( : heyoo! kembali lagi nih. maaf ya kalo lama update nya soalnya aku bbrp hari ini ga mood hehe. maafkan lah. selamat membaca! : )
◇◆◇
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Siswa-siswi kini tengah menikmati jam istirahat di kantin sambil makan dan berbincang santai. Begitu juga dengan Avu dan Audrey. Keduanya kini sedang asyik menikmati makanan sambil menunggu dua teman mereka lainnya, yaitu Ami dan Aurel.
Yang ditunggu pun akhirnya datang dan langsung menuju ke tempat Avu dan Audrey berada. Namun, bukannya senang karena ini jam istirahat keduanya justru memasang muka sedih dicampur kecewa.
Karena tidak ingin penasaran Audrey langsung bertanya."Muka kalian kok kek sedih gitu?"
Tidak ada jawaban, sepertinya Ami dan Aurel terlalu sedih untuk menceritakannya. Sampai akhirnya, Ami mulai mengeluarkan suara.
"FISIKAAA" ucap Ami setengah-setengah yang membuat Avu dan Audrey kebingungan. "NILAI ULANGAN HARIAN FISIKA GUE KECILL HUAAA"
"Kan udah gue bilang Mi, lo ga sendirian. Gue juga kecil. Kita sama-sama remedial kok" ucap Aurel yang berusaha menenangkan Ami, sedangkan dirinya saja tidak tenang.
Audrey hanya geleng-geleng kepala melihat dua temannya ini. "Makanya belajar, untung gue ga remedial"
"aanjingggggg loo, HUAAAAA" Ami merengek menjadi-jadi, untung saja tidak ada yang menghiraukannya.
Avu yang sedari tadi hanya fokus menyantap makanannya kini bersuara. "Fisika? Wah Bu Tikaasu. Berapa soal emangnya?"
"ga banyak cuman 10 soal" jawab Audrey.
"ga banyak, your eyes. jawabannya beranak jing" tambah Aurel.
"AISH. hari ini hari apa?" tanya Avu.
"Kamis"
"Kamis... LAH ANJIR GUE ABIS INI ADA FISIKA"
"Mampus lo pu" Ami ikut bersuara, setidaknya Avu juga harus remedial merasakan apa yang ia rasakan.
"Aud, minta kisi-kisi nya dong. Pleaseee" ucap Avu memohon.
Sebenarnya Audrey sudah menduga hal ini terjadi. Makanya sebelum jauh-jauh hari setelah kelasnya sudah mengikuti ulangan harian itu, Audrey menyalin semua soal di kertas dan menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang benar. Supaya dengan mudah ia berikan kepada ketiga temannya.
Hanya saja Audrey lupa memberikannya kepada Ami dan Aurel. Tapi setelah Avu yang meminta kepadanya, ia baru ingat bahwa kertas itu ada disaku roknya. Lalu detik kemudian, ia memeriksa saku roknya dan segera mengeluarkan kertas itu lalu diberikannya kepada Avu.
"Nih lengkap beserta jawaban" Avu menerima kertas itu dengan riang, segera ditahan oleh Audrey. "100 ribu aja".
"Iya iya, nanti ajalah"
Ami dan Aurel yang melihat itu sangat marah sekaligus iri. Giliran Avu di kasih. Tapi mereka berdua??
"HEH. keterlaluan lo! kita sama sekali ga dikasih tuh kisi-kisi, anjir banget lo drey" Celetuk Ami.
"ok drey, ok. gafafah" tambah Aurel.
Ya, Audrey merasa bersalah karena ini. Tapi kan tidak sepenuhnya salah dia. "Ya salah kalian ga nanya"
Benar juga apa yang dikatakan oleh Audrey. Keduanya kembali diam, kecewa dengan nilai mereka.
Avu yang melihat itu tidak tahan dengan kedua temannya ini. Satu-satunya cara yang bisa membuat mereka kembali normal lagi adalah...MAKANAN! "heh, udah lo berdua lebay amat. Noh mending kalian pesan makanan biar gue yang traktir"
KAMU SEDANG MEMBACA
Déjàvu : Dejja - Avuzella
Teen FictionDéjà vu, dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat" adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui...