38 DO NOT GO AGAIN!

4.9K 364 100
                                    

📌Hai Dokter Cantik sudah tamat dalam versi pdf ya guys, bisa di beli satuan, atau full chapter buat yg ingin baca puas.


----



Di sebuah kamar rumah sakit, Gladis duduk di samping seseorang yang kini belum sadarkan diri di atas brankar. Hingga seseorang masuk membuat nya menoleh.

"Nih, makan dulu." Davin menyerahkan sebuah kotak berisikan makanan. Namun nyatanya Gladis hanya acuh bahkan tak menanggapi ucapan Davin barusan.

Davin mendengus, ia sudah bisa menebak mengapa wanita yang berada di depan nya ini mengacuhkan nya. "Gue minta maaf karena udah ngasih tau keberadaan lo sama kakak gue." Sesalnya. "Tapi, lo bisa lihat kan gimana kondisi kakak gue sekarang." Lanjut nya.

Gladis menatap lekat wajah tampan Zico yang terlihat pucat, pria itu demam, badan nya pun terlihat lebih kurus dengan kantung mata yang terlihat menghitam. Ya, Zico demam tinggi dan kekurangan cairan tubuh.  Dapat Gladis lihat juga jika wajah pria itu terdapat lebam dan sebuah luka goresan. Sebenarnya apa yang sudah terjadi, ditambah lagi Davin memberitahu nya jika tulang rusuk kakak nya retak.

Gladis menjadi iba, apa seberpengaruh itu dia untuk Zico?

Ceklek.

Pintu kembali terbuka menampilkan Putra di sana. "Tuan Zico harus di operasi."

Gladis menoleh. "Sejak kapan tulangnya retak?"

"Beberapa hari lalu dok." Jawab Putra.

"Kenapa nggak langsung di operasi? Dan malah pergi ke luar negeri," nada bicara Gladis terdengar kesal. Tanpa ia sadari Davin tersenyum melihat nya.

Masih sama-sama sayang, tapi kenapa susah bener di satuain. Batin Davin, dadanya sedikit terasa nyeri. Ah, apa dia cemburu? Davin menggeleng kecil. Bukan saatnya memikirkan egonya.

"Tuan Zico tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya Dok, dan beliau juga sibuk mencari anda."

Lagi-lagi Gladis merasa bersalah. "Kapan operasi nya?"

"Dokter menunggu tuan Zico sadar terlebih dahulu."

Gladis hanya mengangguk sebagai jawaban, ia pun seorang dokter. Jadi ia paham bagaimana kondisi Zico sekarang.

"Ah, bagaimana dengan Niel?" Tiba-tiba Gladis mengingat anak itu. Ah ralat, bukan tiba-tiba. Namun setiap saat ia mengingat Niel. Apa lagi anak itu yang sangat ketergantungan dengan nya.

"Niel udah dua kali masuk rumah sakit sebulan ini." Bukan Putra yang menjawab, namun Davin. "Dia demam, dan kedua nggak mau makan apa-apa."

"A-apa?"

"Dia nyariin lo mulu." Lanjut Davin.

Dada Gladis terasa sesak, apakah ia terlalu egois. Tapi, ia juga butuh kewarasan untuk dirinya sendiri bukan.

"Kak Zico juga abai sama Niel, bahkan nggak pernah pulang ke rumah belakang ini. Dan lo tau, semua gara-gara lo.!!" Lanjut Davin sarkas.

Gladis serasa di hantam batu yang besar, wanita itu menunduk karena semakin merasa bersalah. Seketika juga membuat Davin menyadari apa yang baru saja ia ucapkan sedikit keterlaluan. Mengapa ia harus menyalahkan Gladis, padahal ia sudah tau seperti apa cerita nya. "Gue nggak maksud nyalahin lo."

Gladis hanya menampilkan senyum tipis, dan kembali menatap Zico. Kenapa kamu nggak bangun-bangun, capek banget ya? Maafin aku. Gladis menggenggam tangan Zico. Davin dan Putra yang melihat itu pun berinisiatif untuk keluar dari ruangan. Menyisahkan Gladis dan Zico hanya berdua.

HAI DOKTER CANTIK.!!! 21+ [END🔞] ZICO & GLADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang