Maaf (08)

3 2 0
                                    

Tolong kerjasamanya untuk tidak memplagiat cerita yang author tulis!!!!

Cerita ini tidak dari sebuah jiplakan cerita lain, ini semua hasil karangan author sendiri mohon bantu koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan.

Terima kasih ❤️

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••

Selama ini hubungan yang Juan jalani dengan Kala hanya sebatas sahabat tidak lebih walaupun terkadang keduanya terlihat romantis namun kenyataannya tidak ada hubungan yang jelas untuk keduanya. Juan sendiri terlalu takut jika dia mengungkapkan perasaannya kepada Kala, ia takut jawaban Kala tak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Untuk Kala sendiri dia juga masih bimbang untuk perasaannya.

Cinta lamanya masih sedikit ada tapi tidak sebesar dulu, kenangan lama juga masih begitu membekas masa-masa indah masih terekam baik di memorinya apalagi saat berpapasan dengan orang itu, rasa rindu masih ada untuknya. Begitu juga perasaannya kepada Juan dirinya merasa nyaman dan tenang saat dengan sahabatnya ini, terkadang Kala juga merasa mencintai Juan namun perasaan itu masih abu-abu untuknya.

Biarlah waktu dan takdir yang menentukannya, semuanya akan jelas suatu saat nanti.

Anak bungsunya Yunanda tau, dia tidak boleh menaruh dua hati dalam satu jiwa itu hanya membuatnya terlihat egois, tapi isi hatinya masih begitu kelabu untuk dua hati itu.

"Kal!"

"Hah!" Kala menatap Gita dengan linglung

"Cepet habisin makanan lo gue mau ke ruang guru, dipanggil soalnya." Ucap Gita mengintruksi Kala.

"O-ouh lo berdua pergi aja, gue males ikut." Kala menjawab sedikit ter gagap, pikirannya belum sepenuhnya kembali.

"Kamu kenapa Kal? Sakit? Kalo sakit ayo sekalian ke uks." Walaupun Vasya itu lemot tapi dia sangat setia kawan.

"Enggak, lo tenang aja gue gak sakit kok udah sana temenin Gita aja gue mau ke kelas aja kalo udah siap makan." Sedikit aneh untuk Gita melihat nada bicara Kala kepada Vasya.

"Ya udah kita duluan." Gita bangkit dan pergi dengan Vasya.

"Huh."

Kala menatap makanannya tak tertarik, hilang sudah nafsu makannya.

"Kenapa gak di makan mie ayamnya?" Khasa menarik kursi di depan Kala.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang