7. "Temen"

5.2K 461 68
                                    

Setelah tiga hari berlalu pasca kejadian malam itu, baik Kaveh atau Alhaitham, mereka masih saling diam. Hanya mengobrol jika ada hal penting selebihnya hanya terdiam. Kaveh masih memikirkan tentang perasaan terlarangnya terhadap Alhaitham, sedangkan Alhaitham juga memikirkan apakah yang dilakukannya adalah hal yang benar?.

Mereka berdua masih larut pada pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Cyno dan Tighnari pulang dari acaranya di luar kota. Tighnari bahkan datang memberikan oleh-oleh pada kedua temannya itu. Tapi pemandangan canggung cukup terasa di kamar mereka.

"Kalian lagi berantem?" tanya Tighnari dengan wajah yang cukup polos.

"Hahaha.. gak kok, cuma ada sedikit haha hihi aja" jawab Kaveh mengalihkan obrolan Tighnari soal keadaan canggungnya dengan Alhaitham.

"Oh-mau ngobrol di warkop bentar?"

Kaveh mengangguk, setelah menaruh oleh-oleh dari Tighnari di atas meja belajar, ia berpamitan dengan Alhaitham yang masih sibuk dengan bukunya "Gue keluar bentar sama Tighnari"

"Iya"

Begitu mendengar jawaban Alhaitham, Kaveh segera pergi menyeret tangan Tighnari ke warkop langganan mereka. Tighnari hanya mengikuti Kaveh saja. Setelah di tempat yang dirasa cukup, Kaveh segera memberitahu semuanya yang terjadi pada Tighnari.

"Lo... Ciuman sama Haitham?" ulang Tighnari kesekian kalinya dengan muka yang perlahan memerah padam.

"Iya-bisa gak, cukup sekali aja ngulangnya? Lo udah ngulangin tanya itu tiga kali Ri" jelas Kaveh yang cukup merasa malu menjawab pertanyaan Tighnari.

Tighnari masih bingung tapi berusaha terlihat biasa saja, mengingat keadaan antara Kaveh dan Alhaitham yang sedikit berantakan usai kejadian itu. Ia menatap Kaveh yang mukanya sudah semerah tomat itu lalu memberinya sedikit nasihat walau ia juga bingung dengan keadaannya.

"Oke sekarang tenang dulu, lo anggep Haitham apa? Gue yakin bukan cuma temen biasa 'kan?"

"....iya, dia yang nolong gue, Ri"

"Ah kejadian malam itu ya? Kalo lo gsk ketemu Cyno, gak mungkin lo sama Haitham sekarang"

"Hahah.. kalo diinget lagi, konyol juga ya? Tapi gue merasa perasaan gue ke Haitham gak pantes banget"

"Karena lo suka ke sesama 'kan?" tebak Tighnari yang dijawab anggukan oleh Kaveh.

"Bagi gue, Haitham itu orang yang berharga buat gue. Jadi gue gak mau kehilangan dia, kalo aja Haitham tau perasaan gue, hubungan gue dan dia bakal hancur, Ri"

Mendengar ungkapan Kaveh, Tighnari hanya menelan ludahnya. Apa yang dirasakan, dipikirkan, bahkan direnungkan Kaveh, sama persis dengan apa yang dirasakannya terhadap teman sekamarnya sekarang, Cyno.

"Tapi lo yakin gak biarin Haitham tau?"

Kaveh mengangguk "Mending gini sih, toh gue bisa makan gratis, numpang tidur, nugas, berak, dan semuanya sampe kasbon semua ditanggung Haitham"

"Jadi lo cuma numpang hidup doang?"

"Iyalah, toh gajinya Haitham hampir setara gaji Sage. Jadi siapa yang habisin duitnya kalo bukan gue?"

"Bener-bener gak tau diri"

"Haitham gak mungkin habisin duitnya sendiri. Tanya dia sendiri aja kalo lo gak percaya, by the way, ayo minum. Gue lega abis cerita"

"Kasbon nama Haitham lagi?" tebak Tighnari sembari menyanggah dagunya di meja dengan tangannya. Ia tersenyum menatap senyuman Kaveh, pikirnya setidaknya ia berhasil membuat keadaan tetangganya itu sudah membaik.

My Roommate - BL (Alhaitham x Kaveh) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang