.

"Lagi males ngomong," jawab Adam.

Ifran yang berada di sebelah Adam menyahut. "Karena semalem?"

Dijawab gelengan.

"Terus, kenapa?" sahut Leo yang berada di sebelah Lafi. Cowok tinggi itu sedang mengunyah permen karet.

"Lagi sariawan dia." Arlo menyahut asal seraya tersenyum pada seorang gadis yang lewat. Dia memekik begitu gadis itu tersungkur.

"Sok tau lo," balas Adam sengit tanpa menoleh.

"Gue bukan sok tau, ya! Bibir lo dari tadi mingkem mulu, pas ngomong ada sariawan," kata Arlo menunjuk bibir Adam.

Leo sontak memegang kedua pipi Adam. "Mana? Liat, dong!"

PLAKK!

Adam menepis tangan itu dengan keras. "Jangan pegang gue! Jijik!"

Lafi tertawa melihatnya. "Adam nggak suka physical touch, sukanya physical attack."

"Affah iya~?"

Adam melotot horor pada Leo yang mencolek dagunya. Dia langsung pamit pada Ezra untuk pergi karena ada urusan. Arlo, Leo, Lafi hanya tertawa melihatnya.

Setelah itu, mereka sampai di aula yang merupakan tempat pintu ke semua kelas. Kelas X berada di lantai satu dan dua, kelas XI berada di lantai bawah semua, dan kelas XII berada di lantai satu dan dua. Di depan aula, terdapat meja piket, dan di sebelahnya ruang guru dan kepala sekolah.

EZVARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang