( : Hi ketemu lagi hehe. Selamat membaca! n jangan lupa votenya ya! Inget jangan jadi silent reader! : )
◇◆◇
Audrey, Ami dan Aurel kini tengah berada di kelas Avu guna menunggu sang pemilik nama datang. Selagi menunggu mereka mengobrol cantik di pojok baca yang dekat dengan bangku Avu (waktu bangku avu yang dipojok belakang) sambil sesekali menoleh ke arah Dejja yang sedang asyik dengan ponselnya.
"We, Dejja kok makin lama makin ganteng ya bund" ucap Aurel memulai percakapan.
Mendengar ucapan Aurel, Audrey langsung mencubit kecil lengan Ami. Bagaimana mulutnya bisa sebesar itu?. "Anjir mulut lo gede banget!"
"Lo muji kayak begitu apa lo lupa kan lo punya si siapa namanya tuh??" Ucap Ami dengan nada yang berpikir.
"Oh, RANZI!" jawab Audrey antusias yang diangguki setuju oleh Ami.
Aurel berdecak kesal mendengar nama cowok itu. "Apaan sih orang gaada hubungan apa-apa"
"Jangan bilang si Ranzi jadi korban ghosting lo yang ke 62?!" Ucap Ami dan Audrey Kompak.
Aurel sedikit terkejut karena ucapan mereka kompak tapi ya yang mereka katakan memang benar. "Yaaaa, gitu dehhh"
Mendengar ucapan Aurel, keduanya sontak memukul bahu belakang aurel. Audrey bahu disebelah kiri dan Ami bahu disebelah kanan.
"ARGH" ucap Aurel meringis kesakitan.
"Bodoh lo ya, bisa-bisanya lo nge-ghosting si Ranzi. Ranzi tuh termasuk salah satu most wanted loh!" Ucap Ami.
Tidak lama setelah itu, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Tidak seperti biasanya, Avu datang dengan seragam yang lumayan rapi, tapi tidak dengan raut wajahnya yang kusut. Ketiga temannya itu langsung menghampiri Avu.
"YOW! WASSAP BRUHH" Slogan khusus Ami yang selalu ia pakai kalau baru saja bertemu salah satu ketiga temannya itu lalu melakukan TOS andalan mereka.
"Hmz, btw tumben banget ya lo rapi hari ini. TAPI kok muka lo kusut? Ada apa wehh" tanya Aurel.
"Eh mending duduk dulu" ajak Audrey.
Avu langsung berjalan lalu duduk di sebelah Dejja yang berada di bangku paling depan, sedangkan ketiga temannya itu berjalan ke bangku Avu yang lama yaitu di pojok belakang.
Merasa kurang, Avu baru ingat bahwa ia belum memberitahu temannya tentang ini. Alhasil mereka bertiga mengira bangku Avu masih dibelakang. "Woy ngapain ke sana?" Teriak sedang Avu.
Reflek, ketiga orang itu langsung menoleh ke arah sumber suara lalu berjalan ke arah temannya itu.
"Lah? Bangku lo kok disini jir?" Tanya Aurel dengan keheranan yang diikuti oleh Ami dan Audrey.
"Ck. Gue pindah dan lupa ngasih tau kalian hehe. Maafkan lah" jawab Avu.
"Tapi kok disebelah Dejja banget?" Tanya Audrey.
Avu memutar bola matanya malas. Ia masih kesal dengan kejadian kemarin. Bahunya juga masih pegal sampai sekarang. Lalu ia menatap sinis ke Dejja yang sibuk dengan ponselnya.
"Yo ndak tau kok tanya saya" jawab Avu melucu yang langsung membuat ketiga temannya terkekeh kecil.
"Btw jadi kan?" Tanya Ami.
"Bolos? Ya jadilah! Jam pelajaran kedua ingett!" Jawab Aurel yang langsung diangguki oleh ketiga temannya.
◇◆◇
KAMU SEDANG MEMBACA
Déjàvu : Dejja - Avuzella
Teen FictionDéjà vu, dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat" adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui...