CHAPTER SEPULUH : SELAMAT ULANG TAHUN DEA

13 1 0
                                    

Hallo guyss

Happy reading yaaa

***

Indy sudah mengundang teman-teman dekatnya untuk ikut merayakan ulang tahun adik pertamanya di rumah. Meskipun hanya acara kecil-kecilan saja, namun Indy tidak ingin adiknya merasa kesepian di hari yang menurutnya special. Indy membawa teman-temannya pulang ke rumah, hal yang pertama Mereka lihat adalah Dea yang tengah duduk di teras dengan pakaian dress pink selutut yang membuatnya terlihat sangat cantik. Dea pasti tengah menunggu teman-temannya yang tak kunjung datang, pikir Indy.

"Hallo cantik, yuk masuk ke dalem," ujar Genta sok kenal dengan adik Indy.

"Iya nih, mau makan kue buatan Bunda," ucap Fahri yang langsung nyelonong masuk ke dalam.

Kemudian Mereka masuk jalan beriringan ke dalam ruamh Indy. Tujuan mereka adalah halaman rumah belakang, di sana sudah ada Bunda Anita, Tia dan Mbak Ipeh yang biasa Bunda titipin Tia, saat riweh dengan urusan pekerjaan.

"Luas banget, ndy. Bisa buat futsalan nih," ucap Arsya asal ceplos yang membuat gelak tawa orang yang ada di sekitarnya.

"Ayo mulai," ujar Zia dengan antusias.

"Kakak-kakak kan harusnyaa pake topi," ucap Dea sembari memegang beberapa tumpukan topi pesta ulang tahun, kemudian membagikannya satu per satu.

"Ayo udah siap nih, ayo nyanyiii," ujar Sisil bersemangat.

"Ayo satu, dua, tiga," ucap Zaki.

Kemudian Mereka mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan penuh kegembiraan. Dea terlihat sedih saat memasuki fase potong kue. Indy yang peka dengan yang dirasakan adiknya segera mendekati Dea dan membisikan sesuatu yang berhasil membuat Dea senyum lagi. Hal tersebut sukses mendapatkan jempol dari Bundanya. Karel sedari tadi hanya memperhatikan saja, Vioni dan Sisil sudah sibuk mencubiti Tia, adik Indy yang kedua. Genta dan Zaki sudah sibuk membuat tiktok. Akbar yang disamping Karel hanya ikut diam dan bernyanyi saja.

Kue pertama Dea berikan untuk Bundanya tercinta, lalu untuk Indy, kemudian untuk Mbak Ipeh. Dea teringat dengan Ayahnya, namun dia ingat kata kakaknya ayah pasti senang melihat Dea sekarang.

"Ini kue buat Abang, tapi Abang gak bisa dateng." Ujar Dea kemudian berjalan mendekati seorang lelaki yang tengah hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Ini buat Kakak aja kuenya," ucap Dea sambil menyodorkan kue untuk Karel. Karel tersenyum dan mengatakan terimakasih kepada Dea.

"Jangan ngelamun terus, bro." Akbar menepuk pundak Karel.

Setelah acara potong kue dan makan kue bersama, Mereka duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi dan makan cemilan yang sudah disediakan Bunda Anita. Indy tengah ganti baju di kamarnya, Karel izin untuk ke kamar mandi. Saat Karel keluar dari kamar mandi, dia melihat Dea duduk seorang diri di taman belakang rumah sembari mengayunkan kakinya. Kemudian, Karel menghampirinya.

"Haii, kok Dea di sini?" ucap Karel duduk di sebelah Dea yang membuat Dea sedikit terkejut.

"Nggak apa-apa kak, makasih ya Kak Karel sama temen-temen udah mau dateng ke sini. Dea seneng masih ada yang peduli selain Kak Indy, Adek sama Bunda." Ujar Dea dengan kepala tertunduk.

"Dea kangen sama Ayah, ya?" tebak Karel yang membuat Dea mendongakkan kepalanya menatap Karel.

"Kakak mau loh dipeluk Dea, kalo Dea mau anggep Kakak sendiri juga boleh,"

Dea segera memeluk Karel erat-erat yang segera dibalas oleh Karel. Karel mengelus rambut Dea yang tergerai indah. Dea pasti sedih, karena tidak ada Ayahnya, tidak adapula teman-temannya yang datang. Dea beruntung memiliki sosok Indy yang memahaminya.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang