Epilog (2)

5K 349 104
                                    

Sudah 3 bulan berlalu sejak mereka menjalani hubungan LDR, Alhaitham masih saja merasa kesal dengan keadaan hubungannya tersebut, bahkan saat rapat bersama petinggi Akademiya pun ia tidak berhenti memikirkan mantan kakak tingkatnya.

Pak Azar juga merasa pekerjaan Alhaitham belakangan ini menurun. Biasanya semua yang dikerjakan oleh Alhaitham selalu berhasil dengan sempurna. Sampai ia memanggil Alhaitham ke ruangannya untuk sekedar menanyakan apa yang mengganggu pikiran Alhaitham.

"Tidak ada, Pak"

"Alhaitham, hasil pekerjaanmu semerawut gini dan kamu masih bilang tidak memikirkan apa pun. Coba jawab pertanyaan saya dengan jujur. Apa yang mengganggu pikirkanmu?"

"Itu bukan urusan Bapak"

"Alhaitham... Saya kenal baik dengan mendiang orang tuamu, jadi saya juga sudah mengenalmu sejak kecil. Ini bukan kamu yang biasanya, kenapa kamu sangat gelisah?"

Alhaitham hanya diam sampai Pak Azar menyuruhnya berlibur selama 3 hari agar pikirannya sedikit jernih. Selain tugas akhir yang membuatnya pusing, Kaveh juga tidak memberinya kabar. Bahkan terakhir karena mereka saling berhubungan pun sebulan yang lalu melalui chat.

Itu adalah hal yang cukup membuatnya merasa khawatir dan juga gelisah. Tanpa menghubungi Kaveh terlebih dahulu, Alhaitham langsung saja ke tempat dimana Kaveh bekerja, Caravan Ribat.

Sesampainya di sana, ia pergi ke sebuah rumah dan mengetuk pintunya. Tidak perlu menunggu lama, pintu terbuka dan seseorang berambut pirang menyambutnya dengan rambut acak-acakan dan muka yang sangat merah dan pucat. Suhu di sekitar pria itu juga terasa panas. Alhaitham terdiam sesaat menatap seseorang di depannya itu.

"Kaveh, lu demam?"

Pria tadi adalah Kaveh, ia mengangguk lalu bersandar di ambang pintu "Haitham? Lu ke sini?"

"Jawab gue" 

"Iya, gue sakit. Sorry gue gak sempet ngabarin lu. Tapi lu kok bisa ke sini? Lu gak kerja? Lu bisa ijin?"

Di tengah seribu pertanyaan Kaveh, Alhaitham langsung memeluknya. Kaveh terdiam, tubuhnya terasa sangat lemas bahkan untuk berdiri saja susah.

"Harusnya lu kabarin gue, udah seminggu lebih lu gak kasih gue kabar"

"Hehe gue gak mau lu khawatir. Uhuk"

"Bacot"

Alhaitham segera masuk ke dalam rumah kontrakan Kaveh tersebut. Ia melihat rumah itu sangat berantakan, tidak seperti rumah pada umumnya. Ada bekas mi instan, bungkus minuman jenis beer, kopi, bekas coretan Kaveh, sampai baju-baju yang berserakan.

"Udah berapa lama lu sakit?"

"Gue sakit udah seminggu, bentar lagi juga sembuh"

"Udah minum obat? Makan teratur gak? Gue liat banyak bungkus mi sama beer"

Kaveh terdiam sesaat lalu mengangguk "Itu camilan pas tengah malem, pas siang gue makan makanan dari proyek"

"Pagi?"

"Iya... makan, makan seadanya gitu haha"

Alhaitham hanya mendengus lalu membantu Kaveh duduk di sofa, ia juga meletakkan tas dan melepas jaketnya di sana "Diem di sini, gue bersihin rumah lu"

"Oh? Jangan, lu kan abis perjalanan jauh, biar gue aja"

"Gak apa, lu lagi sakit"

Selama beberapa jam, Alhaitham membersihkan rumah kontrakan Kaveh itu, mulai dari membuang sampah, mencuci baju,  memasak sampai membenarkan beberapa perabotak Kaveh yang rusak. Sedangkan Kaveh sudah tertidur di sofa sedari tadi.

My Roommate - BL (Alhaitham x Kaveh) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang