- # 01.

271 232 514
                                    

( : hi! welcome! selamat baca! jangan lupa bintang yah sekalian follow. and maaf lah kalo ada tutur bahasa yang tidak mengenakkan ya. udah ah bacotnya, selamat membaca!! : )

◇◆◇

Seperti biasa, ketika Dejja mulai menginjakkan kaki ke sekolah yang bernama REKSADANA HIGHSCHOOL itu, para siswa-siswi yang berada sepanjang koridor itu menyapa Dejja satu persatu. Dan dengan berat hati Dejja membalas sapaan siswa-siswi yang tiada habisnya itu. Jujur itu adalah hal yang paling menyebalkan yang harus Dejja hadapi setiap harinya.

Kini dirinya tengah berada di lantai dua sekolah itu, ia menyusuri koridor guna menuju kelasnya yang berada nomor 3 dari ujung. Ditengah perjalanan, seperti biasa ia melihat geng 4A yang tengah membully siswi yang merupakan juga pembully. 4A itu berisi Avuzella, Audrey, Ami dan Aurel. Keempat orang itu adalah orang yang paling ingin Dejja hindari. Bagaimana tidak, kerjaan keempat orang itu hanya bolos, membully pembully, pemalas, dan tentunya pembuat keributan. Sebenarnya mengapa mereka datang ke sekolah kalau niat saja sudah tidak ada, pikir Dejja.

Dejja berhenti sejenak lalu sedikit menonton perlakuan menjijikkan mereka dari kejauhan.

"Gila lo? Sok cantik lo? Apa hak lo nyuruh-nyuruh orang?" Ucap Avu dengan suara yang keras sehingga membuat siswa-siswi yang semula tadi tidak peduli menjadi ikut menonton perlakuan mereka itu.

"Mentang-mentang lo ngerasa cantik berani lo nyuruh-nyuruh orang? Lo kan punya kaki tangan ya beli sendiri lah ke kantin masa nyuruh si Noli segala" balas Aurel.

"Nah iya tuh! Selagi lo punya tangan sama kaki gerak sendiri lah. Apa lo mau nyuruh gue patahin tangan sama kaki lo biar keliatan banget kalo lo ga bisa gerak? iya?!" bentak Ami.

"Noli yang cupu dan ga berani melawan, bukan berarti bisa lo jadiin babu lo! Anak orang tuh!" Sambung Audrey.

Vevi, itulah nama siswi yang sedang Avu dan gengnya eksekusi. Cewek itu tengah menangis dengan posisi duduk dan kepalanya yang menunduk. "M-m-maaf.... Janji deh aku ga bakalin nyuruh-nyuruh si Noli lagi. Plis kak ampunin aku kali ini ajaaaa!" Ucap Vevi memohon dengan tangan yang berkatup dan tentunya dengan suaranya yang sesegukan.

Avu menghela napasnya dengan kesal, menandakan ia sangat muak dengan Vevi. "Dah dah mending lo balik ke kelas, dan sebagai hukumannya lo jadi babu kita untuk satu hari biar lo rasain apa yang Noli rasain"

Mendengar ucapan Avu, Vevi langsung bangkit dari posisinya dan bergegas menuju kelasnya. Sontak para siswa-siswi yang tadinya menonton bubar dan kembali ke kelas masing-masing begitu juga dengan Dejja.

Walaupun perlakuan menjijikkan itu telah usai, Dejja masih saja tetap jijik melihat wajah Avu. Dan ketika dirinya tepat berjalan melewati Avu dan gengnya, matanya berfokus pada Avu. Ia menatap Avu dengan mata yang penuh ketidaksukaan. Sedangkan Avu, membalas tatapan Dejja dengan biasa saja dan tanpa sadar mereka membuat eye contact ya walaupun tidak ada rasa diantara keduanya.

DING DONG.... sekarang pukul 07.30, diharapkan semua murid masuk ke kelas masing-masing dan bersiap untuk belajar.

Setelah mendengar bel berbunyi, para murid bergegas masuk ke kelas masing-masing. Namun tidak untuk Avu, Aurel, Ami, dan Audrey. Mereka mengabaikan bel masuk itu seolah-olah hanya suara nyamuk yg tengah berterbangan sekitar telinga.

Lingkungan sekolah sudah sepi karena semua murid tengah berada di kelas masing-masing. Namun geng 4A masih saja berkeliaran dilapangan sekolah dan dengan asyiknya mereka bermain lari-larian di tengah lapangan itu.

Bu Tika yang melihat kejadian itu tentu saja tidak langsung diam. Bu Tika menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembukannya dan mulai berteriak ke arah geng 4A itu. "HEY AVU! CEPAT MASUK KE KELAS INI UDAH MAU JAM BELAJAR!!!!!" teriak wanita paruh baya itu.

Sontak mereka berempat menoleh kearah sumber suara dan mendapati Bu Tika yang tengah naik pitam. Tanpa basa-basi mereka berlari dan masuk ke kelas masing-masing. Ya, mereka takut karena yang tadi teriak itu adalah Bu Tika, guru yang paling kejam dan menyeramkan di sekolah itu sehingga tidak ada yang berani melawannya.

Avu memasuki kelas XIIPA 2, sedangkan Ami dan Aurel di XIIPA 4, serta Audrey di XIIPA 5. Mereka memang tidak satu kelas tapi itu tidak menghalangi persahabatan mereka.

Avu memasuki kelasnya yang tidak ada guru, ia merasa beruntung karena itu. Kalau saja ada guru bisa-bisa ia sudah kena hukum sekarang. Namun keberuntungannya tidak berlangsung lama ketika Bu Tika memasuki kelasnya. Setelah lama keheranan ia baru menyadari bahwa ini adalah jam pelajaran Fisika yang diajari oleh Bu Tika, sungguh apes banget.

"Ayo kumpulkan PR minggu belakang" perintah Bu Tika yang langsung dilakukan oleh siswa-siswi yang berada dikelas itu termasuk Dejja. Setelah dirasa selesai Bu Tika mulai menghitung jumlah buku yang mengumpulkan. "ini kok cuman ada 34? satunya lagi kemana?" saat itu juga mata Bu Tika langsung fokus kearah Avu yang tengah kebingungan pr mana yang dikumpulkan itu.

Tanpa basa-basi lagi, Bu Tika langsung tahu bahwa satunya yang tidak mengumpulkan itu adalah Avu. "AVU! PASTI KAMU KAN! AYO CEPAT MAJU SINI KAMU!" titah Bu Tika yang langsung dikerjakan oleh Avu.

Avu kini tengah berdiri di depan sesuai yang Bu Tika katakan. Ini sudah kesekian kalinya ia berdiri dengan alasan yang sama, yaitu tidak membuat PR. cewek itu menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang berada dibelakang badannya.

"LAGI-LAGI KAMU! AVU! KAMU APA GA BOSAN BERDIRI DISINI TERUS KARENA ALASAN YANG SAMA TERUS HAH? SADAR AVU INI KAMU UDAH BESAR LOH! SETIAP HARI KAMU TUH BUAT MASALAH TERUS, JADI LANGGANAN BK TERUS, BOLOS TERUS, DAN SIFAT PEMALAS KAMU! KAMU INI SEBENARNYA SEKOLAH UNTUK APA SIH?" Tidak bisa dihindari, wanita paruh baya itu benar-benar naik pitam dibuat tingkah laku Avu. Avu yang mendengar itu hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca.

"DEJJA! IBU SERAHIN AVU KE KAMU! IBU MAU KAMU NGURUSIN AVU SAMPAI AVU BENAR-BENAR BERUBAH. Ibu benar-benar minta tolong sama kamu, karena Avu ga bisa begini terus, tolong ya kamu ajarin avu supaya bisa kayak kamu" titah Bu Tika.

*ANJING! AVU? kok malah gue yang harus ngurusin dia? FUCK!* Batin Dejja. Ya walaupun batinnya begitu, ia hanya mengiyakan perkataan Bu Tika dengan anggukan. Sebenarnya ia sangat malas berurusan dengan Avu, tapi karena yang meminta adalah Bu Tika, ia rela melakukan apapun demi membuat guru kejam itu bangga kepada dirinya.

Perkataan Bu Tika serta jawaban dari Dejja membuat Avu sangat terkejut. Selanjutnya Avu menatap Dejja dengan mata yang diisi dengan secercah harapan, mendapat balasan tatapan sengit dari Dejja.

◇◆◇

( : Maaf lah cuy kalo awal-awal part agak cringe, inget aja ini baru awal ntar dipart berikutnya pasti seru kok! yakin dah. Makanya baca terus nih cerita sampe tamat yah! Eh sekalian jangan lupa votenya sama follow juga akun saya, sekian papay semuanya !! : )


150123.

Déjàvu : Dejja - AvuzellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang