- # 08.

148 137 191
                                    

( : hayiii. Kembali lagi sama aku. Maaf ya kalo telat upnya hehe. Oke jangan lupa vote n komen yya. Happy reading! : )

◇◆◇

DING DONG... Sekarang pukul 14.00, Waktunya semua murid REKSADANA pulang ke rumah masing-masing. Silakan berkemas.

Bel khas milik sekolah REKSADANA telah berbunyi. Semua murid segera berkemas dan bergegas keluar. Begitu pun dengan Kelas Dejja, sebagian telah keluar dan sebagian juga tengah berkemas. Dejja dan Avu? Tentu saja keduanya tengah berkemas.

Ketika Avu hendak keluar. Dejja mengingatkan sesuatu kepada Avu.

"Inget, jam 4 sore. Di coffee biasa" Ucap Dejja sederhana tapi mengundang pasang sorot mata yang tengah melihat keduanya.

"Oke" jawab Avu singkat.

"Wih ada bau-bau pengen kencan niehhhh" ucap salah satu teman sekelasnya.

"Ekhemmm, date-nya kemana tuch"

"Coffee date nih ceritanya yaa"

Mulai lagi. Gosip tentang kedekatan antara Dejja dan Avu masih saja di perbincangkan. Ya walaupun setengahnya sudah tidak membicarakan nya lagi. Bagaimana reaksi keduanya? Dejja tentu saja sangat RISIH. Sedangkan Avu, cewek itu biasa saja namun ikut RISIH gegara melihat Dejja yang RISIH.

"DOA" ucap Avu.

"Doa? Iya tenang kami doain kok. Ya ges ya?" Ucap salah satu dari mereka yang disetujui oleh yang lainnya.

"bodoh. DEATH OR ALIVE?" ucap Avu dengan serius, ia memasang mata tajam miliknya seolah ingin membunuh mangsanya.

Mendengar Avu berucap seperti itu, tentu saja tidak ada lagi yang berani bicara. Semuanya lebih memilih keluar kelas dan bergegas pulang. Mereka tahu betul kalau Avu tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Kini dikelas itu masih tersisa keduanya lagi, siapa lagi kalau bukan Dejja dan Avu.

"Asu bener" umpat Avu.

Sedari tadi Dejja lebih memilih diam untuk menanggapinya. Tapi juga Risih. Jika diturut kehendak hatinya, ia ingin sekali menghajar orang-orang yang telah menggosipkan dirinya dan Avu. Hanya saja ia mempertahankan image-nya sebagai murid teladan dan murid terpintar.

Cowok itu menghela napasnya panjang. "Gue males banget ngadepin yang begituan. But at least, thanks" Ucap Dejja dengan senyum sebelum meninggalkan Avu ditempat.

Lagi dan lagi. Dejja berucap 'terima kasih atau thanks" dengan senyumnya yang manis. sialan, apa dia tidak tau kalau senyumnya itu bisa membahayakan jantung Avu?

Bagaimana reaksi Avu? Perlu dipertanyakan lagi? Tentu saja cewek itu tengah salting sekarang. Salting sampai melompat-lompat kegirangan. Untung saja tidak ada orang, kalau ada satu orang saja disekitar sana bisa-bisa dia dikira orang gila yang nyasar ke REKSADANA.

◇◆◇

( POV CHAT : )

FourA niehhhhhh🤪🤘
Audrey, Ami stress, Aurel pedean

Ami stress
Eh, puu. Ngumpul di rumah lo
yuk. mau ga @Audrey @Aurel pedean.

Audrey
Ngikut!

Aurel pedean
Skuy lah, sekalian pen ketemu
bang Zigo loplop😻

Me : Avu
Ga bisa gue. Nanti gue ada janji sama
Dejja. Biasa mau belajar bareng.

Déjàvu : Dejja - AvuzellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang