( : hai! kembali lagi! maaf yh lama update-nya, soalnya sibuk rl shay. Ohiya btw tepat hari ini cerita aku udah 1 bulan loh. Hehe. Udh ah, happy reading! Jangan lupa vote n komen yya! : )
◇◆◇
Dihari yang cerah, dan di padang luas yang penuh dengan kehijauan. Sepasang kekasih yang tengah menikmati waktu mereka sembari bermain layang-layang. Sungguh pemandangan yang sangat romantis.
Cowok itu memegang tangan Ceweknya yang tengah memegang tali layangan.
"Tetap pegang tangan aku, ya! Supaya layangannya ga putus" ucap cewek itu.
Cowoknya hanya terkekeh kecil dan menjawab "iyaa, walaupun layangannya putus, aku bakalan tetap pegang tangan kamu kok" jawabnya.
Mendengar ucapan cowoknya, cewek itu menghentakkan kakinya tanda kesal atau tidak suka. "Iiiih! Kalo seandainya layangan ini ikatan atau takdir atau tentang kehidupan kita, kamu mau layangannya putus?"
"Ga gitu juga. Tapi walaupun begitu, tangan kita sampe akhir tetep berpegangan kan? Lagian layangan kalo putus pasti dapet ke orang kan? Kali aja orang itu bakalan meneruskan takdir/ikatan atau kehidupan kita. Ya kan?" Jawab cowok itu dengan nada yang lembut.
Mendengar jawaban si cowok, cewek itu langsung tersenyum seraya melihat wajah si cowok. "Iya juga ya"
Manis dan Romantis. Itulah kata yang tepat untuk sepasang kekasih itu.
TRING... TRING! HEY TAYO HEY TAYO DIA BIS KECIL RAMAH.
Tidak, itu bukan suara tv yang menyala. Melainkan suara alarm hp milik Dejja. Lucu, bukan? Ia memasang sound alarm itu bukan karena suka melainkan ia terganggu dengan lagu "Hey tayo". Dengan begitu ia akan lebih cepat bangun.
Setelah mendengar Alarm HP-nya berbunyi, Dejja dengan cepat mematikannya dan beranjak dari kasur lalu ke kamar mandi untuk mandi. Setelah itu bersiap pergi ke sekolah.
◇◆◇
Sesampainya disekolah, Dejja mendapati Avu yang tengah berdiri tegak di depan pagar seraya memakan ice cream rasa coklat. Melihat Avu, Dejja memutar bola matanya malas. Lalu cewek itu berjalan mendekati Dejja. Sepertinya Avu dari tadi memang menunggu Dejja.
Kini keduanya tengah berjalan bersama menuju kelasnya.
"Lo biasanya naik bis gitu ya?" Tanya Avu memulai topik pembicaraan.
"Hm. Ga diizinin naik motor atau mobil sama ortu gue. Orang gue kayak bukan anak mereka. Haha" Jawab Dejja jujur.
"Ga nanya tuh"
"Bodoh, lo kenapa nungguin gue?" Tanya Dejja balik.
"Ohiya gue yakin, yakin banget. 100 persen eh ga deng 1 miliar persen. Kita sebelumnya pernah ketemu, bahkan kita kayak orang pacaran" Ucap Avu.
Mendengar Ucapan Avu, Dejja sontak menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Avu yang tertinggal dibelakangnya. "Hah?" Dejja berlagak pura-pura tidak tahu.
"Iyaa, nih ya gue kasih tau. Setiap kali gue sama lo itu gue pingsan mulu. Dan ngeliat lo kek gue tiba-tiba dateng ingatan entah darimana. Nah diingatan itu ada Lo sama gue" jelas Avu.
"Lo---" Dejja menunjukkan jari telunjuknya ke arah Avu.
"Gue? Gue apa?" Tanya Avu penasaran.
"LO GILA?"
Avu menghela napasnya, ternyata jawaban yang keluar dari mulut Dejja bukan seperti yang ia bayangkan.
◇◆◇
Kini adalah jam istirahat. Sebagian besar murid menghabiskan waktu istirahat di kantin namun ada yang berada didalam kelas mereka. Berbeda dengan Dejja yang menghabiskan waktu istirahatnya di Rooftop sekolah mereka. Ia kini tengah duduk di tepian Rooftop tersebut.
Ketahuilah, jika Dejja berada di Rooftop itu artinya pikirannya sangat kacau. Ya sekarang ini pikiran Dejja sangat kacau, karena ia terus memikirkan apa yang terjadi pada dirinya dan Avu di masa lalu? Dan apa mimpi Dejja tadi pagi? Serta memikirkan ucapan Avu tadi pagi.
"Gila. Sepasang kekasih yang di mimpi gue tadi pagi itu siapa sih? Terus kek mukanya kayak muka gue sama Avu lagi. Sialan. Masa lalu? Anjing lah. Déjàvu Sialan" Dejja hanya berbicara sendiri bak orang gila disana.
"ARGH BANGSATTT" Dejja mengacak-acak rambutnya karena kesal tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.
Lalu pandangannya sedikit tertarik ke atas langit yang cerah. Alhasil ia memandangi langit cerah itu. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba ada layangan yang putus mendarat ke arah Dejja. Dejja spontan berdiri dan YAP! layangan itu jatuh tepat ditangannya.
Dejja memandangi layangan yang berwarna putih tersebut. Layangan itu sama persis seperti yang ia lihat di mimpinya. Seketika ucapan cowok yang dari mimpinya kembali teringat di benaknya.
"Ga gitu juga. Tapi walaupun begitu, tangan kita sampe akhir tetep berpegangan kan? Lagian layangan kalo putus pasti dapet ke orang kan? Kali aja orang itu bakalan meneruskan takdir/ikatan atau kehidupan kita. Ya kan?" Jawab cowok itu dengan nada yang lembut.
"Layangannya Jatuh ke gue?..." Ucap Dejja sambil memandangi Avu yang berada dibawah, dan tengah asyik tertawa dengan ketiga temannya.
◇◆◇
( : Gimana part ini? Agak dikit ya. Sekian segini dulu. Jangan lupa vote n komen. Happy 1 bulan buat cerita ku. Dah! See ya in next chapter : )
— 140223.
KAMU SEDANG MEMBACA
Déjàvu : Dejja - Avuzella
Teen FictionDéjà vu, dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat" adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui...