✎ 27. Trauma

953 154 45
                                    

Di sore hari, dua orang laki-laki remaja kini tengah duduk disebuah kafe sambil membicarakan sesuatu yang sangat penting

"Takeomi brengsek itu kemarin malah menemui jalang sialan itu." Ucap Haruchiyo sambil memijit pelipisnya, kini dia sangat tersulut emosi

"Ya, bahkan Hanma jadi susah dihubungi." Sambung Kisaki

"Argh! Aku sangat ingin membunuhnya!"

"Hentikan itu! Dia pion penting untuk rencana ku, kalau kau mau membunuhnya saat dia sudah tidak berguna saja." Jelas Kisaki dengan nada tenang "Bukannya kau ingin Bonten semakin membesar dan menguasai negara ini?"

Haruchiyo berdecak kesal "Cepat jalankan rencanamu itu brengsek! Aku sudah tidak tahan ingin membunuhnya!"

"Tenang dulu, pertama aku ingin kau mengikuti Hanma dan mencari tau tentang kemampuan (Name)." Kisaki meneguk kopi americano miliknya setelah itu menatap datar Haruchiyo "Apa dia menghipnotis atau menyogok Hanma, terserah mu mau memakai cara apa asal jangan membunuhnya."

Haruchiyo menatap tak suka kearah jalanan "Ada yang aneh dengan jalang itu."

Kisaki mengangguk setuju "ingat! Satu Minggu lagi kita akan melancarkan rencana kita, kalau (Name) tidak bergabung dengan kita kau culik dan seret dia."

Haruchiyo menyeringai senang "Kau tau? Aku akan sangat senang jika menyiksanya terlebih dahulu."

"Yaa terserah kau saja, asal kau tidak membunuhnya."

⋆⛧*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥┈┈┈┈*⛧⋆

Keesokan harinya

Pagi hari yang cerah, matahari terbit dari selatan, angin tornado berhembus kencang menerpa segala yang ada disana

Kini (Name) sedang berada di roof top sekolah bersama Yuki saat jam istirahat

"Beneran? Sumpah?!" Tanya (Name)

"Sumpah! Aku liat pake mata kaki gue sendiri ada yang miriiiiiiiiiip banget dengan mu pas aku lagi belanja di konbini." Jelas Yuki sambil memakan tamagoyaki miliknya "Nama di name tag sekolahnya Ichizatsu (Y/N)."

"Buset dah! Nama juga sama? Hah? Ichizatsu? Kelompok Ichizatsu kah? Yakuza?"

"Ntahlah, btw keknya dia udah ga perawan lagi deh." Jelas Yuki sambil menatap langit hitam

"Hah? Tau dari mana sampeyan?" Tanya (Name) speechless

"Soalnya dia beli permen di konbini, mana pas belinya kek mau beli rokok lagi santai banget." Yuki mengarahkan sumpitnya kearah (Name) "keknya udah biasa deh."

"Permen? Ohh kond--"

"BWAAA!!!"

"AAAAAAAAAAAA!!!"

(Name) dan Yuki langsung teriak kaget dan memukul wajah orang yang mengagetkannya

"HANMA ANJ*ENG! JANGAN NGAGETIN LAH BA*BI!"

"Hayoloh ketahuan ngomong mesum, mau nyoba ya?"

"Heh mulut!" Bentak (Name) dan Yuki

Hanma duduk di samping (Name) dan merangkulnya, (Name) yang di rangkul merasa tak nyaman dan merinding dia pun mencubit ginjal Hanma sekuat tenaga

Be Mine (Bonten X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang